Outer Wall of Orvud District

24 8 5
                                    

"Masalahku adalah, aku cape." Hange terkekeh mendengar alasan Garou, ia mengira Garou sedang melawak. "Hahaha aku juga, aku juga ingin beristirahat setelah ini. Begitu banyak masalah yang kita hadapi sampai lupa untuk beristirahat." Perlahan hati sang monster sedikit luluh, mereka menghadapi masalah, sedangkan dirinya membawa masalah.

Eren dan Historia menatap interaksi Garou dan Hange, seketika ia teringat ucapan konyol Garou. "Garou Ara Ara itu apa?" Hange langsung duduk menatap Eren, ia penasaran dengan sebuah kata Ara Ara.

"Hah, apa, Ara Ara?" Eren mengangguk mereka langsung menatap Garou. Di sisi lain, Garou yang iseng mengucapkan nya, hanya menggaruk pipinya. "Ara Ara tuh, coba suruh Mikasa mengatakan nya."

Mendengar namanya diucapkan, Mikasa mendekati kudanya ke kereta. "Ada apa?" Sontak mereka menatap Mikasa, Hange mendekati Mikasa di pinggir kereta. "Coba kau katakan, Ara Ara." Mikasa terkejut, lalu ia mengingat ucapan konyol Garou sebelumnya.

Ia menatap Garou dengan ekspresi suram, sedangkan Garou pura pura gatau. "Apa maksudnya Ara Ara?" Garou menggaruk kepalanya, seperti nya ia sudah tidak bisa lagi cuek.

"Ya Ara Ara itu, hanya sebuah ucapan, hmmm itu, ssssssssh itu, eeeeeee." Garou membalikkan badannya, ia menatap Mikasa. "Ara Ara itu, ucapan kasih sayang untuk seseorang." Mikasa seketika diam, pikirannya kacau.

"Iya benar, jadi aku menyuruhmu Ara Ara ke Eren untuk kau -mmmmmm." Mikasa langsung menutup mulut Garou, ia sedikit menjauhi kudanya karena menahan rasa malu.

Eren dan Historia saling menatap kelakuan mereka berdua, sedangkan Hanji yang masih penasaran mencoba bertanya lagi. "Jadi Ara Ara itu apa?"

Levi berdecak, ia mendekati kereta kuda. "Sudah, hentikan pembicaraan kalian."

Dari kejauhan terlihat kuda putih milik komandan mereka. "Itu Erwin." Hanji menatap ke arah Erwin berada, ia tersenyum lalu kembali menidurkan tubuhnya. "Hahhhhh, perjalanan kita masih panjang."

Garou melirik Hange, lalu pandangan nya mengarah ke Titan yang sedang merangkak. "Jika dilihat makhluk itu mengeluarkan asap yang begitu banyak, sama seperti Titan yang kemarin di atas dinding. Apa mungkin Titan itu lebih panas dari Titan kemarin?"

Kuda mereka berhenti, Erwin menghampiri Eren dan Historia. "Kalian baik baik saja?"

"Hanya Hange yang terluka." Sahut Levi yang mendekati Erwin. Hange memberikan isyarat kalau dia baik baik saja. Erwin menatap Garou, Garou memberikan salam damai dengan jari telunjuk dan tengahnya. "Seperti nya bukan luka berat ya, kalian semua, kerja bagus."

"Banyak yang perlu ku laporkan, tapi pertama--"

"Siapa Titan itu?" Erwin langsung menanyakan intinya. "Rod Reiss." Erwin terkejut, ia tidak menyangka dengan kejutan yang Levi berikan. "Seperti nya kau harus membuat keputusan yang mendesak, komandan." Erwin sedikit melirik Historia, ia mungkin akan merasa tidak enak hati mengatakan rencananya. "Yang jelas, kita tidak boleh berdiam diri di sini, kita kembali ke wall Sina."

"Apa kau akan membiarkan nya menuju ke sana?" Erwin berhenti, ia harus menjelaskan tujuannya. "Lebih tepatnya adalah distrik Orvud, kemungkinan tujuan nya ke sana." Levi sedikit menatap makhluk raksasa yang sedang merangkak itu, ia agak bimbang dengan rencana Erwin.

"Kenapa tidak kita hancurkan disini saja?" Kepala Historia reflek menatap Garou, Erwin terkejut dengan pernyataan Garou. Levi berdecak, karena Garou sembarangan bicara.

Hange mengelap wajahnya, ia mencolek kaki Garou. Garou yang merasa kakinya di sentuh, langsung menatap Hange. Hange hanya mengisyaratkan untuk diam.

Merasa situasi sudah tidak enak, Erwin harus memberikan instruksi cepat. "Kita harus cepat, Titan itu tidak mungkin menunggu kita." Mereka langsung bergegas ke distrik Orvud.

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang