" jujur itu harus "
-Acha-
Juan kini memandang ruang tamu di rumah acha, bersih, rapi, dan sempurna, sempat Juan bertanya pada Acha, apa perlu sampai dia mampir biar bundanya Acha ini percaya kalau Acha itu pergi ke rumah Juan.
" Bentar, ya, kak "
Juan mengangguk, dia lalu duduk dan menunggu Acha sambil menatap foto keluarga acha, bundanya, Acha dan adiknya Acha, Chaca.
Karena melamun, Juan tidak menyadari jika Seorang gadis berumur 16 tahun baru saja memasuki rumah, dan kini tengah memandang Juan kaget.
" Eh, lo siapa? "
Juan tersadar, dia lalu berdiri.
" Pacarnya kakak lo "
" Kakak gue? Berani banget lo ngomong gitu, nggak mungkin kakak gue punya pacar "
" Mungkin, kok. Gue buktinya "
Chaca mendelik kesal, tidak mungkin! Kakak satu-satunya tidak boleh mempunyai pacar!
" Awas aja lo! Kalau gue nanya ke kakak gue, terus dia bilang gak punya, siap-siapa aja gue usir! "
Juan duduk lalu menatap santai ke arah Chaca.
" Tanya aja, kalau bener gue pacarnya, lo gausah sok asik sama gue "
Dada Chaca naik turun karena marah, dia menghentakkan kakinya masuk ke dalam kamar Acha.
" KAKAK~~ KAKAK BENERAN PUNYA PACAR YA??? HUWAA NGGAK BOLEH!! "
" Buset, bisa-bisanya bicara ke gue kayak musuh bebuyutan, eh sama kakaknya cair, aneh emang"
Juan bergumam tidak percaya.
Akhirnya, Acha turun sambil tertawa gemas.
" Adek lo emang gitu, ya? "
Acha mengangguk.
" Iya, akhir-akhir ini dia kayak gitu "
" Nda kayaknya pulang malem deh, kak, kakak yakin mau tunggu? "
Saat Juan akan menjawab pertanyaan acha, bunyi dering telepon terdengar.
" Bentar, ya "
Acha hanya mengangguk.
Di depan gerbang rumah Acha, Juan menaiki motornya sambil memandang kosong ke arah depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Teen Fiction"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...