-Acha-
"Tapi lo hebat sih, nggak maksa ataupun ngode kak Juan, seakan lo nunggu kak juan sendiri yang siap jadiin lo pacarnya" Ucap mawar menangkup wajahnya dengan telapak tangannya.
"Kalau gue udah nuntut sih, eh tapi nggak deng, tergantung cowoknya sih" Dara.
Jeje dan Rina datang membawa 5 mangkok bakso dengan dua nampan, "makanan udah datang, ayo makan dulu nanti keburu bel"
"Makasih, Je"
Selang beberapa menit, akhirnya mereka selesai dengan makanan mereka, sekarang mereka hanya tinggal menunggu bel masuk 4 menit lagi, ahh sepertinya mereka akan melakukan kegiatan wajib mereka.
"Eh lo pada tau nggak, sih?"
Yes, ghibah is their life.
"Apaan, apaan?" Sahut Dara semangat saat Mawar sudah memulai sesi perghibahan mereka.
"Lo tahu cinta, kan? Adik kelas kita? Nah waktu itu gue ngelihat kalau si Luna ngebully dia, lagi! Mampus!"
"Serius?! Padahal kan dia udah kena tegur, ya? Kok, masih gitu?" Balas Jeje yang sudah tahu berita itu.
"Iya, kan?! Denger-denger kalau si cinta sempat ketahuan ngebicarin dia dari belakang, ew kalau gue sih nggak bakal sampe ngebully terus-terusan njir, cukup tegur aja, nggak sih?" Mawar terlihat geram sendiri sambil meremas tumpukkan tissue.
"Iya, si Luna aja yang udah berlebihan, masa gara-gara itu dia ngebully cinta sampe segitunya?" Kini Acha ikut untuk membicarakan hal itu, karena memang berita itu sudah menjadi buah bibir semua siswa-siswi di sini.
"Cantik tapi kelakuannya biadap" ujar Rina terlewat jengkel.
"Pengen gue bejek-bejek tau! Ih kesel banget!! Lo tau kan gaya dia kalau jalan? Kayak eew apaan sih! Dia bukan model njir sampe lenggak-lenggok kayak gitu! Udah badannya tulang semua lagi! Ihh serem banget, langsing kagak, kurang gizi iya!" Dara pun ikut kesal dengan Luna, siapa juga yang akan terus memaklumi sifat polos tapi jahat nya gadis itu?
"Udahlah nggak usah di bicarin lagi, semua orang pasti punya alasan buat ngelakuin semuanya, dan kita nggak berhak buat ngehakimi apapun yang mereka lakuin" Acha kini menyudahi perghibahan itu, sudah cukup kesal dan jengkel juga.
"Hahh, benar juga, serah lo deh Lun, mau lo masuk surga atau neraka kek, jadi orang jahat atau baik kek, yang penting nggak nyenggol" Mawar menghela nafasnya maklum.
Bel masuk kelas berbunyi, akhirnya mereka sudah sampai di jam pelajaran terakhir, hari ini cukup panjang untuk Acha, dari hampir bertengkar dengan Luna, maju ke depan kelas untuk menjawab pertanyaan, presentasi di jam kedua, dan nanti dia akan mengerjakan tugas kelompok prakter membuat patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Teen Fiction"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...