12. drama didapur

22.6K 896 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ


بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***



Dua minggu kemudian, setelah rangkaian acara yang padat nan melelahkan. Pasturi baru itu kini tengah bersantai di belakang ndalem, atas usulan dari Aiden.

Di belakang rumah ini memang masih ada pekarangan sawah yang belum di bangun rumah, beberapa sawah itu juga termasuk milik Abah Malik.

Aiden membawa istrinya itu untuk sekedar duduk menikmati semilir angin, dia gazebo.

Niatnya sih, untuk merilekskan pikiran karena Zara baru saja selesai menangis, maklum lah, anak perempuan mana yang mau di tinggal di kota orang sendirian pula.

Masih muda, bersuami, tinggal sama suaminya lagi.

Apa tidak stress Zara?

"Sayang, masih kepikiran?" Tanya Aiden lembut. Tangannya terangkat untuk membenahi rambut Zara yang keluar melalui sela-sela jilbab.

Kepala Zara yang menyender di bahu nya menggeleng, "Nggak, Mas." jawab nya berbohong.

Dari nada bicaranya saja sudah tergambar jelas, Aiden paham akan itu, dia bukan lelaki yang tidak peka.

"Maafin Mas, yah."

Kedua alis Zara bertaut, "Maaf untuk?" Dia bingung, kenapa suaminya meminta maaf.

"Maaf karena terlalu cepat nge-halalin kamu nya." Aiden meremas jari-jemari Zara yang di pegang nya, "Awal nya, Mas mau ngelamar kamu selepas kamu kuliah aja, tapi, kamu tau sendiri Mas udah berusia matang, Ummi sama Abah juga pengen cepet-cepet punya anak perempuan katanya."

Mendengar itu, Zara menegakan tubuhnya. "Masa sih?" Ia bertanya.

"Nggak percaya hm...., kalo kamu inget dulu kamu pernah janji, Yang, sama Ummi." Aiden terkekeh, mengingat kejadian beberapa tahun lalu. "Loh, janjian apa? Aku aja baru kenal Ummi sebulan lalu, Mas."


"Ayah nggak cerita memang sama kamu, Yang?" Bukannya menjawab, dia malah kembali bertanya.

"Pasal apa?"

Aiden menggeleng , biar itu jadi urusan nanti saja. Toh, lama kelamaan Zara juga akan ingat sendiri, atau bisa saja Ummi yang bercerita.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang