Arrest

89 13 2
                                    

"Heichou, Levi-Heichou....."

"Apa?" Jawab sang kapten. "Begini, kita berada di tengah hutan. Jika bagian tengah masuk sendiri, kita tidak akan tahu apakah Titan akan mendekati. Tampaknya ada sesuatu yang mendekati kita dari arah kanan. Bagaimana kita menghindari dan melindungi gerobak?" Eren seperti nya merasakan sesuatu dari belakang barisan mereka. Nampaknya ia sedikit peka terhadap sekitarnya.

Levi hanya merespon dengan tatapan datar, itupun ga melirik Eren sama sekali. "Jangan terus bertanya dan terus bertanya mengenai kenyataan.... Kita tidak bisa melakukan itu lagi. Tentu saja." Jawab Levi. Eren seperti tersentak kecil mendengar jawaban Levi.

"La-lalu kenapa?" Ucapan Eren, segera di potong oleh Levi. "Lihatlah sekelilingmu, Eren..... Di semua pohon pohon besar." Eren memperhatikan area sekitar, ia terdiam, kenapa ia tidak berpikir lebih luas, alasan para pasukan pengintai memasuki hutan besar ini.

"Ini adalah wilayah yang sempurna untuk Gear 3D Manuver. Dan cobalah berpikir dengan upil yang kau anggap otak itu... Jika kau tidak ingin mati, maka berpikir lah." Eren sedikit paham, alasan yang tepat mereka memasuki hutan ini adalah.

***

Garou masih membersihkan dirinya yang terdapat sisa sisa darah yang mengalir. Pendarahan di kepalanya sudah berhenti, darah yang keluar dari luka lukanya pun sudah berhenti.

Nampaknya ada sedikit kekesalan di wajahnya. Beberapa dari lukanya, sudah menjadi gumpalan, walaupun kecil rasanya sangat menjijikan.

"Garou, lebih baik kau mundur ke barisan regu pendukung saja untuk mengobati seluruh lukamu." Ucap Armin. Ia nampak khawatir dengan kondisi Garou saat ini, tapi yang di khawatirkan malah.

"Ck, diamlah!" Garou tetap fokus membersihkan sisa darahnya, beberapa dari sisaannya sudah mengering. "Oi, itu adalah Sasha dan Ymir!" Tunjuk Connie. Mereka semua menatap arah yang tunjuk Connie.

Sasha dan Ymir, berdiri tepat di hadapan Garou dan yang lainnya. "Sasha, bagaimana dengan yang lainnya? Bagaimana kau bisa tahu kami disini?" Ujar Jean, yang terlihat penasaran.

Sasha menatap Jean polos, ia berpura-pura berpikir dengan jari telunjuk menyentuh dagu. "Saat aku sedang berkuda dengan ketua regu, aku mendengar suaramu memanggil 'Oi Garou, Garou oi' begitu. Jadinya aku berpura-pura buang air, dan langsung mengejar kalian. Walaupun aku sendiri pun gatau gimana nasib si ketua regu itu. Hehehe-hehehe." Sasha hanya cengengesan aja.

Jean nampak frustasi dengan jawaban Sasha, harusnya ia tahu sifat Sasha yang rada rada. Garou berdiri setelah membersihkan sisa-sisa darahnya. Ia merenggangkan kedua tangan dan tubuhnya.

Mereka semua menatap Garou, Garou menarik nafas pelan. "Jadi, apa selanjutnya?" Jean dan yang lainnya menghembuskan nafas pasrah, mereka pikir Garou punya rencana untuk kedepannya.

"Lagi pula kenapa kau harus berlari ke arah pinggir hutan ini si." Jean mengusap wajahnya, ia juga tidak punya rencana lain saat mengejar Garou. "Aku berencana menghajar raksasa yang mirip wanita itu, menjengkelkan sekali ia meniru teknikku." Ujar Garou. Jean dan yang lainnya pun menatap Garou. Armin seperti mendapat jawaban.

"Garou, apa kau berpikir Titan itu, sedang mengincar Eren?" Jean beralih menatap Armin, tiba tiba saja pikirannya buntu. Apa yang di maksud Armin Titan wanita itu ada seseorang di dalamnya.

"Armin, apa maksud mu kalau Titan itu mengincar Eren?" Tatapan Mikasa menjadi datar, namun raut kemarahan terpancar jelas. "Armin jelaskan, kenapa kau berpikir Titan itu mengincar Eren?" Armin terbelalak, pikirannya sedang kacau. Tapi jika flashback apa yg terjadi beberapa saat yang lalu, sedikit demi sedikit terjawab.

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang