Bab 14

9 3 0
                                    

" Karena senja tidak akan bisa menjadi pelangi, dan pelangi tidak akan bisa menjadi senja "

" Karena senja tidak akan bisa menjadi pelangi, dan pelangi tidak akan bisa menjadi senja "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-Acha-

Pagi hari, di jam 07.45 Juan beserta teman-temannya berada di depan gerbang sekolah sambil menaiki motor mereka, Juan mengusap rambutnya frustasi, sial sekali, bisa-bisanya di hari Senin dia harus terlambat dan terlambatnya pun berjama'ah.

" Ta, gue kan udah nyuruh lo bangunin gue, kok malah lo ikutan molor sih, nyet? "

Tama yang mendengar itu mengangkat kaca helmnya dan menunjuk Juan.

" Eh biduan, pertama, lo punya alarm di hape lo kenapa kagak pake itu aja, Su? Kedua, lo punya mama yang cantik, lembut, dan selalu siap siaga buat bangunin tumor alias tukang molor kaya lo, nape lo kagak manfaatin itu?! "

Juan melepas tudung Hoodie nya dan bersedekap dada.

" Suka-suka gue, lah "

Tama turun dari motornya dengan wajah yang kesal setengah mampus, sudah panik karena telat, di marahi oleh mamanya karena telat pulang saat malam tadi, dan sekarang, seorang Juan memancing dirinya lagi.

Melihat itu Haikal menahan Tama dengan heboh.

" Tenang bro, tenang, emang monyet kaya dia nggak usah di ladenin, percaya sama gue, kalau lo berurusan sama dia, lo juga bakalan jadi monyet "

" Lepasin, gue harus seleding tu kepala jamet biar kagak dongo lagi! "

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00, satpam sekolah membuka gerbang dan terlihatlah kepala sekolah yang sudah berdiri dengan raut wajah tegas.

Dengan heboh dan gaduhnya mereka segera turun dari motor dan berbaris sejajar.

" Al-Juan Mahardika, putra komadan Jordan mahargavhi "

" Hadir, pak! "

" Jaka Tirtandi Fahatz, putra pak Hamdan Tirtandi "

" Yessss, sir! "

" Tama Tamolva Elfan, putra pak Elgaz Tamolva "

" Hadir, pak! "

" Dimas Anggara Aditya, putra pak Alkah Aditya "

" Ya, pak! "

" Lahar Bafadhal Tura, putra pak Farid Dalthura "

" Selalu siap hadir! "

" Reyhan Haldan Tunggal, putra pak Rayyanza Halfa "

SHE IS ACHA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang