29. *perasaan diarsipkan

12.9K 536 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Aiden menggeleng, kaki kanan nya nangkring di atas kaki kirinya persis seperti bapak-bapak. "Ngga kemana-mana, dirumah aja."

"Aneh-aneh deh, baru sembuh juga! Tadi mandinya pake air dingin apa hangat?"

"Dingin"

"HAH! YANG BENER?

"Bener, yangg. Nih pegang kalau ngga percaya" ia mengulurkan telapak tangan nya yang disambut oleh Zara.

Dan benar saja, tangan nya dingin seperti habis mandi beneran. "Astaghfirullahaladzim, padahal baru mendingan juga!"

Si empunya terkekeh gemas, hatinya berbunga-bunga karena Zara yang begitu perhatian. "Lucu nyaaaa..." Ughhh!

Zara mendelik kesal. "Apanya yang lucu, sih! Serius juga!" Sungutnya, terlampau jengkel karena Aiden yang susah sekali di atur. Padahal itu demi kebaikan nya. Ck.

"Iya iya, udah yah. Besok juga sembuh tuh." Aiden membawa Zara untuk duduk di sebelahnya.

Lalu ia membuka mulutnya, jarinya menunjuk antara nampan dan mulutnya. Kode supaya disuapi.

"Apa?!" Seru Zara ngegas.

Bukannya tidak peka, hanya malas meladeni saja. "Ck! Masih punya tangan kan, kalo ngga punya baru aku suapin," Sambung nya pedas.

"Apa mas harus potong dulu, supaya bisa di suapin adek?" Asumsinya, dengan sedikit di bumbui drama.

Zara menggulir bola matanya, entah kenapa Aiden jadi baperan, padahal Zara tak mengajari yang aneh-aneh pada lelaki itu.

"Boleh juga, gih, potong sana." pancing nya meledek.

"Kok jahatt?" Aiden bergidik ngeri. Sedangkan Zara dengan antusiasme nya malah tertawa membuat Aiden juga melengkung kan kedua sudut bibirnya.

Aneh.


***


Keesokan harinya, Zara sudah nangkring di rumah neneknya Milo. Semalam sebelum menyelami dunia mimpi, Zara mendapat ide cemerlang untuk pergi jalan-jalan dengan teman nya itu.

Ckckck. Jangan kalian pikir Zara pergi sudah mengantongi izin dari suaminya. Tentunya belum, guys.

"Toh lagian, Gus Aiden nya juga lagi ngajar." ujar Zara berusaha meyakinkan Milo bahwa dirinya tak bersalah.

"Aku bisa pulang sebelum waktu ngajar nya selesai, gampang kan?" Sambungnya santai.

Teman sebayanya itu menepok jidat, frustasi akan jalan pikir teman nya. "Ini, nih. Contoh-contoh orang yang perlu di kasih pelajaran ekstra. Sedeng otak nya" dengus Milo.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang