بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
***
Terhitung sudah hampir setengah Minggu Aiden tepar, namun keadaannya belum juga membaik. Zara pergi ke dapur satu menit pun Aiden sudah merengek.
Benar-benar bucin nya jadi makin dramatis. Padahal kan Zara tidak mungkin kabur memilih lelaki lain, tapi Aiden sudah se-khawatir itu. Cihh.
Dasar om-om telat puber.
Sudah dua hari ini pula Aiden terbaring di ranjang rumah sakit. Panas nya sudah berangsur namun mual muntah nya masih saja betah dia rasakan.
Hari ini Zara sendirian menemani Aiden. Ummi dan Bulik sedang pulang ke rumah untuk mengambil pakaian ganti.
Aiden duduk di atas ranjang dengan tangan yang di infus. Zara sedang menyuapinya makan namun baru beberapa suap sudah di keluarkan kembali.
"Muntah di sini aja, Mas." titah nya.
Zara menuntun Aiden agar muntah di plastik kresek yang sengaja di siapkan, kasihan jika Aiden harus bolak-balik kamar mandi karena tubuhnya saja selemas itu.
Tok Tok Tok.
"Selamat pagi, Mba Zara."
Seorang dokter dan satu perawatnya masuk ke dalam ruangan Aiden. Sebut saja namanya dokter Ibnu. Rada aneh memang, yang sakit siapa yang di sapa siapa.
"Pagi juga, dokter." balas Zara. Tidak tau saja bahwa Aiden sudah melirik nya bombastis side eyes.
"Sudah membaik?" Tanya dokter lelaki itu, sepertinya seumuran dengan Aiden.
"Belum dokter, tapi panas nya sudah turun. Cuma lemas sama mual-mual nya aja."
Dokter itu mengangguk-angguk, lalu memulai tugasnya untuk mengganti cairan yang sudah hampir kering itu.
"Berdasarkan keluhan nya, saya rasa penyebabnya bukan masuk angin biasa. Mba," ungkap dokter Ibnu setelah selesai mengganti cairan infus.
Zara mengangkat alisnya, "Suami saya ada riwayat penyakit serius, dok?" Tanya Zara di balas gelengan dan kekehan.
"Bukan, Mba. Maksud saya, mungkin saja penyebab nya ada di Mba Zara sendiri. Mba bisa periksa ke dokter obgyn. Saya rekomendasikan Dokter lilya, dokter kandungan terbaik di rumah sakit ini. Mba Zara bisa langsung ke ruangannya saja, saya sudah konfirmasi kan."
Dokter kandungan? Maksud dokter ini Zara hamil?
"Kenapa dokter nyaranin saya buat periksa kandungan?" Tanya Zara khawatir.
"Penyebab utamanya apa?" Sambung nya semakin menuntut jawaban.
"Begini, ya, mba. Berdasarkan keluhan yang di alami Pak Aiden. Saya rasa pak Aiden ini mengalami sindrom couvade yang biasanya terjadi pada calon ayah." Jelas dokter Ibnu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]
General FictionRomantic - spiritual : [BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Menikah muda bukan lah wish list yang ada dalam daftar impian Zara. Membayangkan betapa repot nya mengurus rumah dan suami, bukankah lebih baik menikmati masa muda dengan...