Yozaka POV
Akh aku lelah! Matematika sangat-sangat sulit, aku ingin belajar hal-hal yang tidak memusingkan kepala.
Aku kini terlentang di atas kasur empuk dan harum. Bagaimana tidak harum? tiap hari bibi tina akan selalu membersikan kamarku, bibi tina memang kesayanganku.
Hari ini weekend. Jadi aku malas untuk beraktifitas, lagian ini waktu tenang ku. berpergian ataupun berkumpul dengan teman-teman ku, aku malas. Sangat malas dan ingin beristirahat lebih. Aku juga lelah menangung beban ini-aku tidak menyerah kok. Namun, jika terus-menerus seperti ini bagaimana aku bisa sesantai itu?
Ku raih buku di samping dan ku balikan badan melihat-lihat apa-apa saja coretan ku selama ini. Hei, hei, hei, ini bukan coretan biasa. Ini rahasia besar tauu! setelah melewati hari kematian seharusnya AKU SANGAT SENANG! usahaku selama ini tidak sia-sia. YEYHHH hahahaha. Meskipun sakit-sakitan tak apa.
Kalian mau bertanya bagaimana dengan penyakit mitosku? eh-mistisku-ya? aku baik-baik saja, kalian tenang saja. Di usiaku yang ke 16 ini dan pastinya melebihi kematian seharusnya, aku banyak belajar. Tentang kehidupan ini.
Tidak akan aku biarkan lagi jiwa ini terombang-ambing seperti saat menjadi roh dulu. Kebodohan ku dulu akan aku bayar sekarang, tunai. Aku kan kaya, uang papi ku banyak
Oke, aku bercanda. Mari kita serius, sebanarnya aku hari ini ada misi. Yaitu penyelamat ibu Axel dan Axel-si kembar. mereka harus di akurkan! Kedua anak itu sedang masa-masa pubernya jadi wajar-wajar saja jika mereka mengedepankan ego masing-masing. Jika aku bisa membuat mereka akur maka di jamin di masa depan kehidupan ini akan lebih damai-aman dan tentang. Kehidupan damain datanglah~
Aku ingin menjadi penyihir dan menyihir mereka lalu membuat kehidupan penuh bunga-bunga, indah dan berwarna. Ku raih topi dan tas miniku serta memakai sepatu putih. Pas kok untuk out fit ke bandara, bajuku memang pendek tapi oke-oke saja.
Drttt
"Halo?"
"aku udah di depan"
"l-loh ngapai?"
"kamu tadi chat. Katanya, mau kebandara"
"loh kapan?"
"dicek coba"
"Ha-h aduh maaf bangat" astaga. Astaga. Astaga. Ini kesalahanku! harusnya aku mengirim pada Amora kenapa malah meleset ke Kakak Max.
"Salah kirim lagi? aku udah tau. Sini kebawah" Akhh-- aku-ck! Sudalah, memangnya aku saja yang tolol 100%. Jangan di gugat-
Aku dengan cepat berlari turun ke bawah mengabaikan teriakan Silas dengan rentatan pertanyaannya. Senyuman ku makin lebar saat melihat max melambaikan tangannya ke arah ku tapi masih menempelkan ponselnya di telinga. Aku berlari di hadapannya dan mengembangkan senyuman lebar, mau tau? Rasanya bahagia-aku bahagia saat bersama dengan Max.
"kamu cantik" Max mulai mengelap keringat yang berada di dahiku akibat berlari tadi.
"Makasih" ucapku lalu mengandeng tangannya masuk ke dalam mobil. Saat hendak aku masuk Max tiba-tiba menghentikan ku, kutatapi Max dengan tanda tanya.
"suka bangat ya pakean gitu?"
"H-ha gimana-gimana?"
"Pakean kamu"
"Jelek ya?"
"Bukan, bagus kok. Tapi terlalu terbuka"
Aduh-! kenapa semua orang sama ya? Hatiku sakit tau. Apa salahnya pake crop top sama celana pendek- emang kependekan. Tapi bagus, aku suka. Emang batu kalo udah mencair tuh kaya gini? Senang sih di carein gebetan, ganteng lagi. Max itu ganteng bangat, aku serius. Dia kulkas 200 pintu tapi sekarang udah jadi penghangat ruangan. Soft bangat orangnya, aku bersyukur bisa di suka sama orang kaya kak Maximilian. He'h terlalu tak terhingga dari angka 10. Tapi kalo masalah baju perbajuan mereka kayaknya sama deh sama kak Silas.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOZAKA [AND]
ChickLit"tolong kembalikan keadilan dalam hidupku" -Yozaka. *** Menjadi korban pemerkosaan oleh sahabat kakaknya membuat Yozaka mengambil tindakan nekat 'bunuh diri'. Namun apa jadinya jika Yozaka bahkan tidak bisa menghilang dari bayang-bayang keluarga...