Beberapa saat setelah penangkapan Titan wanita, Mikasa mendarat di seberang dahan pohon bersama Jean dan yang lainnya. Armin dan Reiner membawa Garou di dekat Erwin.
Erwin yang melihat itu, membulatkan matanya, ia melihat Garou dengan pakaian compang-camping, manuver gear hancur dan tubuh di penuhi luka dan darah. "Danchou, Garou masih hidup, mungkin dia butuh pertolongan pertama." Ujar Armin, yang masih menopang Garou bersama Reiner.
"Tapi beberapa dari lukanya sudah mengering, dan beberapa tergumpal. Kita harus menutup luka yg lainnya." Reiner pun menyahuti perkataan Armin. Erwin mengangguk, mungkin sebaiknya Garou di bawa ke tim pendukung. "Baiklah bawa Garou ke tim pendukung, kita akan mengeksekusi Titan wanita."
Armin dan Reiner mengangguk setuju. Garou menggerakkan tangan nya kecil, membuat Armin dan Reiner menatap Garou. Garou melepaskan diri secara perlahan dari rangkulan Armin dan Reiner, ia meringis kesakitan akibat hantaman beberapa kali dari serangan Titan wanita.
Nafas Garou tersengal, rasanya semua tubuhnya seperti patah. Erwin hanya menatap datar Garou yang meringis kesakitan, ia belum mempertahankan apa yang terjadi kepada Garou. "Ohh ku kira kau sudah mati." Ujar Levi datar, ia hanya melirik Garou dari ujung matanya.
Garou mengeratkan giginya, hal yang pertama kali ia dengar dari mulut kapten yang membuatnya kesal. "Berisik." Ucap Garou. Ia ia mencoba berdiri di bantu Armin dan Reiner. "Garou kau harus mundur, lukamu bisa bertambah parah." Armin terlihat khawatir akan kondisi Garou yang seperti orang hampir mati.
"Kau harus berada di regu pendukung untuk mendapatkan pertolongan pertama." Reiner pun menyahuti usulan Armin, ia juga tidak mau mengambil resiko Garou mati mengenaskan disini. "Ck, berisik banget si. Pengeng tau ga rasanya." Garou merenggangkan tubuhnya, Erwin menatap Garou.
"Apa yang telah terjadi, ku dengar kau bertarung melawan Titan itu?" Garou sedikit melirik Erwin, ia menyipitkan matanya pertanda sang komandan juga jangan berisik. Ia hanya menghela nafas pelan. "Kalo kau tahu, kenapa kau bertanya lagi?"
Erwin masih menunggu pertanyaan Garou, ia tidak butuh bacotan Garou yang lain. Yang ia butuhkan adalah informasi. "Iya aku sudah tau, tapi yang ku tanyakan bagaimana kemampuan si Titan wanita ini."
Garou menolehkan kepalanya, ia kembali menatap Titan wanita yang sudah terjebak perangkap Survey Corps. "Ia mempunyai teknik dasar bela diri."
Erwin semakin penasaran informasi yang lain, ia tetap menatap Garou, menunggu Garou melanjutkan penjelasannya. "Lalu apa lagi selain teknik bela diri?"
Garou menatap kecil Erwin di sebelahnya, ia nampak jengkel orang baru sadar dari pingsan malah di tanyain. "Tubuhnya tiba tiba bisa mengeras." Erwin dan Levi mengerutkan dahinya, lalu menatap Titan wanita yang berada di bawah mereka. "Baiklah, mungkin dia butuh waktu untuk mengeraskan kulitnya. Kita harus cepat menebasnya. "
Hanji menginjak perangkap cadangan yang berada di atas pohon, jangkar menancap sempurna di tubuh Titan wanita. "Bagaimana? Kau menyukainya? Sekarang kau merasa gatal, kau tidak bisa menggaruknya sendiri. Kau tidak akan bisa menggerakkan otot-otot mu, bahkan mungkin tidak akan bisa lagi. Semakin kau menutup lukamu, maka sendimu akan semakin terkunci." Setelah Hange berucap demikian, Levi dan Mike meloncat untuk segera menebas tengkuk Titan wanita.
"Sebenarnya apa yang di lakukan Levi dan Mike?" Levi dan Mike berusaha secepat mungkin untuk segera menebas tengkuk Titan wanita, sebelum ia mengeraskan kulitnya lagi.
CTRRAAANNNNGGGG
Tapi sayangnya, pengeras kulit Titan wanita sangat cepat, sehingga pedang Levi dan Mike harus patah. Levi berdecak sebal, ia segera kembali ke tempat Erwin. Erwin hanya menatap Levi dan Mike bergantian. Mungkin memang hanya jeda beberapa detik, sang Titan mengeraskan kulitnya. "Pengerasan nya cukup cepat, 5 detik? Tidak mungkin lebih cepat lagi. Karakteristik nya mirip seperti Amored Titan yang kudengar." Bagian yang mengeras dari Titan wanita hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fiksi Penggemar"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata