11. pesona Aiden

23K 964 1
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***



Jam tiga pagi, kamar kedua pasutri itu di ketuk beberapa kali oleh orang-orang di luar sana. Aiden mengerang karena baru kali ini dia bisa telat bangun.

Jika biasanya dia rutin bangun setiap jam dua pagi untuk melakukan shalat malam, kini dia terlambat satu jam dan bahkan bisa saja lebih jika tidak di ganggu.

Mungkin karena guling yang semula Aiden peluk telah berubah memeluknya kembali, jadinya dia keenakan.

Pintu terbuka, Ummi Tika terlihat dengan wajah gusar lalu beberapa detik berikutnya Aiden tidak bisa menahan ringisannya kala dengan tega Ummi menjewer telinga sebelah kirinya.

"Anak nakal! Menantu Ummi jangan kamu keram terus dong, Mas!" Omelnya.

Aiden memohon untuk di lepaskan, sudah besar tapi masih saja Umminya memarahi Aiden seperti anak kecil.

"Aduh, duh, Mii. Udah dulu, ini sakit telinga Mas-nya."

Ummi pun melepaskan dengan wajah menyipit, namun bagi Aiden wajah seperti inilah yang paling dia takuti.

"Kalian baru bangun?" Tanya Ummi penuh selidik, Aiden pun mengangguk sembari menguap.

"Iya, Mi. Semalam baru bisa tidur jam sepuluhan." Jujurnya, namun Ummi bertambah marah gara-gara itu.

"Kamu ih, Mas! Bisa nggak nanti aja kelonannya? Menantu Ummi itu hari ini mau resepsi, harusnya jangan di buat capek!"

"Siapa yang buat cape, Mi? Semalam kami juga cuma rebahan sambil ngobrol-ngobrol, kok. Ummi pikirannya jangan meleber kemana-mana nggeh, Mas juga ngertiin keadaan Ning Zara." Jelas Aiden panjang lebar, sudah tau betul pikiran Ummi nya yang suka berlebihan.

"Oh, yaudah." Balas Ummi, lalu melenggang pergi.

Aiden mengusap tengkuknya yang tiba-tiba gatal, apakah Umminya marah?

Sekon kedepan, Aiden kembali menutup pintu dan berjalan ke arah ranjangnya. Zara sudah duduk di atasnya dengan kedua mata tertutup, dia terkekeh melihat kelakuan istrinya.

"Bangun, yuk, sayang. Hari ini kamu jadi Ratu lagi untuk sehari,"

"Ngantuk....," dia merengek, dan begini lah Zara, jika sudah kelelahan dia bisa tidur bahkan satu hari full.

ZARAIDEN [ Tutug ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang