RUMAH

122 6 0
                                    

Halo semuanya!!

Gimana harinya? Maap yah baru up, lupa Zha kemaren tuuu.

Hari ini double yah, tapi double nya itu khusus visual okeyy

Happy reading 💘💘

06. RUMAH

-K/Q-

"Kenzo pulang!"

Cowo itu membuka kedua pintu masuk rumahnya, mempersilahkan teman-temannya untuk masuk.

"Udah pulang, sayang? Langsung ganti baju gih" suara halus yang terdengar dari arah sofa.

Kenzo tersenyum cerah, berlari menuju wanita berpakaian kasual khasnya yang berwarna biru muda.

Wanita itu tersenyum tipis, memeluk tubuh putra bungsu nya itu, "gimana harinya?" Celetuknya.

"Not bad, bunda" jawab Kenzo.

Dia Kenzie, Qyanza Kenzie Razenna. Ibunda dari Qyanza Kenzo Anugrah, sosok malaikat tak bersayap yang sangat Kenzo sayangi.

"Ekhemm!"

Kenzo menoleh kearah suara itu, ia menatap datar kearah pria dewasa yang menatapnya kesal itu, "why?" Tanyanya.

"It's mine!" Jawab pria itu kesal.

Dia Renald, Renald Putra Juansara. Papa dari Qyanza Kenzo Anugrah, sosok keras kepala yang sulit untuk Kenzo bantah.

Kenzie terkekeh, mengusap lembut rahang suaminya itu, "kau iri dengan anakmu, sayang?" Tanyanya dengan nada mengejek.

Kenzo merasa menang mendengar itu, ia tersenyum licik yang membuat Renald semakin kesal.

Cowo itu menjulurkan lidahnya, membuat Kenzie terkikik melihat itu, "gak sopan, Ken" tuturnya lembut.

Mendengar itu, Kenzo terkekeh menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Suara lembut khas Kenzie selalu membuat hati Kenzo tenang, ia bersyukur memiliki sosok malaikat seperti ibunya.

"Kenzo sayang bunda" ucapnya kembali memeluk Kenzie.

Wanita itu tersenyum, membalas erat pelukan anaknya, "bunda juga sayang sama Kenzo" balasnya.

-K/Q-

Hari semakin sore, jalan-jalan ibukota dipenuhi pengendara yang baru pulang dari kegiatan mereka.

Seorang gadis berjalan di pinggir jalan raya dengan kepala tertunduk, entah mengapa setitik air mata terjatuh dari matanya.

"Lya gak mau pulang..." Cicitnya pelan.

Langkah demi langkah, ia berjalan memasuki perumahan besar yang tak lain tempat ia tinggal.

"Eh, nak Lya! Sini dulu" panggil seseorang dari arah pos satpam.

Lyora terkejut, ia kembali menegakkan tubuhnya mengusap jejak air mata di wajahnya.

Gadis itu berjalan mendekati pos satpam, "kenapa, pak?" Tanyanya bingung.

Pak satpam menyodorkan secarik kertas pada Lyora lalu tersenyum tipis, "ada titipan dari bapak buat nak Lya" jawabnya.

Lyora tersenyum tipis lalu menerima kertas itu, "terimakasih, pak" ucapnya.

Setelah menerima kertas itu, Lyora berjalan menjauh dari pos. Ia penasaran dengan isi kertas itu, tanpa pikir panjang ia membuka kertas itu.

"Kartu?" Celetuknya bingung.

Mata Lyora beralih membaca tulisan pada kertas itu, menggigit bibir bawahnya dengan menahan air matanya.

Papa nikah lagi, maaf tidak memberi tahu kamu sebelumnya. Di dalam kartu ini terdapat 100 juta buat kamu makan, jajan, dan lainnya. Jika kurang, kamu bisa menghubungi saya.

Sertifikat rumah sudah saya ganti atas nama kamu, bulan ini kamu pas 17 tahun bukan? Tepat di ulangtahun kamu, surat itu selesai di ganti hak milik.

Tetap raih nomor 1! Saya tidak ingin mendengar nama saya jelek dari mulut orang-orang di sekitar kamu maupun publik.

Tetap hidup, Lyora. Kehidupan kamu masih panjang.

Kunjungi saya bila kamu sudah membuka pintu maaf mu untuk saya.

"Lya gak bakal maafin papa!" Lirihnya tegas.

-K/Q-

"Bunda! Charger Kenzo dimana?!!"

Varo menghembuskan nafasnya perlahan, ia lelah dengan kelakuan temannya itu, "ada gak, Ken?" Tanyanya.

"Ish, sabarlah!" Celetuknya.

"BUNDAAA!!"

"Di atas meja, sayang!" Seru Kenzie yang entah darimana.

Kenzo beralih ke meja belajarnya, ia mengobrak-abrik meja belajarnya itu mendengus kesal.

"Ga ada lho, bundaaa!!" Rengeknya.

Dari ambang pintu terlihat Kenzie berdiri dengan celemek yang melindungi bajunya, "apa sih, dek? Bunda lagi masak lho" celetuknya.

"Pfftt..."

Plak!

"Tahan, goblok!" Celetuk Reza menggeplak belakang kepala Gemma.

Pipi Kenzo memerah, ia sedikit malu mendengar teman-temannya menahan tawa saat mendengar panggilan kecil dirinya oleh sang bunda.

"Ihh, bundaaa" rengeknya.

Kenzie menghembuskan nafasnya pelan, "ini lho bunda, kenapa siii?" Tanyanya gemas.

"Charger Kenzo, bun" pintanya.

Mendengar itu, ia berjalan mendekati meja belajar Kenzo. Bukan sulap bukan sihir, charger itu tepat berada di genggaman Kenzie.

Ia menaikan sebelah alisnya, "ini ada" ucapnya.

Kenzo terkejut melihat itu, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "tadi gak ada lho" celetuknya pelan.

Kenzie tersenyum tipis, menyodorkan charger itu kepada Kenzo, "nih, lain kali cari pelan-pelan" tuturnya lembut.

Setelah mengatakan itu, tangan Kenzie beralih mengusap lembut rambut putra bungsu nya itu.

"Bunda lanjut masak dulu" ucapnya lalu berjalan keluar kamar milik Kenzo.

Kenzo mendengus kesal, melempar charger itu kearah Varo, "tuh! Gua mo ganti baju dulu" celetuknya.

Varo menangkap charger putih itu, menaikkan sebelah alisnya, "bukannya lo di suruh papa lo kebawah?" Tanyanya menaikkan sebelah alisnya.

Cowo itu menepuk keningnya, menjentikkan jarinya di depan Varo, "bener juga! Gua lupa" jawabnya.

"Ya udah gua ke bawah dulu" celetuknya.

"Bawa cemilan, Ken!"

"Y"

-K/Q-

Stayy vote and komen!!

Lopyu gess 💘💘

KENZO OR QYANZA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang