ROOFTOP

62 2 0
                                    

Hai haii, maaf banget nih baru up hehe

Udah pada terima raport kah? Gimana nilainya? Jangan nangis, yah! AHAHAHA

Udah pada terima raport kah? Gimana nilainya? Jangan nangis, yah! AHAHAHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16. ROOFTOP

-K/Q-

Angin berhembus, menerpa wajah kelima cowo itu. Entah mengapa mood salah satu dari mereka sangat buruk pagi ini, ia sangat kesal sekarang.

Reza menarik nafasnya dalam, memejamkan matanya setia menerima terpaan angin di wajah tampannya itu.

"Rez, lo yakin?" Tanya Varo.

Cowo itu membuka matanya, menghembuskan nafasnya perlahan, "lo pikir siapa lagi dalangnya?" Ucapnya bertanya balik.

Varo terdiam, menggigit bibir bawahnya pelan, "bukan gitu" celetuknya.

Reza menoleh, menaikkan sebelah alisnya kearah Varo, "lo ketos, gak usah maksain diri buat ngikutin gua" ucapnya.

"Balik kelas" suruhnya pada Varo.

Cowo itu menggeleng, menatap dalam kearah temennya itu, "status sosial bukan jadi alasan gua buat gak ikut sama kalian!" Tegasnya.

Reza terkekeh, melempar sebuah korek api besi pada Varo yang berdiri di depannya, "gua gak butuh emosi lo" celetuknya.

Varo menerima lemparan korek itu, kemudian mengangguk, "sorry, gua masih butuh bantuan di situ" balasnya.

Mendengar itu Reza mengangguk, masukkan kembali tangannya kedalam saku celananya, "lo lemah, Alvaro" kekehnya.

"I hate that word" ucap Varo sedikit terkekeh.

"Varo.."

Cowo itu menoleh kebelakang, ia mengangguk faham, "gua tau, Gem" ucapnya.

"Hmm? Dia kurang hati-hati ternyata" celetuk Gemma menaikkan bahunya acuh.

Reza terkekeh mendengar itu, beralih menatap Aksa, "cewe gak bikin lo mati kan, Ksa?" Tanyanya remeh.

Mendengar itu, Aksa berdecak malas menatap sinis kearah cowo itu, "sialan lo!" Makinya pada Reza.

"Teruslah mengumpat, Prince Fournier" celetuk Reza menatap dalam Aksa.

Cowo itu menggeram, menggenggam tangannya kuat, "je déteste ce nom!" Tegasnya.

Artinya : Aku benci nama itu!

"Aksa"

Aksa berbalik, itu suara adiknya. Aska menggeleng-gelengkan kepalanya seolah memberi kode pada sang kakak, melihat itu Aksa sudah tidak berkutik.

Ia menghembuskan nafasnya gusar, menatap kesal kearah Reza, "terserah lo, Rienza!" Sarkasnya.

"Tentu"

KENZO OR QYANZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang