Joking

17 6 0
                                    

2 orang yang tengah berbeda gender, saling menatap satu sama lain, dengan Smile Titan sebagai saksinya. Cahaya matahari sore, memperindah suasana untuk keduanya.

Keduanya saling menatap begitu lembut, si gadis tersenyum, si pria bengong habis menangis. Si gadis mulai mendekat, semakin dekat dan akhirnya.

Gadis itu membuka matanya, ia tersadar dari mimpinya. Ia terbangun dari tidurnya dengan rambut acak-acakan. Ia sedikit mengucek matanya yang agak rabun, karena belek.

Setelah nyawanya terkumpul, ia menatap ke sebelah kanan, di atas laci tempat tidurnya, sudah tidak ada barang special berwarna merah.

Saat mengetahui barang berharga nya tidak ada, dunianya retak, hampir-hampir jiwanya hancur karena kehilangan barang berharganya.

Ia pun bergegas memakai baju, menggosok gigi, menyisir rambut. Tidak lupa kumur kumur. Dengan kuat ia membuka pintu sekalian engsel nya.

Melihat hal itu, gadis itu pun hanya menatap pintu yang masih ia pegang. Dengan tidak punya rasa iba, ia menaruh pintu nya begitu saja di dinding kamarnya, lalu ia pun langsung berlari ke ruangan sebelah.

Ia bertemu Pria Bohlam dan Gadis Kentang, ia langsung menanyakan syal yang selalu ia kenakan, tapi kedua manusia aneh itu hanya mengangkat tangannya pertanda tidak tahu.

Lalu ia berlari ke arah kandang kuda, di sana ada teman seangkatannya yang mirip kuda. Saat ingin bertanya, pria itu langsung tersenyum kegirangan, berbicara tidak jelas. Sedangkan gadis itu hanya diam, tidak tahu kenapa pria ini begitu aneh. Ia pun meninggalkan pria yang mirip kuda itu begitu saja, yang masih berbicara dengan mata tertutup.

Lalu bertemu gadis pirang yang tengah menyapu tapi dengan wajah yang sedang depresi. Ia sedikit ragu untuk berbicara, ia hanya mencolek sedikit pundaknya berkali kali tapi tidak mendapat respon apa apa. Merasa terabaikan, ia langsung bergegas pergi.

Ia pun bertemu dengan si Kapten Pendek yang tengah menikmati secangkir teh hitam yang pahit. Seperti biasa, gadis ini adalah salah satu anggota yang sangat menyebalkan sekaligus suram menurut sang kapten.

Setelah cekcok beberapa saat, sahabat kecilnya pria yang mirip Pico langsung melerai kegaduhan dari 2 orang bermarga Ackerman itu. Ia pun langsung memberi tahu tentang syal yang gadis itu cari. Sontak gadis itupun terkejut dan langsung berlari ke halaman belakang.

Setelah sampai ke halaman belakang, terlihat pria berambut coklat bermata Emerald Green tengah menjemur pakaian nya beserta syal merah yang ada di samping bajunya.

Ia melihat jelas pria itu tengah menatap fokus ke arah syalnya, melihat hal itu gadis itu pun berjalan kecil. "Eren." Merasa namanya di panggil, Eren langsung menoleh ke arah belakang. "Mikasa?"

Eren sedikit berlari ke arah Mikasa yang tengah memerah di kedua pipinya. Saat Eren baru sampai di hadapan Mikasa, saat Eren ingin menjelaskan. "Kenapa penampilan mu seperti itu? Kamu seperti seorang pekerja rumah tangga." Mendengar ucapan Mikasa seperti itu, Eren membeku, ia tidak pernah mendengar ucapan seperti itu dari Mikasa.

Melihat tingkah Eren seperti itu, Mikasa hampir tertawa terbahak-bahak. Tapi ia berusaha tahan walaupun Eren sangat lucu menurut nya. Eren bertolak pinggang. "Aku seperti ini karena takut baju yang ku pakai kotor karena debu, ataupun basah karena mencuci. Lagipula ini adalah jadwal ku untuk bersih-bersih."

Mata Mikasa teralihkan ke tangan kiri Eren, terlihat tangan kirinya memegang benda yang dari tadi dia cari. "Eren, itu kan syal ku." Ucap Mikasa menunjuk ke arah syalnya. "Ohhh ini, tadi sebelum aku mencuci, aku mengumpulkan semua baju kotor dari ruangan kalian. Nah saat di ruanganmu, aku melihat syal mu yang sudah kusam, dan juga ada beberapa bagian yang sepertinya sudah terkoyak. Aku sempet bingung bagaimana caranya memperbaiki nya. Aku bertemu Levi-Heichou, aku meminta saran bagaimana memperbaiki syal ini, Levi-Heichou mengajari ku caranya. Lalu aku mencucinya, karena terakhir kau mencucinya itu saat kita masuk pelatihan kadet 3 tahun lalu. Jadinya aku mencucinya untukmu."

Mikasa langsung memegang tangan Eren, benar saja tangan Eren yang sebelumnya halus langsung menjadi kasar. "Kamu tidak perlu repot-repot melakukan hal itu, kamu bisa membangunkan ku untuk mengganti semua jadwal mu hari ini. Lihat tanganmu jadi kasar." Eren seperti nya tidak puas mendengar ucapan Mikasa, ia merasa seperti anak kecil.

Eren langsung memakai syal merah itu, dan menarik Mikasa agar mendekat. "Dengar, aku bukan anak mu atau adikmu, berhentilah menganggap ku seperti itu." Setelah mengucapkan hal yang seperti nya menyakitkan Mikasa, Eren menggaruk belakang kepalanya.

Sedangkan Mikasa membelakangi Eren, merasa tidak enak dengan Mikasa, Eren berinisiatif untuk menjauhi Mikasa dulu, takut takut ia di hajar oleh Mikasa. Tapi setelah beberapa langkah. "Eren." Mikasa menghampiri Eren yang berhenti.

Eren terlihat bingung dengan Mikasa, gadis ini memanggil dirinya tapi pandangannya tertunduk. "Terima kasih, telah mencuci syal ini, terima kasih sudah menjahit syal ini, terima kasih sudah memakaikan lagi syal ini untukku. Kamu jauh lebih berharga dari apapun bahkan syal ini." Ucap Mikasa yang tersenyum.

Eren terkejut jantungnya sudah tertusuk anak panah, hingga membuatnya berhenti berdetak. Tapi yang membuat nya bertambah terkejut, teman temannya termasuk sang kapten berada tepat di belakang Mikasa.

Teman temannya langsung mendukung Eren untuk langsung membalas Mikasa. Membuat si muka kuda menatap tajam Eren. Seluruh tubuh Eren membeku jadi batu, ia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Mikasa mulai kebingungan Eren tingkah Eren, tatapannya tertuju ke arah belakang. Saat ingin menatap ke arah belakang, tiba tiba Eren menutup wajahnya dengan syalnya. "Jangan lihat, pokoknya jangan lihat!" Mikasa membuka syal yang menutupi wajahnya, ia melihat Eren dengan wajah memerah, itu adalah hal yang lucu bagi Mikasa.

Mikasa mencakup pipi Eren, garis garis Titan membekas di kedua matanya hingga menutupi pipinya. Kedua pipinya tercetak Mark Titan. Pandangan Eren mulai sayu, terlihat ia ingin segera tidur. "See you later..... Eren."

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang