RUMAH SAKIT

121 4 0
                                    

Haii, haii, di chapter ini banyak kata-kata kasar. Bijak dalam membaca, yah!!

Happy reading..

09. RUMAH SAKIT

-K/Q-

Titt!!

Aska keluar dari mobilnya, berlari kearah teman-temannya, "kok bisa jatoh?" Tanyanya.

Kedua cowo itu menoleh, Gemma mengusap dadanya mengucap istighfar melihat temannya itu.

"Kenapa?" Tanya Aska bingung.

Bugh!

"Arghh!"

Reza melempar sepatu miliknya tepat ke kepala Aska, "lo udah tau temen lo sekarat, NGAPA MOBIL YANG LO BAWA SPORT?!!" Sarkasnya.

"Lah? Emang gak bisa? Ferrari cuy, mahal ni" ucap Aska menunjuk mobil Ferrari berwarna hitam miliknya.

Dari arah belakang, sebuah mobil Tesla berwarna putih datang dengan sorot lampu yang menyilaukan mata.

Seorang cowo keluar dari mobil berharga miliaran rupiah itu, berlari ketempat teman-temannya itu, "langsung bawa masuk, Za!" Celetuknya.

Reza mengangguk, ia menoleh kearah Gemma, "Gem, lo pake motor ato ikut gua sama Aksa?" Tanyanya.

"Gua paket motor aja, biar Varo ikut Aska. Tar motor kalian gua suruh bodyguard keluarga gua bawa ke RS" jawabnya.

"Ya udah, bantu gua angkat Kenzo" celetuk Reza.

Cowo itu mengangguk, ia membantu Reza mengangkat tubuh Kenzo menuntutnya kearah mobil Tesla Model Y berwarna putih milik Aksa.

-K/Q-

Dari belakang, Gemma mengikuti dua mobil teman-temannya itu. Nafasnya naik turun, ia takut terjadi apa-apa pada temannya.

Drett.. drett..

Gemma menekan tombol pada helm full face nya, itu tersambung pada bluetooth ponsel miliknya.

Widii, helm mahal - Zha.

"Halo?" Celetuk Gemma.

"Nah, akhirnya bisa! Gemma, Gemma tau Kenzo dimana? Kok dia belum pulang-pulang ya? Di apartemennya juga gak ada"

Damn!

Itu suara Kenzie, Gemma menggigit bibir bawahnya bingung. Apa yang harus ia katakan? Tidak mungkin ia berbohong, kan?.

"Maaf sebelumnya, tante..."

"Maaf kenapa, Gemma?" Tanya Kenzie dari sebrang telpon.

Gemma menggeleng, ia tidak boleh mengatakan nya sekarang! Ia akan membuat Kenzie khawatir.

"Ohh, ini Kenzo ada sama Gemma! Lagi sama yang lain juga, tante" celetuknya.

"Ya Tuhan... Maaf karena udah bohong sama tante Kenzie, Gemma gak mau tante Kenzie khawatir" batinnya.

"Syukurlah, bilang Kenzo jangan kemana-mana yah. Tante minta maaf udah ngerepotin, yah.."

"Gak papa, tante. Kenzo juga kan temen kita berlima, jadi kita gak ngerasa di repotin kok.." balas Gemma.

"Ya udah, kalo gitu makasih yah"

"Iya, tante! Sama-sama, santai aja Kenzo nya juga gak ngapa-ngapain" jawabnya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Iya-iya, sekali lagi makasih yah... Tante matiin telponnya"

"Iya, tante"

Sambungan telpon terputus, Gemma menghembuskan nafasnya perlahan, "puji Tuhan, untung tante Kenzie percaya" celetuknya.

Melihat mobil teman-temannya yang semakin cepat, ia ikut menaikkan kecepatannya mensejahterakan motor sportnya dengan mobil milik Aksa.

Gemma mengetuk kaca mobil temannya itu, kacanya terbuka menampilkan sosok Aksa di dalamnya, "tante Kenzie telpon gua tadi" ucapnya.

Aksa menoleh, menaikkan sebelah alisnya kearah Gemma, "tante Kenzie ngomong apa?" Tanyanya.

"Tanya Kenzo dimana. Tapi gua gak bilang Kenzo jatoh, Ksa! Gimana ni?" Tanyanya bingung.

Cowo itu menggelengkan kepalanya tanda tak apa, "ga papa, nanti biar kita jelasin ke tante Kenzie pas suasananya udah mendingan" jawabnya menenangkan hati temannya itu.

"Bawa lebih cepat, Ksa! Detak Jantung Kenzo melemah!"

Itu suara Reza, Gemma menatap panik kearah temannya itu, "Aksa gimana ni?!! KENZO GIMANA?!!" Tanyanya panik.

Aksa menoleh kebelakang, beralih menatap Gemma, "tenang! Kalian jangan panik, bentar lagi sampe rumah sakit" ucapnya memenangkan teman-temannya itu.

Keduanya mengangguk, Aksa menambah kecepatan mobilnya di susul oleh Gemma yang diikuti mobil Aska di belakang.

-K/Q-

Mobil milik Aksa tepat berhenti di depan Unit Gawat Darurat, Aksa melepas seat belt nya menoleh ke belakang, "gua panggil perawatnya dulu" celetuknya.

Aksa keluar dari mobil, sebelum ia melangkah suara kembarannya tepat terdengar jelas di telinganya.

"Cepat, sus! Temen saya sekarat! Udah mau mati kayanya"

Aska datang dengan dua orang perawat dan satu buah tempat tidur bersamanya, "tu, sus! Temen saya di dalem!" Serunya.

"Hee, mobilnya Tesla!" Celetuk suster cantik di sebelah kanan.

"Hush! Mata kamu itu" tegur temannya.

Aksa menggeleng-gelengkan kepalanya, "tolong di bawa temen saya, sus. Secepatnya." Tekannya.

Kedua suster itu mengangguk, Reza keluar dari mobil dengan Kenzo dalam rangkulan nya.

"Tuan muda?!!" Seru suster itu kaget.

"Suara kamu!" Tegur temannya itu lagi.

Mendengar itu, Aksa dan Aska melempar pandang, "Ksa, ini rumah sakit kan?" Tanya Aska.

Aksa mengangguk pelan, menatap dalam kembarannya itu "ini... Beneran rumah sakit, Ska" jawabnya pelan.

Reza mengacak rambutnya gusar, "BEGO BANGET SI KONTOL!" Makinya.

"INI RUMAH SAKIT KELUARGA TANTE KENZIE, ANJING!!"

"Bener... Pantes susternya manggil Kenzo tuan muda" celetuk Aksa melirik suster tadi.

"Jadi gimana, Ksa?" Tanya Aska pelan.

Aksa menggeleng, menoleh kearah Reza, "jadi gimana, Za?" Tanyanya.

"BAWA MASUK, AKSA, ASKA! KALIAN NGAPA LIATIN GUA KAYA GITU?!!"

Reza sudah cukup lelah dengan teman-temannya, ia menuntut tubuh Kenzo keatas tempat tidur melirik kedua suster itu.

"Bawa temen saya masuk, pastikan dia selamat kalau kalian mau selamat" ucapnya tegas.

Kedua suster itu mengangguk, yang langsung membawa masuk tempat tidur milik Kenzo kedalam.

Begitulah seorang Rienza Putra Wijaya, siapa yang tidak kenal dengan nama dan marga itu? Marga yang di kenal dengan organisasi mafia yang cukup mengerikan.

Yang sayangnya, harus dipertemukan dengan teman-teman seperti teman-temannya.

-K/Q-

Segini dulu, yahh.. jangan lupa vote and komen!!

Byee 💐💐

KENZO OR QYANZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang