Bab 25

12 2 0
                                    

-Acha-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Acha-

"Udah-udah ah, kalian kok bertengkar gitu" Acha membentuk tangannya dengan tanda silang takut amarah mawar dan Dimas bersatu lalu menciptakan ledakan nuklir.

"Lo pada juga, jangan tanggepin apa kata mereka, kita cuman mau jemput cewek gue aja" Juan berbicara dengan suara berat dan memberika helm berwarna abu-abu kepada Acha.

"Eh? Tapi aku sama teman aku..."

"Wahh gue nggak terima! Masa gue sama girls yang lain di tinggal?! Gue sama yang lain juga butuh tumpangan!" Rina kini protes sambil menyentuh kakinya.

"Lihat nih, kaki teman gue sakit! Lo semua sebagai cowok tega ninggalin dia?" Mawar kini berbicara pelan dan lembut karena takut tidak di beri tumpangan, dia tahu diri sudah membuat setengah dari mereka memusuhinya secara tidak langsung.

Dimas terkekeh geli melihat perubahan tingkah laku mawar, dia kini cukup memandang wajah kesal mawar yang menatap dirinya, sedangkan Dimas hanya memasang senyuman miring dan wajah percaya diri.

"Mukanya ngeselin banget bangsat! Dia fikir gue bakalan numpang ke motor merahnya itu?! Nggak mungkin kali!"

Mawar menatap kesal seperti ada api membara di matanya, dia mengalihkan pandangannya melihat Rina yang kini kesusahan berjalan, kenapa gadis itu tiba-tiba sakit kaki padahal sedari tadi dia baik-baik saja? Yes, pura-pura.

"Lo fikir lo bakal nebeng sama siapa cewek cempreng? Gue nggak bakal sudi harus relain jok motor gue buat cewek cerewet kayak lo"

Dimas kini memasang wajah sangar, sedangkan Jaka di sampingnya menatap aneh Dimas, seketika muncul ide berlian di kepalanya.

"Dimas! Gue mau minta tolong sama lo"

"Hm?"

"Kalau Juan rela hati buat angkut tiga cabe itu, tolong ya, lo boncengan sama si mawar, gue nggak mau sama dia cuy, gue takut di Jambak karena tadi gue udah ikut protes, bro?" Jaka menatap melas ke arah Dimas.

Suasana di sekitar Dimas mendadak sangat dingin, Jaka sudah siap dengan konsekuensi apa yang akan dia dapat, tapi sungguh, lebih baik dia menerima tatapan tajam dari Dimas daripada dugeman mentah dari Mawar.

"Lo mau gue tonjok, Jak?" Dimas menatap tajam ke arah Jaka, sedangkan sang empu memohon sambil memelas.

Dimas menarik nafas panjang lalu membuangnya kasar, "kita lihat aja, kalau Juan emang mau ngangkut mereka", Jaka berbinar dan tampak sangat bahagia.

"Jadi gimana? Aku nggak bisa pulang sama kamu kalau teman aku sendirian, maaf ya" Acha tersenyum kecil.

Juan berfikir sebentar lalu memakaikan helm itu pada Acha.

"Kamu fikir aku ajak mereka buat jadi pajangan? Mereka juga bakal bawa teman kamu, kok" Juan.

"Eh?" Acha menatap ke arah mereka, ada yang tersenyum tertekan ada juga yang tidak keberatan.

Dan disinilah mereka, Acha dan Juan, Lahar dan Rina, Dara bersama Haikal, dan Mawar bersama...... Dimas.

"Ya tuhan!!!! Kenapa dari banyaknya kelompok ini harus cowok mulut cabe ini yang bonceng saya!!" Mawar berteriak sambil memakai helm di kepalanya.

Dimas menutup telinganya, jangan salah walaupun dia sudah memakai helm intonasi suara mawar bisa menembus dimensi dunia.

"Duhh! Suara lo berisi banget, sih!" Gerutu Dimas.

"Dih? Serah gue dong! Mau berisik kek! Mau pelan kek! Mau bisu kek! Mau--"

"Diem atau gue tinggalin" sudah cukup, Dimas sudah tidak tahan lagi, di belakang mereka Tama, Reyhan dan Jaka asik berbincang bertiga.

Mawar dengan kesal memakai helmnya, dan naik ke atas motor Dimas, dengan kesal dia mendorong kepala Dimas dengan alasan "maaf, tadi ada capung tembus pandang, kakinya nyangkut di helm lo"

Dimas dengan geregetan menjawab alasan Mawar "mau capung atau gajah sebesar alasan gila lo itupun, nggak usah sentuh-sentuh gue"

Mawar memutar bola matanya malas dan melipat kedua tangannya, Acha yang memperhatikan mereka hanya menggelengkan kepalanya, Juan? Dia hanya menatap Acha dari kaca spionnya.

Lalu mereka mulai berangkat dengan Juan yang memimpin lalu di ikuti Jaka, Tama serta Reyhan, baru di ikuti oleh lahar, setelah itu Haikal dan terakhir Dimas dengan wajah jengkel nya.

Setengah perjalanan, hujan mengguyur mereka semua, Juan mengegas keras motornya, Tama yang mengerti itu berbalik dan membentuk dua jari rapat, sebagai tanda agar mereka berhenti terlebih dahulu di markas mereka.

Setengah perjalan dari sekolah, di depan jalanan besar, ada sebuah rumah sederhana dengan luas yang lumayan besar, berwarna putih dengan taman yang luas, di dalam sana ada pohon besar yang bersatu dengan parkiran.

"Fyuhh, hujannya lumayan besar nih, masuk kedalam aja" Juan membuka helmnya dan mengangkat jaketnya sebagai tumpangan agar Acha tidak terkena hujan, mereka berdua lalu berlari kecil ke teras markas mereka.

Lalu Haikal membopong Dara, sedangkan lahar mendekap Rina dan berjalan cepat, Jaka Tama dan Reyhan sibuk berjalan santai, mengabaikan hujan deras itu, Dimas kini membuka helmnya lalu melepas jaketnya, mawar yang melihat itu sudah mengangkat dagunya terlebih dulu, sedangkan Dimas mengangkat jaketnya dan berjalan sendiri ke teras markas.

"Loh? Anjirr gue di tinggal!!"

"Dimas!! Kok lo gitu sih sama gue?! Tunggu!!" Mawar berjalan cepat lalu berteduh bersama Dimas, di bawah jaket abu-abu itu.

Di dalam markas mereka, Juan duduk di sebuah kursi besi sendiri, sedangkan yang lainnya duduk di sebuah kursi berwarna cokelat kulit dengan meja dari ban dan kaca bekas, lalu di dinding ada tiga gitar dan foto teman-teman juan, di depan tv layar lebar ada terpampang sebuah vas bunga hias, di samping mereka meja sedang yang di atasnya ada sebuah batu ukiran motor dan batu berukir nama KĀRVOUNŌ yang dalam bahasa Yunani berarti Batu Bara.

Acha duduk bersampingan dengan mawar, Rina, Lalu Dara, di depan mereka ada Kelompok Juan yang sibuk sendiri, Lahar yang bermain ponsel, Haikal yang menonton Tv, Dimas tertidur sambil menutup wajahnya dengan topi, Jaka berbincang dengan Reyhan, dan Tama yang berbicara serius dengan Juan, jarak mereka berdua dengan yang lain cukup jauh.

"Kok kita kayak di sekap gitu, ya?"

-Acha-

-Acha-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Jeng jeng jeng!

Ketemu lagi di bab 25 kita mwehehehe
Alright guys, aku ucapin thanks buat yang udah baca dan vote cerita aku. Karena satu vote kalian itu berharga banget buat aku hehehe..

KĀRVOUNŌ itu bukan geng-geng-an gitu, mereka cuman membuat sebuah nama untuk mereka mereka saja. Hanya nama yang isinya teman-teman Juan saja. Tidak seperti cerita pada umumnya yang geng motor atau apapun itu. Ini lebih condong ke hubungan pertemanan dan anak sekolah biasa.

Sampai jumpa di bab 26 semua!!

Love seribu for you guysss!!

SHE IS ACHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang