بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
***
Malam ini setelah shalat Isya dan wirid, para santri biasanya melakukan muhadharah pada malam Selasa. Tadi nya Zara tidak memiliki niat untuk menonton atau sekedar melogok, karena dia tiba-tiba mager.
Tapi entah dapat hidayah dari mana, sekarang ia malah duduk di jajaran para santri unyu-unyu yang terlambat datang, jadilah mereka di belakang.
Tak lupa juga Zara membawa se-kresek jajanan yang di beli di koperasi, karena tadi dia di temani oleh Bulik ke sana.
"Mau ngga, nih?" Tawar nya pada santri yang masih MTS itu.
Para santri unyu-unyu itu tentunya tidak mau menolak, orang mana coba yang menolak rejeki? "Alhamdulillah, makasih Ning," ujar salah seorang santriwati yang bernama Ummu.
"Iya, itu temen nya di tawarin jugam" Zara mengambil beberapa untuk nya dan memberikan sisanya kepada Ummu untuk di bagikan pada teman nya yang lain.
"Alhamdulillah, akhirnya bisa hemat pengeluaran."
"Matur nuwun, Ning."
"Nggeh, sama-sama. Jangan lupa sharing ke teman nya oke?" Ujar Zara yang di angguki mereka, "Nggeh Ning, siaaaaap!"
Setelah beberapa saat Zara mulai sedikit bosan karena mendengar pidato dari salah satu santriwati, lebih tepat nya sih membaca yah, bukan berpidato.
"Mau kemana Ning?" Tanya Ummu pada nya.
Zara yang hendak pergi pun tidak jadi, "Mau ke ndalem aja, itu temen kamu baca pidato kaya orang dongeng, bikin ngantuk." ungkap nya asal, Ummu hampir saja terbahak.
"Oh iya Ning, kalau begitu silakan."
Perempuan itu mengangguk dan berlalu dari aula, saat di luar dia melihat sang suami tengah berbincang dengan Ustadz Yusuf dan Ustadzah Yoyoh.
Melihat betapa Ustadzah Yoyoh ingin sekali menyentuh anggota tubuh Aiden, Zara sudah paham bahwa wanita itu pasti tengah menggoda suaminya.
Ia pun segera mendekat untuk menyelamatkan rasa cemburu yang sudah membakar hampir se-kepala nya.
"Khem! Assalamualaikum." seru nya menghampiri ketiga manusia itu.
"Wa'alaikumsalam," jawab ketiga nya serempak, ustadz Yusuf tersenyum ke arah nya dan di balas senyum manis oleh Zara.
"Katanya tadi tidak mau ke sini, Ning?" Bingung Aiden melihat istrinya tiba-tiba ada di sekitar aula.
"Iya nih, tiba-tiba merasakan aura-aura buruk yang menempel, makanya dateng ke sini buat mastiin, eh ternyata bener banyak setan nya." ungkap Zara dengan nada di buat-buat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]
General FictionRomantic - spiritual : [BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] Menikah muda bukan lah wish list yang ada dalam daftar impian Zara. Membayangkan betapa repot nya mengurus rumah dan suami, bukankah lebih baik menikmati masa muda dengan...