22. Bertemu

2.5K 152 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah mengantarkan Seira ke sekolah, Shana langsung berangkat ke Coffeeshop miliknya karena pagi itu akan diadakan meeting mengenai iklan. Kemarin Mira sudah menceritakan bahwa sebagai sarana promosi untuk Cofeeshopnya maka akan dibuat iklan agar bisa menarik pelanggan. Apalagi kafe itu juga baru buka beberapa bulan ini dan masih belum banyak pelanggan. Oleh karena itu, dibuatlah iklan ini agar kafe nya semakin dikenal.

"Mbak Shan. Akhirnya datang juga." Ujar Mira ketika melihat atasannya itu masuk. Dia langsung menghampiri Shana dan memeluknya. Mereka sudah tak seperti atasan dan bawahan lagi melainkan sudah nampak seperti saudara.

"Maaf ya tadi anterin Seira sekolah dulu." Ujar Shana yang mendapat gelengan kecil dari Mira.

"Nggak papa bu boss, kita juga baru dateng. Yaudah kita langsung bahas aja ya." Ajak Mira yang langsung disetujui oleh beberapa orang disana.

Meeting berjalan lancar sekitar satu jam. Pembahasan mengenai konsep, talent dan segalanya sudah diserahkan kepada video dan photograpeher yang nantinya akan bekerja untuk mereka. Shana sudah melihat hasil-hasil iklan mereka sebelumnya dan itu tak pernah gagal.

setelah meeting selesai Shana melanjutkan untuk mengecek coffeeshopnya itu. Dia mengecek perkembangannya dan semuanya berjalan dengan baik.

"Ok Mir. Semuanya berjalan dengan lancar ya. Masalah produk baru aku sudah memikirkannya. Mungkin nanti malam aku akan mencoba membuat demo nya." Jelas Shana kepada tangan kanannya itu.

"Siap mbak. Kami akan menunggu karya mbak Shana launching." Ujar Mira yang dibalas tawa kecil oleh Shana.

"Kamu bisa aja Mir." Ujarnya dengan senyum malu.

Tak lama ponsel Shana berdering. Dia terkejut ketika melihat nama Om dokter di ponselnya. Mereka terakhir bertemu saat di mall waktu itu dan setelahnya dia hanya melakukan beberapa kali videocall dengan Seira. Tapi sekarang dia menelponnya dan itu jarang sekali terjadi.

"Halo, ada apa Daren?" tanya Seira ketika mengangkat telepon lelaki itu.

"bisa kita bertemu Shan? Kamu dimana sekarang?" Tanya Daren melalui sambungan telepon itu. Shana nampak kebingungan karena baru kali ini Daren meminta untuk bertemu.

"Aku lagi di Kafe. Kamu bisa kesini. akan kukirim alamatnya." Ujar Shana to the point. Dia takut ada masalah penting yang ingin Daren bicarakan jadi dia menyetujuinya.

Setelah mematikan panggilan teleponnya, Shana langsung mengirim lokasinya pada Daren. Dia menunggu lelaki itu untuk beberapa saat. Sembari menunggu, Shana menikmati secangkir kopi dan sepotong kue tiramisu.

"Siapa mbak?" Tanya Mira penasaran. Perempuan itu memang kepo maksimal.

"Daren. Dokter yang kamu bilang ganteng itu." jawab Shana santai sembari menyeruput kopi latte miliknya.

"Really? Dokter ganteng itu? dia bakalan kesini mbak?" Tanyanya dengan nada tak percaya.

"Iya Mira. Kenapa? Mau kamu godain?" Ledek Shana pada karyawannya itu.

"Gak ah. Aku gak berani nyenggol miliknya mbak Shan. Bisa dipecat aku." Ujar Mira membuat Shana tersipu malu.

"enak aja, siapa bilang aku dan dia ada hubungan. We're just friend Mir." Protes Shana tak terima.

"Ya emang awalnya friend mbak tapi lama-lama juga jadi husband tuh." ledeknya lagi semakin bersemangat.

"Mira, udah deh sana balik kerja. aku potong gaji kamu kalau masih disini." ancam Shana membuat Mira takut.

"Aku bakalan balik kerja setelah liat dokter ganteng ya Mbak. please!" mohon Mira seperti seorang adik yang meminta sesuatu kepada kakaknya.

"Masuk Mira." Perintah Shana tegas. Perempuan itupun akhirnya masuk dengan wajah cemberutnya. Gagal sudah rencanannya untuk memanjakan matanya itu. melihat dokter tampan adalah vitamin E bagi Mira.

Tak lama Daren pun sampai. Wajahnya tampak serius menatap Shana. perempuan itupun menghampiri Daren dan mengajaknya untuk duduk di bangku yang tersedia disana. Shana sudah meminta salah satu karyawannya untuk membuatkan kopi serta cake untuk Daren.

"Ada apa Daren, sepertinya kamu ingin membicarakan hal serius." Tanya Shana to the point.

"Shan, sebenarnya aku bingung harus mulai dari mana. Aku juga tidak yakin kamu akan percaya ini. but I've to tell you something." Ujar Daren dengan mimik wajah seriusnya.

"Tentang apa Daren? Just tell me." Ujar Shana membujuk Daren. Dia sudah penasaran dan ingin segera tahu apa maksud dan tujuan Daren mengajaknya bertemu.

"I want to marry you Shan."

***

Terimakasih sudah membacaa :))

Jangan Lupa Vote dan komentarnya yaa

See U to the next part ==>

Unexpected Child ( Terbit ✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang