28. Childhood friend

2.4K 129 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Entah sudah berapa banyak pesan masuk dan juga telepon dari Daren di ponsel Shana. sejak kejadian itu dia tak mau menghubungi Daren dulu. Dia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Shana berusaha keras untuk tidak menangis ketika berada di depan Seira. Dia tak ingin putrinya itu khawatir padanya. alhasil malam hari barulah ia bisa mencurahkan segala rasa sakit yang ia rasakan. Ketika dia sedang bermunajat kepada Allah di sepertiga malam. Dia mengeluarkan segala keluh kesahnya.

Memang benar, jika kita mengadu kepada sang Pencipta pasti rasa tenanglah yang akan kita dapatkan. Shana yakin apa yang telah ditakdirkan padanya itu adalah takdir terindah dari sang Pencipta.

.Sekarang dia hanya bisa memasrahkan dirinya pada sang Pencipta. Jika memang Daren bukan jodohnya maka pasti akan ada lelaki baik lainnya yang akan datang padanya. jika bukan sekarang pasti Allah akan memberikan di waktu terindah menurut-Nya.

Shana berusaha untuk bangkit kembali. Perlahan dia berusaha untuk berdamai dengan dirinya sendiri dan mencoba melupakan masalah kemarin. Dia sudah sedikit lebih tenang sekarang. yang dia perlukan sekarang hanyalah fokus mengurus Seira dan pekerjaannya. Dia mulai menyibukkan dirinya dengan pekerjaan.

Hari ini setelah mengantar Seira ke sekolah, Shana langsung berangkat ke Kafe karena disana sedang diadakan shooting iklan. Dia ingin memantau jalannya shooting iklan tersebut.

"Gimana Mir? Udah dimulai?" Tanya Shana ketika bertemu dengan Mira disana.

"Eh mbak Shan, ini nunggu modelnya dulu lagi dandang, yang lain juga lagi prepare alat-alatnya." Jelas Mira yang dijawab anggukan mengerti oleh Shana.

Kemudian Mira memberikan kertas berisi konsep yang sudah diberikan kepadanya. Shana pun menyetujuinya saja, konsepnya juga sudah sesuai dengan apa yang ia pikirkan dulu.

Tak lama setelah itu model pun keluar. mereka segera bersiap untuk melakukan shooting iklannya. Shana mengamati jalannya shooting tersebut, dia terus menatap kearah model lelaki itu yang tampak tak asing baginya. Dia sepertinya pernah bertemu dengannya.

"Mir, itu modelnya siapa sih? Kok kayaknya mukanya gak asing gitu."Tanya Shana langsung pada Mira yang berdiri tepat disampingnya.

"Oh itu Shawn Narendra. Itu model dah terkenal dimana-mana mbak. Mukanya pasti sering nongol di sosmed, di majalah bahkan ada juga yang di televisi. Pasti karena itu mukanya gak asing." jelas Mira dengan antusiasnya. Tapi sepertinya bukan karena itu. Shana malah tidak pernah melihatnya di majalah karena memang dia jarang membeli majalah.

Dari namanya mengingatkan Shana akan seseorang di masa kecilnya. Tapi dia tak yakin dia adalah orang yang sama. Karena perbedaan fisik mereka yang cukup membuat Shana pangling.

"Ganteng banget ya mbak, tapi sayang sulit dimiliki." Tambah Mira lagi semakin tidak jelas.

Setelah setengah jam shooting, mereka break sejenak untuk melakukan peninjauan. Lelaki yang menjadi model itu berjalan perlahan menghampiri Shana yang masih berdiri di tempatnya.

"Hei Shan, do u still remember of me? Sunshine? Remember?" Tanya lelaki itu dengan senyum ceria di wajahnya.

Shana memang tidak yakin ketika melihat wajah lelaki itu, tetapi kata 'sunshine' yang membuatnya yakin bahwa model itu adalah teman masa kecilnya. Lelaki ingusan berbadan gempal yang dulu sering bermain dengannya.

Sunshine adalah nama persahabatan mereka. Shawn memiliki ide untuk menggabungkan nama keduanya yang memang hampir mirip pelafalannya. Shana dan Shawn yang ia plesetkan menjadi Sunshine.

Sewaktu kecil dulu, mereka berharap persahabatan mereka akan selalu terang seperti sinar mentari. Selalu dilingkupi dengan keceriaan dan kebahagiaan.

"Shawn the sheep. Is that you?" Shana langsung memanggil lelaki itu dengan nama ejekannya dulu pada Shawn.

Dulu mereka memang sering menonton kartun bersama dan paling sering menonton shaun the sheep. Karena pelafalannya hampir mirip jadi Shana sering memanggil Shawn dengan sebutan Shawn the sheep.

Mendengar hal itu mereka pun tertawa bersama. Teringat kenangan dulu semasa kecil yang sulit mereka lupakan. Kini tak disangka mereka bertemu kembali disaat semuanya sudah banyak yang berubah.

"I miss u so much, Shan. Setelah aku kembali lagi ke Indonesia, aku berusaha mencarimu tapi aku tak pernah menemukanmu. Apalagi kamu sudah tidak tinggal di rumah yang dulu kita tempati." Ujar Shawn menceritakan semuanya pada Shana.

Ya, dulu mereka bersama sejak kecil. rumah mereka saling berhadapan dengan jalan kecil yang memisahkannya. Mereka sering bermain bersama hingga sering menginap di rumah satu sama lainnya. Tapi setelah menginjak usia tiga belas tahun, Shawn terpaksa pindah ke luar negeri karena Ayahnya di tugaskan disana. mereka pun terpisah lama hingga saat ini mereka baru bertemu kembali.

Rasanya mustahil tapi inilah yang terjadi. Sungguh tak disangka, namun Shana begitu bahagia bisa bertemu lagi dengannya.

"Me too Shawn. Aku hampir gak percaya kita bisa bertemu kembali." Ucap Shana dengan mata yang berkaca-kaca. Perasaannya sekarang campur aduk antara senang, sedih dan terharu.

Baru saja mereka ingin melepas rindu, Sutradara iklan itu sudah meminta Shawn untuk kembali bekerja. Lelaki itupun mendesah pelan. Dia masih ingin berbincang dengan Shana tapi dia juga harus profesional dan bekerja dulu.

"Pokoknya abis shooting kita harus ngobrol Shan. Kamu gak boleh kemana-mana ya. I'll be back soon." Ujarnya sebelum pergi meninggalkan Shana. perempuan itu hanya bisa mengguk pelan menyetujuinya.

"Mbak Shan kenal sama Shawn Narendra? Sedekat itu mbak?" Tanya Mira yang tak percaya dengan apa yang dilihatnya tadi.

"Dia teman masa kecilku Mira, sudah bertahun-tahun kita tak berjumpa. Aku juga masih gak nyangka kita bisa ketemu lagi." ujar Shana dengan senyum bahagianya.

Entah ini sebuah kebetulan atau memang takdir lain yang dituliskan untuknya. Ditengah rasa sakit hatinya, Allah datangkan lelaki di masa lalunya yang selalu memberinya bahagia. Lelaki yang selalu bisa menjadi pelipur lara bagi Shana.

***

Terimakasih sudah membaca ceritaaku yaa  :)

Jangan lupa vote dan komentarnya untuk mengapresiasi tulisanku :))

See to the next chapter ==>

Unexpected Child ( Terbit ✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang