04. Separuh Agama

22.2K 1K 1
                                    


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ctak!

Zara meletakan gelas yang baru saja ia minum isi nya di atas meja, jam sudah menunjukan pukul tiga lebih lima belas menit, dan dia terbangun karena merasa haus.

Beberapa menit, Zara memilih singgah di sana, tenggelam dalam pikiran yang membawa nya kembali pada kejadian sore kemarin.

"Nduk Zara, cincin nya biar Umi pakaikan"

Hah!

Kenapa dia bisa melewatkan begitu saja acara lamaran nya? Itu semua karena mata tajam Aiden, calon suaminya yang mampu membuatnya terpikat.

Mungkin, pilihan nya sudah bulat, dan kemungkin ia tak akan menyesal suatu saat nanti.

Aiden, calon suaminya sepertinya lelaki baik, dia terus memikirkan hal itu berulang-ulang. Bahkan sampai tak sadar di samping nya telah hadir seseorang.

"Sedang memikirkan apa?" Seorang lelaki menarik kursi di sebelah Zara yang berjarak satu kursi lainya.

Dia Aiden.

Zara otomatis menoleh, dia cukup terkejut melihat kedatangan lelaki itu, "Sedang apa?" Ulang Aiden, yah lelaki itu calon suaminya.

"Bukan apa-apa," Mana mungkin dia jujur jika sedang memikirkannya, lelaki itu? Calon suaminya! Garis bawahi, calon suami!

"Kenapa tidak tidur?" Aiden berbicara namun pandangannya ke arah depan, tidak meliriknya sama sekali.

Zara menunduk. Apa yang harus dia katakan? .....dia bahkan tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan lamaran tadi sore.

Deg deg deg


"Haus."

Waktu terus berlalu, jarum jam kini menunjukan pukul tiga lewat tiga puluh menit. Aiden berdiri dari singgahnya.

"Saya lupa ingin mengambil air wudhu." Dia lelaki yang rajin shalat tahajud, cukup menarik.

"Kembali ke kamar, saya permisi dulu." Pamitnya, lalu melenggang pergi. Apakah dia tak merasakan perasaan gugup? Kenapa santai sekali caranya berbicara.

Sepertinya, hanya Zara yang berusaha menerima perjodohan ini, lelaki itu tampak biasa saja. Apa karena dia tak menginginkan, tapi sepertinya mustahil. Ayah bilang, Aiden sendiri yang memilih Zara untuk dipinang, tanpa adanya unsur perjodohan.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang