-Acha-
"Gue paling ngakak sama tadi, Haikal kan lagi di kamar mandi nih, terus si Rina mau ke kamar mandi juga, kan, nah Rina ini udah tahu kalau haikal ada di dalam, terus dengan kejahilannya dia matiin tu lampu dan ngedor-ngedor pintu kamar mandi kenceng banget"
"dari dalam gue udah feeling kalau Haikal pasti kaget setengah mampus, ehh pas keluar, badannya basah semua cuyy Hahahah"
"terus dengan wajah kocak dia bilang maksud lo apa sih, Rin? Pffftt di situ gue ngakak parah!!" Dara bercerita sambil memegangi perutnya, tawanya menggelar ke seluruh markas karena saking tidak kuatnya menahan ketawa.
Haikal yang sudah berada di atas pohon atas mereka memasang wajah kesal.
"Seneng lo? Gue serebet juga lo!" Haikal turun dan berlari mengejar Dara, Dara yang sudah panik setengah mati ikut berlari menjauh dari Haikal.
"Lah tuh anak sejak kapan ada di atas?" Mawar.
"Dari waktu dara cerita, Rina juga udah ada sama Lahar" Acha duduk dengan santai.
"Lah lo kenapa nggak bilang kunyuk? Kan kasihan Dara nya, kejar-kejaran sama topeng monyet gitu" Mawar memandang sedih ke arah keduanya yang sibuk melempar batu krikil satu sama lain.
"Eheheheh, lo nggak nanya sih" Acha.
"Tolol" Mawar.
"Woyy hawa, buruan siap kita udah mau pulang nih" Jaka berteriak dari atas motornya, di depannya ada Dimas yang memakai helm, dan sisanya saling bengong satu sama lain.
Acha dan Mawar mengangguk, mereka lalu berdiri dari duduk mereka dan berjalan mendekati laki-laki itu.
"Widiww kak Dimas mau antar gue nichh" Mawar menyenggol lengan Dimas, membuat sang empu berdecak kesal.
Mereka semua tertawa, Acha memasang helm di kepalanya dan naik ke atas motor Juan, setelah mereka sudah bersama pasangan masing-masingnya, mereka langsung berangkat untuk pulang.
Di pertengahan jalan, Juan dengan yang lainnya berpisah karena arah jalan pulang yang berbeda.
****
"Thanks, Kak"
"Iya, sama-sama, gue langsung pulang aja kalau gitu, ya?"
Acha mengangguk dan menyerahkan helm nya pada Juan, setelah itu mereka saling tersenyum dan Juan pun menancapkan gasnya untuk pulang, sebelum Juan menancapkan gasnya untuk pulang, Juan sempat tersenyum dan menganggukkan kepalanya kecil ke arah belakang tubuh Acha.
Dari arah gerbang, Acha di kagetkan dengan bunda dan adiknya yang asik senyum-senyum sendiri melihatnya pulang bersama laki-laki.
"Aduhh, siapa tuhh?" Clarissa pura-pura batuk agar sensasi dirinya menggoda Acha semakin terasa.
"Pacarnya lah, siapa lagi, Bund?" Chaca membalas godaan Clarissa dengan godaannya juga.
"Ihh apa-apaan sih, Bunda sama Chaca ngintip aku, ya?" Acha menutup wajahnya dengan tas ransel nya.
"Bukan ngintip sih, lebih ke menonton, ya nggak, dek?" Clarissa merangkul pundak Chaca.
"Hahaha, makanya kak, kalau mau ngebucin tuh lihat tempat, untung aja bukan di depan kakek sama nenek, kalau iya, udah pasti tuh cowok kena sidang, hahaha" Chaca tertawa kecil bersamaan dengan Clarissa.
"Ekhem, terus jaket siapa itu?"
"Ahh i-ini, jaketnya k-kak Juan, Nda.." Acha menjawab sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Tuh, kan!" Chaca menepuk tangannya, "Mereka udah bukan teman lagi, tapi TTM teman tapi mesra atau HTS hubungan tanpa status!", Chaca beralih dari rangkulan ibunya untuk merangkul kakaknya.
"Kak, dari pada kakak bingung, mending kakak langsung sat set sat set deh, daripada kak juan-nya diambil yang lain? Entar nangis lagi"
Acha tertawa lalu menarik telinga chaca pelan, "ohh udah tau cinta-cintaan sekarang, ya? Hmm gimana kalau kamu bawa pacar kamu juga? Biar kakak tahu terus kakak goreng"
"Aaa, ampun ihh, iya-iya janji nggak goda kakak lagi, huwaa bundaa"
"Hahahahah"
***
Malam hari, Juan kini berada di depan markasnya sambil sesekali tertawa melihat Haikal dan Reyhan saling adu mulut satu sama lain, dan masalahnya sepela, yaitu Mangga milik mereka semua, karena pohon mangga itu ada di markas mereka.
"He kunyuk! Nih mangga yang tanam itu gue sama Tama, kok lo enak banget mau tebang-tebang buat ayunan?" Haikal.
"Biar estetik gitu bodoh! Entar kalau lo pusing gimana cara buat kucing jantan lo hamil, nah lo tinggal merenungi sendiri di ayunan itu"
"Sumpah otak lo sekecil biji sirsak, ya? Mana ada kucing jantan hamil, anjing?"
"Ya itulah perumpamaan, kalau lo ada masalah apa gitu!!! Ahh lo mah nggak asik!!" Reyhan menendang bola plastik yang ada di tanah itu sampai memasuki gawang.
"GOLL!!!" Lahar dan Tama justru berteriak kesenangan.
"Lo berdua ngapa jadi ngerengek gitu, sih? Sakit telinga gue dengarnya" Jaka.
"Gini nih kalau obatnya habis, setres sama gila nya kambuh" ujar Juan yang sedari tadi melihat mereka bertingkah.
"Cuman gara-gara ayunan? Bocil banget lo, Rey" Dimas.
"Ahh lo pada nggak seru njir! Gue pengen buat kayak anak TK gitu! Biar ada kerjaan! Masa ngerokok, makan, tidur, nyanyi, ngerokok lagi, kan nggak seru!" Reyhan duduk di kursi kayu dengan wajah kesal.
"Gue nyanyi sama ngerokok udah cukup, sih" Juan.
"Tapi, Ju. Kita bisa buat ayunan juga sih, siapa tahu cewek lo suka, kan?" Jaka.
"Iya, kan siapa yang tau dia jadi sering datang main ke sini entar?" Tama.
Juan terlihat terdiam, sejenak dia mengangguk samar lalu melihat Reyhan yang terlihat sudah bahagia, "Oke, lo pada bisa buat ayunan, dengan syarat tidak merusak fasilitas lain"
"Caelahhh! Pak ketu nggak bisa jauh sama Bu ketu!" Haikal bersiul modus yang di ikuti tawa mereka semua.
-Acha-
****
Bab 27 sudah di up, ya!
Vote dan komentar siap di terima, and enjoy this story okay?!
•Pohon mangga itu tidak di tebang, hanya di tambahkan tali tebal dan di tambahkan pernak pernik agar cantik.
See you soon guys, I love you all!!
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Teen Fiction"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...