Dirty Hands

16 7 0
                                    

"Oeeeegh! Uhuk! Uhuk!" Armin memuntahkan isi perutnya, ia merasa mual ketika mengingat kejadian sebelumnya. Mikasa yang berada di belakang Armin, merasa kasihan kepada sahabatnya, ia mengelus pelan punggung Armin, memberikan ketenangan lewat usapan tangannya. "Apa Mikasa juga merasakan hal yang sama?" Tanpa Armin sadari, mulutnya menggumam sesuatu yang dapat Mikasa dengar.

Armin tersadar, ia mengelap air matanya. Mikasa mundur setengah langkah untuk memberikan Armin ruang. "Maaf."

"Tidak apa." Ucap Mikasa.

#

Dor!

Satu tembakan tepat mengenai kepala sang lawan, membuat darahnya berceceran kemana mana. Sontak Jean bertambah terkejut melihat kepala meledak karena tembakan yang Armin lancarkan.

Mikasa cukup terkejut, ia hampir kehilangan keseimbangan karena suara yang cukup menggema.

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!

Beberapa orang terpental di atas atap, terlihat Garou yang sudah setengah menjalankan tugasnya. "Oi sudah selesai belum?" Tanya Garou yang masih melawan beberapa orang yang masih tersisa.

Levi menatap ke arah belakang, 3 orang masih mengejar mereka. "Belum! Selesaikan dulu sisanya! Armin Jean! Di belakang kalian!"

Levi dengan cepat menangkap Jean, dan Sasha menangkap Armin sebelum mereka di tembak oleh bawahan Kenny.

"Mati kek! Eh?" Garou kebingungan, orang yang tersisa memutar arahnya ke sisi kereta kuda yang tengah berjalan menuju gerbang.

Garou langsung bergegas mengikut mereka. "Oh mereka mau pergi!" Garou langsung berlari mengejar mereka.

Kereta kuda langsung di ambil oleh 8  orang, 3 orang mengendarai keretanya, sisanya melindungi keretanya dari kejaran pasukan pengintai.

Mikasa yang melihat Eren di bawa kabur, bergegas ingin mengejarnya. Tapi pergerakannya di tahan oleh peluru yang di arahkan kepadanya. Tidak pikir panjang, Mikasa ingin mengejarnya kembali. Tapi pergerakannya langsung di tahan oleh Levi. "Jangan! Kita harus mundur dulu!" Mikasa tidak peduli, ia berusaha melawan tenaga Levi.

Levi melepas pedangnya dan menahan tangan Mikasa. "Oi!" Garou berhenti tepat di samping Levi yang mencoba menahan Mikasa. "Jadi mereka berdua tertangkap?"

"Kalau kau tahu mereka di tangkap, kejar mereka bodoh!" Garou hanya menatap Mikasa yang masih fokus melawan kuncian Levi. Tapi tenaganya Levi lebih kuat daripada Mikasa.

Mikasa berhenti melawan, ia melihat Eren diculik lagi tepat di depan matanya. "Ereeeeeeeeen!"

#

Pandangan Armin kosong, ia menatap api unggun yang menyala, tangannya masih menggenggam kentang rebus yang sudah dingin. "Ada apa? Apa kau tak bisa makan di tempat kotor seperti ini?" Tanya Levi.

"Tidak, Jean ada satu hal yang tak ku mengerti." Jean menatap Armin cukup kasihan, mungkin ini adalah h terburuk dalam hidupnya. "Apa?"

"Saat aku menembakkan senjata untuk menyelamatkan mu, ku pikir aku tak sempat menyelamatkan mu, maaf. Tapi, kenapa yang berhasil menembak lebih dulu itu aku, ya?" Ucap Armin sangat lirih, Jean pun mengeratkan giginya, ia teringat kejadian itu.

Sepintas ingatan tentang bagaimana kepala orang yang hampir membunuh nya hancur di depan matanya. "Itu karena...."

"Untuk apa kau menyesali hal yang telah kau lakukan?" Garou langsung memotong pembicaraan antara Armin dan Jean.

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang