***
"Mbak Shana, teman mbak kabur dari rumah sakit."
Telepon dari suster di pagi buta membuat Shana panik. rasanya baru saja ia terlelap tidur tapi sudah ada saja kejadian. Mau tak mau Shana harus bergegas ke rumah sakit lagi. dia hanya mencuci muka dan gosok gigi. Dia memakai sweater lalu jilbab instan sekenannya.
Dia tak berpikir untuk berdandan lagi. dia sudah tak habis pikir dengan Sarah. Dia begitu nekat padahal keadaannya belum sepenuhnya membaik. Padahal Shana semalam hanya ingin mandi dan beristirahat sejenak di rumah dan kembali kesana. Tapi saking capeknya dia jadi ketiduran sampai pagi.
Dia mendapat telepon dari rumah sakit yang membuatnya terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia sampai pusing karena bangun tidur secara tiba-tiba.
Sesampainya di rumah sakit Shana mendapati ruangan itu sudah kosong. Suster sampai kebingungan kapan Sarah melarikan diri. padahal malam itu banyak orang berjaga malam. Tapi tak ada satupun yang melihat kepergian Sarah.
Pihak rumah sakit sudah tidak mau bertanggung jawab lagi atas pasien yang melarikan diri. mereka sudah menyerahkan semuanya pada Shana selaku wali pasien. Bayi itu juga sudah menjadi tanggung jawab Shana sekarang.
"Mbak Shan, ini surat yang ditinggalkan mbak Sarah di bawah bantal." Ujar seorang suster memberikan secarik kertas yang dilipat kepada Shana.
Shana menerimanya dan berterima kasih kepada suster. Dia membuka surat itu dan membacanya dengan seksama.
Dear Shana,
Maaf atas segala kekacauan ini. Maaf karena kesalahanku ini aku jadi merepotkanmu.
Aku titipkan dia padamu Shan. Jujur aku tidak tega ketika meninggalkannya tapi aku juga tidak bisa memberitahu keluargaku tentang semua ini. aku harus melakukan rencana awal yang memang sudah kita bicarakan. Aku akan kembali ke keluargaku di jogja dan mungkin tidak akan kembali dalam jangka waktu yang lama.
Terimakasih Shan atas segala bantuanmu. You're the best person that i ever met. Oh ya, tolong namai dia Seira Aurora. Tolong sampaikan padanya bahwa aku sangat menyayanginya. Aku tak pernah sekalipun membenci dia tapi aku juga tak bisa untuk bersamanya.
With love,
Sarah.
Shana melipat kertas itu kembali. Dia mengusap air mata yang jatuh dari kedua matanya. kini Sarah sudah benar-benar meninggalkan bayinya bersama dirinya. harapan Shana sudah pupus. Dia tak bisa lagi mengharapkan Sarah berubah pikiran dan merubah rencana itu.
Shana berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit. rasanya dia tak mampu lagi meneruskan langkah kakinya. Harus bagaimana ia sekarang? merawat bayi itu seorang diri padahal dia belum berpengalaman sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomanceMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...