بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
***
"Baru juga di bilang tadi, udah protes aja."
Zara kontan langsung duduk dengan kedua lutut yang masih di pijat Aiden. "Iya maksudnya, kenapa harus nggak banyak nanya?"
"Tinggal turutin aja, sayang. Selagi itu bukan hal buruk, kenapa harus di langgar? Kamu mau, kan, dapat pahala?" Perempuan itu mengangguk lucu.
Aiden gemas dan menggigit pipi istrinya yang sedikit lebih berisi. Akhir-akhir ini Zara memang sering minta makan di tengah malam.
Bukannya menasehati agar tidak terlalu sering, Aiden malah mendukung perubahan bentuk pipi Zara yang semulanya tirus jadi sedikit chubby. Intinya Aiden suka karena istri nya jadi semakin imut, plus jika di gigit akan kerasa.
"Mas ih! Zara udah pake skincare!" Omel nya sebal. Pipinya jadi memerah dan basah.
Pelaku utama hanya cengar-cengir tanpa dosa. "Tapi Mas ...." Dengan wajah yang masih sebal, Zara menggenggam telapak tangan Aiden yang masih setia memijat nya.
"Kenapa adek?" Sahut Aiden.
Ada sedikit rasa geli dan janggal saat Aiden memanggilnya 'Adek' kaya gimana gitu rasanya. "Zara bukan adek nya Mas, yah!" Protes perempuan itu.
Aiden menahan gemas, alhasil tangan nya semakin menggenggam erat Zara. "Mau apa hmm?" Suami ganteng Zara tak menghiraukan protesan bebek nya.
Dia malah penasaran dengan pembahasan awal istrinya. "Tiba-tiba pengen Sempol deh,..." Ucapnya mengode.
Melirik sebentar jam weker yang ada di meja nakas, Aiden mengusap lembut kepala Zara yang tak di bungkus kain itu.
"Udah malem, yakin mau keluar?" Ujar Aiden, pasalnya jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.
Zara mengangguk antusias, justru itu yang di inginkan nya. Zara kepengen jalan-jalan mengitari kota Surabaya dengan suaminya di malam hari, istilah nya ngedate lah.
"Yakin dong! Yukkkk," dengan jiwa semangat sentosa nya Zara menjawab.
Suami ganteng Zara langsung saja beranjak dari atas ranjang dan membuka lemari pakaian. Dengan telaten lelaki yang hampir berusia 28 tahun itu mengambil jaket untuk di kenakan istrinya.
Bebeknya tidak boleh sampai sakit, apa lagi cuaca di malam hari biasa nya dingin. Zara menerima uluran jaket dari Aiden, berdiri dari atas ranjang dan memakainya.
"Mas ngga pake jaket juga?" Ucap Zara menelisik penampilan Aiden yang hanya menggunakan kaos oblong dan sarung hitam bermotif batik Megamendung.
"Ngga usah, Sayang," Balas Aiden tersenyum, dia pikir istrinya sedang mengkhawatirkan nya. Memikirkan itu membuat Aiden baper sendiri. Uhhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]
Ficção GeralRomantic - spiritual : [BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Menikah muda bukan lah wish list yang ada dalam daftar impian Zara. Membayangkan betapa repot nya mengurus rumah dan suami, bukankah lebih baik menikmati masa muda dengan...