"Wanita itu telah pergi, hanya segitu saja kemampuan nya, tapi ia berhasil membuat Garou kelelahan sehingga tidak dapat bertarung. Erwin seperti nya salah satu senjata tempur mu sedang dalam kondisi tidak dapat bertarung, selanjutnya." Zeke mengambil 1 gentong yang berisi bom untuk menghabisi sisa prajurit di dalam dinding.
Dengan satu ayunan, gentong itu terlempar sangat jauh sehingga melewati dinding setinggi 50 meter.
Armin menyadari sesuatu yang janggal, mereka belum menemukan keberadaan Berthold, instingnya berkata bahaya, ia segera menatap ke arah atas. "Hange-san, lihat itu!" Hange menatap ke arah yang di tunjuk Armin.
"Itu adalah Kolosal Titan, dia akan menyapu habis tempat ini! Kita harus pergi menjauh!" Ucap Armin, saat ingin bergegas ia mengingat Reiner yang masih tertinggal. "Bagaimana dengan Reiner?" Tapi Armin mengurungkan niatnya, ia lebih mementingkan yang lain.
Di dalam Berthold tidak melihat keberadaan Reiner, ia mengira Reiner telah berhasil menguras stamina pasukan yang di pimpin oleh Hange. "Sudah dekat dengan permukaan, waktunya menyapu habis tempat ini!" Saat Berthold ingin bertranformasi, ia melihat sekilas kondisi Reiner yang terikat.
Ia mengurungkan niatnya dan lebih memilih keluar dari dalam tong tersebut, dan langsung menghampiri Reiner. "REINER!"
Hange terkejut, ia mengira Berthold akan berubah dan meledakkan diri. "Dia melompat keluar?"
Berthold merasa bersalah melihat kondisi Reiner, ia harusnya datang lebih awal agar teman terbaiknya tidak dalam kondisi mengenaskan. "Reiner, kau masih hidup?" Berthold merasakan syarafnya berdenyut sangat pelan, ia juga merasakan kesadaran Reiner lewat syarat. "Mereka memojokkan mu hingga seperti ini, aku punya satu permintaan, gerakan tubuhmu sedikit saja. Kalau tidak bisa, maafkan aku.... Persiapkan dirimu."
Berthold membawa Reiner ke tempat yang lebih aman, ia merasa sudah waktunya membunuh orang telah menyakiti teman nya. "Reiner, akan ku lakukan." Berthold terbang menjauh, ia bermanuver ke arah dinding terluar. Berthold menggigit jarinya, seketika ledakan besar terjadi, Eren segera berubah menjadi Titan, dan melindungi teman temannya. Hange teringat sesuatu.
Erwin berada di atas dinding, menatap ke arah gerbang dinding terluar, ia melihat makhluk raksasa setinggi 60 meter, ia merasa lega, ketika melihat Eren yang sedang melindungi rekan rekannya. "Syukurlah."
Setelah ledakan mereda, mereka keluar untuk melihat Titan yang sangat besar itu. "Bencana telah datang, ia terlambat menyadarinya." Ucap Hange.
"Maaf sebelumnya, Moblit, kau meletakkan Garou dimana?" Moblit sedikit berkeringat, ia ragu untuk mengatakan. "Garou berada dekat Berthold." Hange membulatkan matanya, ia cukup terkejut mendengar informasi dari Moblit, Hange menghela nafas. "Garou tidak akan mati semudah itu." Ucap Hange dengan santainya.
Moblit ingin sekali marah, tapi ia harus sadar kalau orang yang berada di depan nya memang menyebalkan. "Buntaichou tolong serius dikit!" Hange memiringkan kepala sambil tersenyum untuk melihat Moblit. "Aku bisa tenang karena dia kuat, tapi kalau kau yang mati, mungkin aku akan sedih." Moblit merasa tersipu, ia menunduk karena malu.
Berthold membalikkan badannya, ia berjalan ke arah gerbang dalam. "Dia bergerak, semuanya bersiap menyerang Berthold kita harus menghentikan nya disini! Dengar, kelompok Levi ikut perintah Armin, sisanya serang target!"
Hange, Moblit dan pasukannya akan menyerang Berthold, Eren dan yang lainnya berjalan mundur untuk menuju dinding dalam, kalau hal buruk terjadi mereka bisa bersiap.
Berthold yang berada di dalam tengkuk Titan nya, melihat pasukan pengintai seperti semut yang menganggu, ia menendang rumah beserta tanahnya, sehingga seperti batu meteor yang siap menimpa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fiksi Penggemar"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata