Bab 10

21 5 0
                                    

" Mom, I always love you "

" Mom, I always love you "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Acha-

Acha pulang dengan perasaan campur aduk, ada rasa berdebar di hatinya, lega, dan terharu, ada campuran rasa syukur dan bahagia yang terpatri di wajahnya, tidak pernah dalam pikirannya, seorang Clarissa Autasya Molfa yaitu bundanya sendiri akan berkata seperti itu padanya, tutur kata lembut dan halus milik bundanya, mampu menghapus goresan retak di hatinya, mampu meredakan kebisingan di kepalanya, dan mampu menghapus rasa benci di hatinya.

Saat itu, saat sebelum Acha melangkahkan kakinya untuk keluar dari toko itu, bundanya sekejab memegang bahunya, dan mengulas senyuman lembut di bibirnya.

" Kak, maafin bunda, ya "

Acha yang mendengar itu tersentak kaget, dia menatap bundanya dengan tatapan bertanya-tanya, ada sedikit Kilauan lucu di matanya.

" Kenapa, Nda? "

Bunda Acha menggeleng, lalu mengantupkan bibirnya dan menatap Acha dalam, tangan itu mengelus kepala Acha lembut, ada getaran di bibir sang bunda.

" Maafin bunda, karena... "

" Nda... "

Clarissa memeluk Acha, begitu erat, dia menepuk punggung Acha pelan, melihat langit-langit agar buliran bening tidak jatuh dari pelupuk matanya, suara hembusan nafas yang begitu berat dan pilu, mampu membuat Acha berkaca-kaca, dia membalas pelukan Clarissa.

" Bunda~ kenapa ih? Humm "

Acha mulai merengek seperti anak kecil yang menangis takut.

" Maafin bunda, karena bunda gak pernah sadar tentang kamu, kak.. "

" Bunda nggak tau, kalau putri bunda yang ini sudah besar "

" Putri bunda, yang selalu melihat tindakan tidak wajar di bola mata berkilau ini, sekarang sudah bisa terbang sendiri, ya, hm? "

" Sekarang, putri bunda sudah besar, sudah bisa melahap semua masalahnya sendiri "

" Sudah bisa nangis sendiri, sudah bisa menyembunyikan goresan-goresan luka di hatinya "

" Anak bunda hebat banget, ya, bunda aja kalah sama kakak, hahaha "

Tetesan bening jatuh dari pelupuk mata Acha, dia menangis dan menyembunyikan wajahnya di leher bundanya, dia sesegukan dan menangis haru.

" Malaikat kecil yang seharusnya tidak ngelihat hal seperti itu, dengan ketidakbecusan bunda ini, akhirnya anak kecil bunda ini tumbuh dengan trauma berat, hatinya sudah jadi baja, sekarang bunda tau, kalau kakak, adalah putri bunda satu-satunya, yang pantas buat bunda banggain"

SHE IS ACHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang