01. ZARAIDEN

71.7K 1.5K 3
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Di pagi hari cerah ini, sinar matahari  menyorot hangat membuat Zara dalam suasana hati yang berbahagia. Menyirami tanaman bunga milik Bunda nya yang berada di samping rumah mereka.

Dengan Kak Zahra sebagai pengawas, alias mandor.

Setiap pergerakan Zara tak luput dari pandangan sang kakak. Jika biasanya Kak Zahra akan banyak mengomel, kini perempuan itu terlihat lebih santai, anggun, duduk di kursi kayu sembari mengerjakan tugas kuliahnya.

Mungkin suasana hati Kak Zahra pun tengah baik kali ini, beruntunglah bagi Zara.

"Yang sebelah itu jangan lupa di siram juga, Zar. Jangan di bagian itu aja nyiram nya," celetuk kak Zahra dengan mata fokus pada lembaran kertas di atas meja.

"Iya, iya..." Zara kira, Kakak nya tidak akan ikut campur, tapi nyatanya tetap, sama saja.

Zara menggeser badan sesuai perintah sang kakak, selang yang dialiri air itu berpindah tempat pada pot yang berisi bunga Matahari miliknya

"Kamu udah libur, kan. Brarti setiap hari free dong sekarang?" Tanya kak Zahra, membereskan lembaran-lembaran kertas itu dan di tumpuk menjadi satu.

Dia menghampiri Zara yang tengah mencabuti rumput-rumput pengganggu di pot Bunga matahari.

"Yaa.... Nggak tau juga, kan, pengumuman dari grup suka mendadak, nggak setiap hari bakalan kosong." Balas Zara.

"Oh,, tapi udah ada pengumuman kelas tiga libur, kan?" Zara mengangguk.

Beberapa detik keduanya terdiam, kak Zahra tampak ingin mengucapkan sesuatu namun di tahan lagi.

"Eumm....."

Zara menoleh ke arah sang kakak, alisnya terangkat, "Kenapa?" Ia bertanya, dari gelagat Kak Zahra, Zara tau bahwa perempuan itu ingin mengucapkan sesuatu yang kemungkinan penting.

"Apanya? Nggak ada apa-apa," elak kak Zahra.

"Dihh, nggak jelas!" Cibir Zara.

"Bodo amat," kata Kak Zahra nyolot.

Zara mencibir, "Dih ngambek," mulut nya komat kamit, "Ciri-ciri ora ngibul ya gitu, emosian"

Zahra tak menjawab, emang gak bisa bohong kalau berurusan dengan adiknya. Dia akhirnya memilih untuk masuk kedalam dan meninggalkan Zara dengan berbagai pertanyaan di otak perempuan itu.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang