Sebulan berlalu setelah penobatan Historia menjadi ratu, Eren sering berlatih dengan Garou, semakin hari latihannya semakin keras.
Garou selalu menyuruhnya push up dengan batu di atasnya dan bara di bawah perutnya. "Aku cape......" Eren terbaring lemas, ia merasa hampir mati setiap melakukan latihan nya.
Garou hanya diam dan memperhatikan nya, ia memang sesekali merasa kasihan terhadap Eren, tapi karena anak ini bawel ia lebih sering menyiksanya daripada membantunya. "Baru 2 jam latihan, udah cape aja."
Eren terkejut ia ingin sekali memaki-maki Garou, tapi karena tenaga nya terkuras habis, ia mengurungkan niatnya. "Ya 2 jam, tapi ngotaklah, 2 jam tanpa berhenti sedikit pun sama aja seperti menyiksa."
"Emang." Garou berdiri ia mengulurkan tangannya. "Ayolah, kita jalan jalan." Eren meraih tangan Garou, ia berdiri sambil mengelap keringat yang membasahi tubuhnya. "Mau kemana?"
Garou jalan duluan, ia sedikit melirik Eren. "Ikut saja." Eren mengikuti Garou, mereka berdua memasuki hutan. Garou berhenti di sebuah pohon yang terbilang rendah.
Ia pun bersandar di pohon itu. "Sini." Eren ikut bersandar, ia tidak tahu apa yang ingin Garou lakukan. "Kau bilang jalan jalan tapi kenapa duduk di sini?"
"Memang mau kemana lagi? Bukankah kita tidak boleh keluar dari dinding sialan itu?" Eren nampak terdiam, tidak ada yang bisa ia lakukan. "Aku hanya berpikir, kita seperti hewan ternak."
"Begitu, kalau begitu kenapa kita tidak lompat saja keluar dinding itu?" Eren menghela nafasnya, ia menatap sinar matahari yang masuk dari celah-celah dedaunan. "Pengennya, tapi aku tidak tahu apa yang ingin ku lakukan setelah lompat dari dinding itu."
Garou berdiri ia kembali mengulurkan tangannya. "Ayo, untuk kali ini aku akan menuruti keinginan mu." Eren cukup terkejut, ia ingin sekali menerima uluran Garou, tapi ia masih memikirkan kedepannya. "Tapi...."
"Ayolah, apa kau tidak ingin menikmati sesuatu yang belum pernah kau rasakan?" Eren menatap tangan Garou, ia tersenyum lalu menerima uluran Garou. "Ayo, aku mengandalkan mu."
"Tunggu!" Eren dan Garou yang hendak melangkahkan kaki, langkahnya terhenti karena suara seseorang. "Huh, Mikasa?" Mikasa mendekati Eren, ia menatap Garou tajam.
"Apa yang kau lakukan disini?" Ucap Eren, Mikasa masih menatap Garou ia sempat curiga dengan Garou yang tiba-tiba mengajaknya ke dalam hutan. "Aku masih tidak percaya dengannya, aku curiga kenapa dia mengajakmu ke dalam hutan."
Garou hanya menertawakannya, ia merasa geli dengan gadis ini. "Tenanglah, aku ga bakalan berbuat macem macem."
"Aku tidak peduli, yang jelas, kalian mau kemana?" Eren tanpa pikir panjang, langsung menggenggam tangan Mikasa. "Ayo, kita keluar, aku ingin sekali melihat dunia luar."
Mikasa terkejut bukan karena Eren mengajak nya keluar tapi. "E-eren...." Garou merasakan sesuatu ia langsung menarik kerah baju Eren dan Mikasa, dan langsung berlari menjauh.
"Ada apa?" Garou tidak menjawab, ia masih berlari menuju dinding luar. Dinding mulai terlihat Garou mulai mempercepat langkah kakinya dan melompat ke atas dinding. "Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba menarik kami?"
"Aku merasakan ada 2 orang yang mendekat ke arah tempat kita tadi, aku ragu untuk bersembunyi di atas pohon, makanya aku langsung berlari ke arah sini." Ucap Garou.
"Kita ada di Wall Rose." Ucap Mikasa. Eren menatap jauh ke luar dinding, ia merasa semakin dekat dengan dunia luar. "Garou kalau kita berlari lagi ke arah sana, apakah kita akan benar benar keluar?"
Garou menatap ke arah yang Eren tunjuk, ia mengangguk kecil. "Hanya butuh waktu kurang dari 10 menit, kita akan melewati jarak 100 km." Eren tersenyum lebar, ia tidak menyangka apa yang dia impikan akan terwujud. "Eren...." Mikasa memegang pundak Eren, ia mencoba untuk menghentikan langkah Eren.
KAMU SEDANG MEMBACA
OMINOUS THE FUTURE
Fanfiction"Follow me Garou, your strength potential for me destruction off world" Attack on Titan: Hijime Isayama One punch man: Story by One art by Yusuke Murata