" Aku mencintai mu, lagi dan lagi "
-Acha-
" Jadi kamu yang namanya Acha? "
Acha mengangguk " iya, Yah "
Acha memanggil Jordan dengan sebutan ayah, karena sejak tadi Jordan selalu mengingatkan Acha untuk memanggilnya ayah, papa, atau apalah itu selain om.
" Cantik, manis, lembut, sopan, tinggi, pintar masak, suaranya bagus, malu-malu kucing, dekat sama mama, akrab sama ayah, hemm~ "
Acha memandang Jordan bingung, kenapa dia berbicara seakan Acha mendaftar sebagai menantu dan mencapai list kriterianya?
" Oke, kamu Lolos! "
Uhukk! Uhukkk!!
Mereka bertiga menatap Juan yang kini memukul dadanya dan meminum airnya.
" Loh? Kamu kenapa, Dika? "
" Nggak- uhukk! Aku nggak apa-apa, lanjut aja "
Juan melanjutkan makannya sambil sesekali menarik nafas, dia lalu menatap ke arah yang kini sepertinya lancar sekali berbaur dengan ayah dan mamanya, ayah dan mamanya juga tampak senang dan nyambung saat berbicara dengan Acha.
" Mah, kalau boleh tau, kenapa ayah sama mamah manggil kak Juan itu Dika? "
Jeha menatap Acha lalu tersenyum simpul.
" Karena Juan sendiri yang minta, katanya biar ayah sama mama punya ciri khas dan beda dari yang lain kalau manngil dia "
Acha mengangguk paham, dia lalu lanjut memakan makanannya.
Sampai saat pukul 20.25 malam, Acha kini melihat sekeliling kamar Juan, Juan sekarang ada di belakang rumah, memberi makan hewan peliharaannya yaitu ikan.
Juan sempat mengajak Acha untuk ikut dengannya, tapi karena mamanya sekarang sangat overprotektif pada Acha, jadinya mamanya menyuruh Acha untuk masuk dan bermain di dalam saja.
Karena bosan, jeha mengajak Acha untuk melihat kamar Juan, tapi karena urusan mendadak, jeha pun pamit untuk pergi, dan menyisahkan Acha dengan Juan, serta ayah yang kini duduk di depan rumah sambil membersihkan senapannya.
Di depan pintu Juan tertulis.
Budayakan mengetuk terlebih dahulu, karena yang punya sedang sibuk.
-Tertanda, Al-Juan gans.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Teen Fiction"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...