Setelah mengesap teh hangat kesukaan nya, sang kapten membuka obrolan nya. "Jadi bagaimana rencana Erwin selanjutnya?" Ucapnya. Erd pun mengangguk menjelaskan rencana Erwin yang ia dapatkan sebelumnya.
"Setelah penutupan di distrik Trost, kita banyak kehilangan lulusan kadet baru. Entahlah mungkin mereka pertama kali bertarung melawan Titan. Tapi yang paling penting, operasi penutupan di distrik Trost berjalan sesuai rencana, meskipun sebelumnya Eren lepas kendali....." Jeda Erd.
"...... Aku juga mendapatkan tentang rencana Erwin untuk selanjutnya, kita akan membawa kadet lulusan baru yang selamat di distrik Trost. Memang terdengar egois, aku hanya takut mereka bertindak gegabah, dan menyerang Titan itu secara emosional. Meskipun begitu, tapi kurasa mereka tidak akan melakukan tindakan semacam itu. Meskipun pengalaman bertempur mereka sangat minim, atau bisa di bilang, baru sekali melawan Titan, setidaknya mereka masih memakai otak untuk bertindak." Sambung Erd.
Erd menatap Eren. "Terutama kau Eren, aku tidak menyangka kau bisa berubah menjadi Titan, aku juga tidak tahu kenapa kau bisa berubah jadi Titan. Setidaknya gunakanlah kekuatan mu itu sebaik mungkin, agar orang orang tidak menganggap mu penghianat." Jelas Erd. Eren menatap tangannya, ia tampak sedikit lesu, pasalnya ia sendiripun tidak tahu, kenapa ia bisa menjadi Titan.
"Aku masih bingung, kenapa saat kemarin kau secara tiba tiba berubah menjadi Titan, walaupun hanya tanganmu saja, tapi tetap, itu bisa menimbulkan kecurigaan para polisi militer." Ujar Petra.
"Tapi yang membuatku penasaran, bagaimana cara kau bisa berubah menjadi Titan? Yahhh aku sendiripun tidak tahu, kalau kau memang tidak tahu, tidak apa apa." Ujar Gunther.
Eren menatap semua rekannya, ia sendiripun bingung gimana cara ia berubah menjadi Titan. "Aku juga tidak tahu, tapi yang jelas saat aku menggigit tanganku sepe- eh." Eren diam sejenak, kenapa ia memperagakan caranya.
"Kenapa aku bisa tahu dengan cara berubah menjadi Titan." Batin Eren bergumam. Levi yang sedari tadi memperhatikan membuka suara. "Yang jelas, Eren. Kau jangan berubah seenak jidatmu menjadi Titan, atau aku akan membunuhmu tanpa di ketahui siapapun." Ucap Levi dengan tatapan sayu tapi tajam. Eren mengangguk mengerti.
Garou yang bosan, sedari tadi hanya memutar cangkir tehnya akhirnya membuka suaranya juga. "Ah, sedari tadi kalian berbicara Titan Titan Titan terus, memangnya makhluk apa itu? Semenyebalkan itu kah makhluk itu?" Ucapan Garou membuat mereka tersentak kaget, terutama Eren.
Raut wajah Eren seketika berubah sedih dan kesal. Garou yang merasa tatapan Eren berubah, lalu menatapnya. "Apa?" Eren tertunduk lesu, pasalnya ia melihat sendiri betapa menyeramkan nya makhluk itu.
"Oi bukannya kau sudah melihat sendiri makhluk itu?! Kau juga sebelumnya bertar........ Ugh!" Oulo menggigit lagi lidahnya, membuat ucapannya terpotong.
Garou menyipitkan matanya, ia sebenarnya tidak peduli dengan apa yang terjadi, yang jelas, ia bosan, dan masih merasa lapar. "Ada yang ingin aku tanyakan." Levi pun berucap, sambil menatap Garou. "Sudah berapa lama kau berada di hutan itu, lalu bagaimana caramu mengalahkan makhluk itu?"
Mereka semua langsung menatap Garou penasaran. Garou memegang dagunya, secara belum ada 24 jam ia berada di dunia ini. "Entahlah, tapi yang ku ingat, saat aku mencoba memutar balikkan waktu, tubuhku mengeras, lalu pandanganku hanya ada cahaya putih. Saat aku sadar, aku sudah berada di hutan, tempat kalian menemukan ku di sana." Jelas Garou.
"Untuk bagaimana caraku mengalahkan makhluk telanjang itu, aku hanya menghajarnya. Bukankah aku sudah memberitahukan mu, wahai kapten?" Ucap Garou, dengan nada meledek.
"Maksudnya dengan menghajarnya?" Gunther membuka suaranya. "Menghajarnya dengan cara apa?" Erd ikutan bersuara. Garou mengepalkan tinjunya. "Tentu dengan tinjuku." Ujar Garou.

KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fanfiction"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata