***
"Seira mewarnai ini aja ya. Mami duduk disana sambil kerja bentar ya." Ujar Shana pada putrinya.
Dia meletakkan kertas yang sudah berisi gambaran hitam putih serta pewarna yang biasa Seira buat untuk mewarnai di rumah. Awalnya Seira senang mencoret-coret tembok dengan lipstik miliknya. Dan dia sangat frustasi waktu itu. ternyata merawat anak yang mulai aktif juga tak mudah. Bahkan lebih sulit dibandingkan ketika mereka masih bayi.
Dari situlah dia berinisiatif untuk memberikan gambar agar Seira bisa mencoret-coret di tempat yang tepat. Semakin besar Seira makin mengerti dan menekuni hobinya itu. untuk anak usianya, gambaran dan cara mewarnai Seira sudah cukup bagus. Shana mengakui bahwa darah artistik Sarah menurun pada Seira. Dia ingat dulu Sarah memang pandai menggambar. Bahkan dia sering melukis jika ada waktu luang. jadi dia tak heran kalau Seira memiliki bakat yang sama dengan ibu kandungnya.
"Mami, kenapa om dokter belum kesini? memangnya om dokter gak kangen sama Seira?" Tanya anak itu dengan polosnya.
"Om dokter lagi kerja sayang, nanti kalau sudah selesai bekerja pasti datang untuk mengunjungi Seira." Jelas Shana sembari mengusap lembut rambut putrinya.
"Sekarang Seira mewarnai dulu yang bagus, nanti kalau Om dokter datang, kamu tunjukkan hasil karya Seira. Oke nak?" Shana membujuk Seira dengan sangat halus sehingga anak itu setuju dengan tersenyum bahagia.
"Oke mami." Seira berujar semangat.
Shana membiarkan Seira berada di dunianya sendiri lalu dia kembali fokus ke pekerjaannya. Abangnya tadi sudah pulang ketika adzan subuh. Ada pekerjaan yang harus dia kerjakan. Sebenarnya kemarin malam Shana sudah menyuruh abangnya untuk pulang tapi dia bersikeras untuk ikut menunggu Siera.
Shana sudah menelpon Mira, assistannya yang selalu membantu dia di lapangan untuk membawakan laporan-laporan penjualan ke rumah sakit. Mira bertugas untuk memantau secara langsung kegiatan di toko kue milik Shana. Kalau coffeeshop karena masih baru jadi Shana yang menghandle sendiri.
Tak lama Mira datang membawakan berkas-berkas yang dibutuhkan oleh Shana. Dia juga membawakan Kue yang diminta oleh Shana.
"Ok Mir, bagaimana perkembangan toko akhir-akhir ini. apa ada keluhan pelanggan?" tanya Shana kepada assistannya tersebut.
"Overall semua berjalan dengan lancar mbak Shan. Hanya saja ada yang beberapa pelanggan yang menantikan varian baru dari beberapa produk. Kita sudah terlalu lama tidak upgrade produk baru lagi, karena biasanya kan setiap bulan kita pasti launching produk baru mbak." jelas Mira pada atasannya itu.
"Yah, kamu benar Mir. Saya juga lagi mikir pengen mengeluarkan produk baru tapi otakku masih stuck. Tapi aku akan berusaha memikirkan hal itu. Makasih ya Mir." Ujar Shana tulus. Assistannya itupun mengangguk mengerti.
"Good morning princess Seira."sapa seseorang kepada Seira yang tengah asik mewarnai. Melihat siapa yang datang, Seira pun jadi berteriak kegirangan.
"Yeay, om dokter datang, om dokter datang." Ucap Seira bersemangat. Shana yang melihatnya pun ikut tersenyum senang.
"Seira sudah makan?" tanya dokter Darendra yang dijawab anggukan oleh Seira.
"Seira udah makan dan minum obat biar Seira cepat sembuh dan main-main sama Om dokter." Ujar Seira dengan nadanya yang menggemaskan.
"Hai Shan, lagi kerja ya? Maaf ya mengganggu." Ujar Daren ketika menyadari Shana sedang berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya.
"Gak papa. santai saja." ujar Shana sembari melemparkan senyumnya.
"Boleh gak aku ajak Seira main di taman? Biar kamu juga fokus kerjanya." Tanya Daren pada perempuan itu.
"Memangnya kamu gak sibuk? Nanti ganggu waktu kamu lagi." ujar Shana merasa tak enak hati.
"Aku udah selesai bertugas sih. Aku sengaja kesini memang mau main sama Seira. Boleh ya?" Tanya Daren lagi yang akhirnya dijawab anggukan setuju oleh Shana. Lumayanlah dia bisa fokus berdiskusi dengan Mira.
"Ok, kita lanjut ya Mir." Ujar Shana sembari menoleh kearah Mira yang ternyata sedang menatap lekat Daren sampai lelaki itu keluar dari ruangan. Mira sepertinya terpesona dengan Dokter tampan itu. Shana pun menyenggol Mira sampai ia tersadar dari lamunannya.
"Mbak itu dokter apa pangeran deh, ganteng banget." Ujar Mira dengan wajah mupengnya. Shana tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Mira.
"Mbak, aku ikut jagain Seira disini ya? Semaleman juga betah mbak." tawar Mira lagi membuat Shana tertawa geli.
"Mir, Mir. Ada ada aja kamu tuh. udah ah fokus lagi sama kerjaan."ujar Shana membuat Mira kembali fokus bekerja.
***
KAMSAHAMNIDAA YEOROBUN :)
SEE U ON THE NEXT PART
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomanceMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...