07. di pingit

18.2K 878 0
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***



Terkejut, adalah hal pertama yang Ummi Tika rasakan. Melihat calon menantu nya mengenakan cadar dan berjalan di belakang Ayahnya itu.

"Mbak, ikut dek Zara yang mana, Mbak.....," tanya Widia, berbisik. Adik dari Ummi Tika itu paling antusias karena hanya dirinya yang belum melihat calon istri ponakannya.

"Yang pakai cadar, Wid." Ummi menjawab.

"Maa shaa Allah, Mbak, calonnya Mas iden pakai cadar, to?" Celetuk Widia, terkagum-kagum pada Zara.

Gadis perempuan itu memang mengenakan gamis di tubuhnya yang lumayan tinggi, apa lagi dengan trend hijab di lilit yang masih menutup dada serta cadar yang menutupi sebagian wajahnya.

Menambah aura kecantikan terpancar dalam diri perempuan itu.

"Ndak kok, Wid. " Ummi menjawab di tengah-tengah kekaguman adiknya.

Widia menatap Mbak nya itu, "Tapi iku nduk Zara pakai cadar, to, Mbak."

"Iya, Wid. Tapi aslinya belum, doakan saja nantinya nduk Zara mau istiqamah nggih. Mungkin ini cuma menjaga aja, Wid. Sebentar lagi menikah dengan Iden, to, tau sendiri anak Mbak yang satu itu."

Widia mengangguk, tatapannya kembali kedepan. "Oalah,"

Disisi Zara sendiri, sebenarnya dia merasa risih karena banyak pasang mata yang menatap nya. Apa lagi di barisan para santri itu, Zara sungguh tidak mampu mengangkat pandangannya.

Sampai di teras rumah, Zara langsung di titahkan untuk salim pada Ummi Tika dan dia di bawa masuk ke dalam.

"Ayo nduk, jangan lama-lama di luar. Kamu harus di pingit," seperti itu kata Ummi, Zara tidak tau apa itu dipingit.

Lalu Zara di giring Ummi untuk memasuki sebuah kamar di rumah ini, Zara hanya menurut saja toh, dia juga lelah karena berjam-jam diperjalanan.

"Cape ya, nduk, kalau pengap lepas saja nggih cadar nya." Interupsi Ummi, Zara pun menyetujui saran Ummi untuk membuka cadarnya.

Hah, akhirnya dia bisa bernafas dengan lega.

"Ummi apa kabar," kata Zara basa-basi, dia ingin mencairkan suasana karena merasa tegang sendirian.

"Alhamdulillah, baik Ummi nduk. Senang sekali melihat kedatangan kamu, nduk, Ummi bahagia akhirnya sebentar lagi Ummi punya anak perempuan." Wanita itu bercerita tanpa di minta.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang