JATOH

112 5 0
                                    

Haii haii, nih nih biar gak kesel-kesel banget gara-gara gak up 3 hari kemaren hehe.

Happy reading...

08. JATOH

-K/Q-

Brakk!!

Kaki jenjang milik Kenzo tepat menendang pintu kamar miliknya, memasuki kamar dengan terburu-buru.

Ketiga temannya itu terkejut, Varo menatap bingung pada Kenzo, "kenapa, Ken?" Tanyanya.

Kenzo tidak menjawab, ia meraih hoodie hitam dan kunci motornya, "cabut" celetuknya laku berjalan keluar kamar.

Gemma bingung, masih dengan ponsel di tangannya yang sedang aktif dengan game online, "dia kenapa?" Tanyanya.

"Ikutin" celetuk Reza.

Cowo itu meraih almamaternya yang ia campak di atas ranjang Kenzo tadi, memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

Setelah merasa tidak ada yang tertinggal, Reza nyelonong keluar kamar tak memperdulikan keduanya temannya itu.

Varo membolakkan matanya, menarik tangan Gemma. Merasa tangannya di tarik, Gemma tersentak menarik almamaternya lalu mengikuti kemana Varo menariknya.

Ya, dia pasrah.

-K/Q-

Hari mulai gelap, jalan ibukota terlihat ramai pengendara. Kenzo benar-benar kehilangan kendali mengemudinya, dengan mudah ia menyalib kendaraan-kendaraan besar di depannya.

Varo menatap kearah Reza, cowo itu mengangguk yang kemudian melajukan motornya. Varo beralih menatap Gemma, cowo itu pun sama melakukan apa yang Reza lakukan.

Melihat kedua temannya itu, Varo menghembuskan nafasnya perlahan mengikuti kecepatan kendaraan teman-temannya.

Tatapan Kenzo kosong, kecepatan motornya terus bertambah membuat ketiga temannya itu sulit mengimbangi.

"Kenzo!"

Kenzo tersentak, ia melihat kesana-kemari mencari sumber suara itu. Suara itu, benar-benar mirip seperti suara dia. Dia, dia yang ada di masa lalu Kenzo.

Tanpa sepengetahuannya, dari arah kiri ada sebuah truk besar yang melaju. Kenzo kaget, ia mencoba meng-rem motornya tapi tidak sempat.

Dari belakang, ketiga cowo itu kaget terutama Varo, "KENZO REM!!!" Pekiknya.

"GAK BISA ALVARO!! GUA REM GUA RUSAK!!!!"

"TOLOL!!" Maki mereka bertiga.

Kenzo menghembuskan nafasnya perlahan, "bunda, kalo misalnya Kenzo mati... Bunda jangan mau di suruh-suruh sama dia, oke?" Gumamnya.

Setelah bergumam, Kenzo berdiri dari duduknya lalu melompat dari motor sportnya itu tak memperdulikan berapa uang yang ia habiskan untuk membeli motor itu.

Ketiga cowo itu kaget, memberhentikan motor mereka di sebelah Kenzo. Varo membuka helmnya kasar, melemparnya begitu saja.

"Ken! Kenzo bangun, woi!!"

Varo menepuk-nepuk pipi Kenzo panik, berharap temannya itu tidak kenapa-napa, "Ken, gak lucu sumpah!" Celetuknya.

"KENZO!!!"

"Varo, jangan panik" ucap Reza menenangkan Varo.

Seolah tidak mendengarkan Reza, cowo itu tetap menggoyang-goyangkan tubuh Kenzo, "Ken! Bangun, Kenzo!! Bercanda lo gak lucu!!!" Sarkasnya.

"Varo!"

"Ken, bangun!! KENZO!!!"

"ALVARO!!"

Fyi : Alvaro penderita panic attack.

Reza menarik kerah baju Varo, membogem rahang bawah temannya itu, "lo tenang! Jangan bikin suasana makin kacau!" Ucapnya terengah-engah.

Tangannya gemetar, tubuh Reza gemetar melihat tubuh Kenzo. Bajunya kotor, matanya tertutup, kepalanya berdarah, dan kepalanya berdarah! Itu tidak mungkin.

"T-telpon ambulans, Gem!" Suruh Reza.

Cowo itu mengangguk, Reza mendekati tubuh Kenzo. Ia membuka almamaternya, dengan keberanian yang ada di dirinya ia merobek bagian lengan almamaternya melilitkannya pada luka di kepala Kenzo.

"Rienza! Itu almamater sekolah" celetuk Gemma kaget.

Reza mengangguk, ia berbalik menunjukkan kedua tangannya pada Gemma, "darah, Gem..." Celetuknya pelan.

Fyi : Reza penderita hemophobia.

Gemma menghembuskan nafasnya perlahan, teman-temannya sedang kacau sekarang. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia benar-benar bingung.

Ini masalah, benar-benar masalah! Apa yang harus mereka lakukan? Gemma menatap sekeliling, jalanan benar-benar sepi.

"P-pergi ke rumah gua, bawa salah satu mobil ke sini" suruh Reza melempar kunci rumahnya pada Gemma.

"Lo gila, Za? Mana bisa gitu! Bokap lo pasti nanya" celetuk Varo.

Reza mengusap wajahnya kasar, "ambulans nya mana sii?!!" Tanyanya.

"Gak ada sinyal, anjing! Ini aja area hutan" sarkas Gemma.

Oke, sekarang ia benar-benar bingung.

Drett... Drett..

Ketiganya terkejut, Varo berdiri dari duduknya sentak menatap kearah Gemma, "siapa, Gem?!!" Tanyanya.

Gemma mendorong wajah temannya itu, "Aksa" jawabnya.

Ia mengangkat telpon itu, menekan tombol speaker, "halo?" Celeluknya.

"WOI ANJING LO DIMANA BANGSAT?!! TANTE KENZIE NANGIS-NANGIS ANAKNYA GAK DI RUMAH!!"

Itu suara Aska, "brisik anjing, Ska!" Maki Aksa.

"Bacot! TANTE KENZIE BILANG DIA NGEBAYANGIN KENZO JATOH DARI MOTOR!!"

"Brisik, anjing! Lo gak usah bikin telinga gua tuli!" Maki Aksa.

"Lo dimana, Gem? Kenzo sama lo, gak?" Tanyanya.

"KENZO JATOH DARI MOTOR!!" Sarkas Varo.

Bughh!

Reza cukup kesal dengan keadaan Varo sekarang, biarlah temannya itu beristirahat sebentar.

"TUH KAN, KSA! KENZO BENERAN JATOH! KASI TAU TANTE KENZIE CEPETAN!!!"

"HEH BANGSAT JANGAN SAMPE MULUT LO GUA SUMPEL YE?!!"

"Kalian dimana? Gua ke sana sekarang" tanya Aksa.

"Arah ke basecamp timur" jawab Gemma.

"Otw"

-K/Q-

Segini dulu yah, jangan lupa vote and komen

Byee

KENZO OR QYANZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang