" Like the twilight, beautiful and gives the impression of peace "
-Acha-
Pagi itu, Juan berbincang ringan dengan ayahnya, mereka tertawa lalu serius, terkekeh lalu merenung, memang mood yang mudah berubah.
" Gini loh bang, ayah nggak ngelarang kamu berkelahi kecuali untuk ngebela diri sendiri, bukan maksud ayah ngebebasin kamu main fisik, tapi saat suara dan kata-kata sudah tidak di hiraukan, lebih baik meluapkannya dengan kepalan tangan, dan hanya berlaku antara laki-laki sesama laki-laki "
Juan mengangguk mendengar sang ayah berbicara, ekspresi serius darinya membuat ayahnya tau, bahwa putranya itu cukup setres memikirkan masa lalunya.
" Dan si Bagas itu, kalau emang dia mau nyelesain masalahnya dengan baik-baik ya balas baik-baik juga, tapi kalau saling berkomunikasi masih menjadi jarak antara kalian, gapapa bang, hantam aja "
" Karena ayah tau, kamu nggak salah "
Juan menatap ayahnya dengan tatapan sulit di artikan, semacam bangga dan lega karena memiliki ayah seperti Jordan ini.
" Dan juga, perjalanan anak muda bukan soal nilai di atas kertas, bukan soal sikap di sekolah, dan bukan hanya tentang sekolah, dunia luar, dunia yang jauh dari halaman sekolah kelak akan menjadi medan tempur kalian "
Juan mengangguk, dia meminum air di dalam botol dan menghirup udara segar pagi itu, ada rasa lega dan tenang di hatinya, ringan dan juga damai, begini rasanya berbicara dengan seseorang yang tidak memikirkan ego dan pendapat nya sendiri, sungguh Juan sangat suka itu.
Bunyi motor memutuskan sunyi di antara mereka, Jaka datang mengenakan baju polos dan celana Levis pendek.
" Yo Jaka "
" Om! Waduhh joging ya, om? "
Jordan merangkul Jaka.
" Yes, habis ngelatih Dika jadi pasukan militer "
" Widihh, Juan, mantep bener deh! "
" Kalau gitu, om tinggal ya, biasalah urusan kapten "
" Siap! "
Jordan berlalu sambil merenggangkan tubuhnya, dia memang sudah berniat untuk berhenti dari jabatannya itu, tapi mengingat ada Juan yang harus di beri motivasi, dia tidak lagi memikirkan hal-hal semacam itu.
" Tumben pagi-pagi, kenape? "
Jaka duduk di samping Juan, dia tertawa melihat ekspresi Juan, seperti di hukum oleh guru killer berlari keliling lapangan 50 kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS ACHA [ON GOING]
Fiksi Remaja"Ayo berharap, semoga kita nggak egois dengan memaksa satu sama lain, memaksa dunia dan semesta untuk menyatukan kita nanti, kalau dunia dan semesta nggak merestui kita nanti, seenggaknya mereka pernah tau dan menyaksikan kalau kita itu pernah bersa...