Hanji menggelengkan kepalanya, bisa bisanya 2 manusia aneh meributkan sesuatu di tengah situasi hidup dan mati. "CK, lagian kenapa Garou bisa terpental seperti itu si?" Mikasa menatap ke atas dinding, alangkah terkejutnya ia.
Ia melihat dinding ada bagian yang hancur tepat di depan Titan Colossal. "Jangan bilang.....?" Armin berjalan menghampiri Eren. "Akan ku bunuh kau!" - "Kau juga akan ku bunuh!"
"Eren, kau dengar ga?" Berkat suara Armin, 2 manusia bodoh berhenti beradu argumen. Mereka menatap Armin. "Larilah ke dekat dinding! Tujuan mereka adalah menculik dan membawamu! Sekarang kita masih bisa lari dan mencegah hal itu terjadi!" Garou menatap sepele Armin, lagian menurut nya musuh kali ini tidak begitu kuat.
"Heh, lari, lawan lah. Gitu aja takut." Armin mendengar ucapan Garou, ia berdecak kesal kenapa harus Garou yang jawab. "Tapi Armin, Reiner tidak akan membiarkan kita begitu saja!" Armin menatap Mikasa, ia mencoba meyakinkan gadis itu. "Iya itu rencananya, kita akan memanfaatkan kekuatan Garou dan pergi dari sini."
Garou hampir tersedak, ia sudah sangat sebal selalu di manfaatkan ketika situasi nya mulai mendesak. "Oi, kauuuuu! CK suatu saat aku akan menghajar mu juga! Dasar Pico sialan!" Mikasa setuju dengan usulan Armin, ia beralih menatap Garou. "Garou berkorban lah untuk Eren, aku akan membawanya pergi sekarang juga."
Pita suara Garou terputus, ia tidak habis pikir bisa bisanya mereka berpikir untuk menyerahkan dirinya. "Aku bersumpah akan menghancurkan tempat ini...." Gumam Garou yang sudah mulai kehabisan kesabaran.
Titan Reiner berjalan menghampiri Eren, tatapan matanya mengisyaratkan ia harus mengalahkan Eren dan membawanya pergi dari sini. Salah satu pemimpin regu menghampiri Mikasa dan Armin. "Berbahaya! Kalian menjauhlah dari sini!" Armin tanpa bersuara, langsung melontarkan manuver gear nya. Mikasa berbalik, tapi ia ragu untuk meninggalkan Eren disini melawan Reiner.
Tapi ia sadar situasi nya tidak memungkinkan untuk dia membantu Eren. Mikasa melontarkan manuver nya, ia mengikuti perintah pemimpin regu.
"Aku sebelumnya melihat mu melakukan teknikku yang lain, apa yang sebenarnya terjadi?" Eren kebingungan, ia tidak tahu apa yang terjadi. Apa yang ia barusan lakukan adalah sesuatu yang tidak di sengaja. "Entahlah, aku tiba-tiba teringat gerakanmu begitu saja bagaikan alur cerita yang terbesit di ingatanku." Ucap Eren.
Garou berdecak, tubuhnya merasakan perih di seluruh bagiannya. Ia menatap tangannya yang gosong, ia merasa sudah menjadi daging panggang. "Terlebih lagi, kenapa tubuhmu menghitam seperti itu?" Garou berwajah masam, ia melihat Titan Berthold yang berada di atas dinding. "Dia hanya bisa mengeluarkan uap panas, tanpa bisa melakukan suatu teknik special. Aku tidak tahu, jurus apa yang harus ku copy darinya."
Eren menatap Reiner, ia terpikirkan sesuatu. "Apa kau bisa meng-copy seluruh tubuhnya yang mengeras seperti zirah? Jika kau bisa melakukan nya, tolong ajari aku?" Garou memperhatikan seluruh tubuh Reiner, ia mendetail tubuh keras milik Reiner. "Tubuh nya tertutup zirah?" Tanya Garou.
Eren mengangguk. "Kau bisa lihat, kulitnya berbeda dari Annie, Berthold dan aku. Aku penasaran kenapa dia bisa mengeraskan seluruh kulitnya. Terlebih lagi pengerasan nya tidak seperti Annie, ini murni karena kulitnya." Garou melirik Eren, ia memperhatikan lebih detail tubuh Amored Titan.
"Kau benar, kulitnya berbeda dari Titan yang sebelumnya. Tapi aku tidak yakin jika seluruh tubuhnya mengeras." Eren sedikit terkejut, tidak mungkin jika seluruh tubuh Reiner tidak tertutup zirah. "Tapi setiap aku pukul, serangan ku tidak bisa melukai nya." Garou memperhatikan setiap sendi Amored Titan, ada yang janggal.
Garou menunjuk ke arah Reiner. "Jika kau serang di bagian persendian nya, ia akan jatuh. Aku tau tidak semua tubuhnya mengeras, karena kalau tubuhnya mengeras, ia tidak akan bisa bergerak bebas." Eren memperhatikan sendi yang di maksud Garou, mulai dari tangan dan kakinya. "Apa kau bilang, tubuhnya tidak 100% tertutupi zirah?" Garou mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fanfiction"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata