-Acha-
"Entar malam jam berapa, wan?" Haikal, laki-laki itu tengah menaiki kursinya ke atas meja, tas ranselnya sudah ada di punggungnya.
"Jam 10an sih,"
"Kita bakal stay di markas ya, jaga-jaga kalau lo kenapa-napa" ujar Tama.
Juan terkekeh, "iya, lagian gue juga nggak bakal kenapa-napa kali, paling lecet dikit"
"Dikit-dikit, lo fikir kita semua nggak kena omel Acha? Kita sebagai teman lo harus ada buat lo! Walaupun itu masalah pribadi!" Sahut Reyhan yang sedari tadi sibuk memasang sepatunya karena dia melepasnya.
"Iya-iya, cerewet banget"
"Kalau gitu, gue duluan ya, mau antar Acha pulang" Lanjut Juan.
"Oke bro!"
Juan melesat pergi, tanpa takut akan di hadang guru BP karena mengeluarkan bajunya dan tidak mengancingnya, memperlihatkan baju kaos hitamnya dan kalung peraknya.
"Achanya ada?" Juan berbicara dengan salah satu gadis yang kini tengah membersihkan jendela kelas.
"Kyaaa kak Juan!!! Ganteng banget ihhh!"
Juan menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Achanya ada, nggak?"
"Ohh Acha ya! Bentar" gadis itu membalikkan tubuhnya, dan mendapati Acha yang terlihat mengikat tinggi rambutnya.
"Ada, lagi siap-siap pulang"
"Kakak kelas boleh masuk?" Tanya Juan sekali lagi, dia sudah kebelet ingin melihat Acha.
"Boleh kalau kakelnya Kak Juan mah, masuk aja sana"
Juan pun langsung melenggang masuk, dia melihat gadisnya sedang memasang Hoodie kebesarannya, ahh pasti gadis itu pasti lupa membawa almamater sekolahnya.
"Masih lama?"
"Eh?" Acha menoleh, mata besarnya menatap mata kecil di hadapannya.
"Masih lama nggak, cantik?" Ujar Juan tersenyum jahil.
"Kaget! Aku kira Reza tadi" Ucapan Acha berhasil membuat Juan mengkerutkan alisnya.
"Reza siapa?"
"Teman waktu SMP, tadi dia datang ke sekolah ini katanya buat rapat OSIS, jadi aku kira dia datang lagi" Ucap Acha selesai dengan tasnya yang sudah ada di pundaknya.
Acha melihat wajah Juan yang menekuk wajahnya, cemberut mungkin?
"Hey kenapa? Cemburu ya?" Kali ini Acha yang tersenyum jahil.
"Jelas lah! Orang gue suka sama lo! Mana sih Reza itu?! Apa lebih tampan dari gue?"
Acha melebarkan matanya saat mendengar bahwa Juan suka padanya, sempat ada sedikit keheningan yang akhirnya di pecahkan oleh Acha sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Teen Fiction"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...