10. Manis, tapi bukan gula

24.3K 994 2
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***


Akad telah usai, hari yang semulanya terang benderang kini telah berganti dengan kegelapan pada malam hari.

Aiden membuka pintu kamarnya, dia baru  selesai menjadi imam shalat jamaah di masjid asrama putra. Biasanya memang dia yang selalu menjadi iman.

Malam ini, Aiden merasa ada sedikit yang berbeda. Contohnya saat ini, hal pertama yang Aiden lihat ketika membuka pintu kamar adalah sosok perempuan dengan mukenah berwarna hijau sage.

"Assalamualaikum," ia mengucap salam, tampaknya Zara terkejut. Terlihat dari raut wajahnya dan gerak-gerik nya.

"Zara?"

Aiden memanggil kala tidak mendapatkan satupun jawaban, istrinya itu malah melongo menatap nya, eh, istrinya to?

"Assalamualaikum," ulang Aiden, kini dia memilih bergerak dan mengusap ubun-ubun perempuannya.

Zara terkesiap, dia mengalihkan pandangan kemanapun asal jangan pada manik mata teduh suaminya.

Ah, seingatnya Fatma mengatakan Aiden itu galak kepada siapapun. Mengapa kini malah bersikap manis dengan nya.

"Wa'alaikumsalam,"

"Kenapa, kak." Zara malah bertanya, padahal Aiden tidak sedang mengucapkan sesuatu.

Lelaki itu terkekeh ringan, lucu, pikirnya. "Sudah makan malam?" Tanya Aiden seraya melepas pecinya.

"Udah, kan tadi bareng sama Kakak, dan yang lainya." Timpal Zara, Aiden meringis. Bagaimana mungkin dia jadi terlihat bodoh begini.

"Oh iya, lupa."

Zara berdehem, dia berpikir kemungkinan Aiden memang sudah tua jadinya mudah lupa atau pikun bahasa kasar nya.

Dia melepas mukena yang membungkus seluruh badannya, sedikitnya Aiden tidak bisa menahan ke-saltingan sebab melihat aurat Zara.

Rambut hitam yang licin itu membuat Aiden seketika beristighfar, selama hampir dua puluh tujuh tahun hidup nya. Ia hanya terbiasa melihat rambut anak kecil, tapi sekarang dia harus di hadapkan dengan istrinya.

"Saya ke dapur, kamu jangan dulu tidur." Zara patuh, mau bagaimana pun Aiden sekarang adalah suaminya, dia harus mulai menerima takdir yang membawanya pada pernikahannya di usia dini.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang