happy birthday Yozaka

1K 64 1
                                    

Alex segera menghentikan taxi. Silas langsung menggendong Yozaka masuk ke dalam Mobil. Mereka kalang kabut dibuatnya. Syok melihat begitu banyak darah yang keluar dari mulut Yozaka. Entah bagaimana caranya bahkan Alletha kini sudah berada dk gendongan Aaron.

"Rumah sakit pelangi" ucap Alex kemudian mereka berlari menuju motor yang di berada di sebrang sana. Beruntung suasana jalanan sudah sepi memudahkan mereka untuk menyebrangi jalan.

Sementara itu di dalam mobil Silas terus berdoa dalam hati.

"Selamatkan Yozaka tuhan"

"Selamatkan Yozaka tuhan"

"Selamatkan dia"

"Tuhan selamatkan adikku"

Silas mengusap air matanya yang keluar. Sial! Sial! Sial! Sial!

Mengapa bukan dia saja yang menerima ini? Mengapa harus Yozaka? Silas tidak tega melihat tubuh kecil adiknya berlumuran dengan darah.

Dengan tangan yang bergetar Silas mengusap darah di mulut Yozaka. Sangat banyak.

Silas memandang tangannya yang sudah di penuhi oleh darah.

" PAK CEPAT PAK!!"

Sontak silas memukul kursi kemudi.

"ARRGGHHHHHH!!!! SIAL! SIAL! SIAL! SIAL! BRENGSEK!"

Silas membawa kepala Yozaka ke dalam pelukannya memeluk erat-erat. Dengan air mata yang terus mengalir Silas tak henti-hentinya mengumpat.

mereka sampai di rumah sakit buru-buru Silas turun dari mobil tanpa membayar. Supir itu sudah berteriak-teriak meminta bayaran namun tidak di hiraukan oleh Silas.

Deru motor bersaut-sautan. Teman-teman Silas baru saja sampai. Melihat Supir Taxi yang berteriak membuat Max menghampirinya lalu memberikan selembar uang berwarna merah.

Max bergegas menyusul mereka yang sudah berada duluan di hadapannya.

Pemandangan Silas yang sedang duduk di lantai depan pintu UGD membuat mereka berfikir Yozaka sudah berada di dalam sana.

Rambut Acak-acakan, baju dan tangan penuh dengan Darah, mata sembap. Membuat mereka merasakan nyeri luar biasa melihat Keadaan silas seperti itu.

Max berdiri berdiri dan mengintip di dalam saja meskipun tak ada yang dilihatnya.

Mereka memilih untuk diam. Lucas sedari tadi menawarkan untuk merawat Alletha sekalian. Tetapi Alletha menolak. Lucas juga menawarkan untuk mengantarkan Alletha pulang tapi Alletha bersikukuh tetap berada disini.

Lagi-lagi keheningan melanda mereka. Tidak ada menegur Silas mereka tau Silas pasti tidak suka keributan sekarang. Kalix saja yang tabiatnya tidak bisa diam kini seperti orang bisu.

20 menit kemudian

Tidak ada tanda-tanda pintu akan terbuka.

Suara langkah kaki yang tergesa-gesa terdengar di telinga mereka. Sontak membuat mereka mengalihkan tatap mereka. Disana Amora dan Zaliya penuh dengan keringat yang mengalir  di pelipis mereka. Kalix sontak berdiri. Menghampiri Amora dan Zaliya tetapi sebelum sampai di depan mereka Amora sudah berlari menerjang Silas.

"Anjing lo!" Amora menarik paksa Silas untuk berdiri. Mencekam erat kerah baju Silas. Dengan air mata yang berderai Amora menatap tajam Silas.

Bukannya marah silas langsung memeluk Amora dan menumpahkan tangisnya. Seluruh rasa sesak di dadanya runtuh karena Amora. Dia tidak bisa terlihat baik-baik saja di depan Amora.

"Gue gak guna Amora"

"Maafin gue"

"Maaf"

"Maaf"

YOZAKA [AND]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang