26. bucin nya...

13.1K 658 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Subuh-subuh sekali Zara sudah di buat khawatir akan keadaan Aiden yang mengenaskan. Suami nya mengeluh pusing dan mual-mual, mungkin masuk angin karena semalam pulang larut.

"Mas tiduran dulu," perintah Zara, Aiden tak mampu menolak karena tubuhnya benar-benar lemas dan kepalanya pusing. Di tambah perutnya yang bergejolak.

Bahkan setelah shalat subuh usai, keduanya tak berdzikir lama, langsung berdoa dan setelahnya Aiden langsung ngereog di kamar mandi.

"Maaf yaa.... Pasti gara-gara semalem." tutur Zara, dia benar-benar menyesal dan merasa bersalah.

"Gak, sayang, mungkin karena cuacanya yang lumayan ekstrim," dengan suara serak Aiden menjawab kegelisahan istrinya.

Zara mengangguk, ia ingin pergi ke dapur untuk membuat wedang jahe, tapi tangan nya malah di tahan. "Mau kemana.....?" Tanya Aiden.

"Ke dapur sebentar, Mas."

"Jangan, disini aja." pintanya, suara Aiden benar-benar serak dan kecil. Zara sampai prihatin.

"Sebentar Aja, Aku mau buat minuman supaya badan Mas rada enakan, yaah?"

Aiden kekeh tak ingin di tinggal, "ngga usah, nanti Mas suruh Aqil aja buatin. Kamu disini aja, Mas pengen peluk kamu seharian."

Menghela nafas panjang nya, Zara pun menyerah dan menuruti keinginan Aiden. "Sini," dia berbaring di samping suaminya dan membuka rentangan tangan.

Lelaki yang wajahnya sudah sangat pucat itu mendekat, langsung saja Zara mendekap Aiden membawanya pada pelukan di bawah selimut.

Aiden semakin merapatkan tubuhnya pada pelukan Zara, kepalanya bersandar di dada sang istri. Wangi yang tercium dari sabun Zara seketika membuat nya merasa nyaman dan mengantuk.

Di elus-elus nya rambut Aiden, agar suaminya itu cepat tidur dan dia bisa ke dapur membuat sarapan untuk nya.

Zara bersyukur karena Aiden tak sulit tertidur, hanya beberapa menit saja Aiden sudah lelap dalam alam bawah sadar. Zara bangkit dari ranjang melepaskan setelah pelukan Aiden, rada susah karena Aiden memeluknya erat.

Setelah berhasil, Zara membenarkan posisi selimut agar menutupi dengan sempurna tubuh Aiden yang kedinginan. Ia cium lama kening suaminya sebelum beranjak menuju dapur.

Diam diam Zara juga mulai bucin.

Sampai nya di dapur. Sudah ada Ummi, Mba Ayu dan Bulik, Ketiga wanita itu tengah membuat sarapan karena jam sudah menunjukan pukul enam pagi.

"Nduk, baru bangun?" Umi menyapa Zara.

Dia kikuk merasa tak enak karena tidak ikut membantu menyiapkan sarapan. Padahal biasanya Zara tak pernah absen.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang