***
"Seira, ayo makan nak. Perut kamu kosong loh dari tadi muntah terus." Bujuk Shana pada putrinya itu. tapi Seira menutup mulutnya dengan kedua tangannya erat.
"Gamau Mami gamau. Seira gak suka makan." tolak Seira dengan tegasnya. Shana hampir menyerah karena sedari tadi dia sudah berusaha keras untuk membujuk Seira makan tapi hasilnya nihil.
"Seira kalau gak mau makan Mami jadi sedih Loh. Seira gak mau kan lihat Mami sedih?" Shana mencoba mengeluarkan jurus andalannya itu. Dengan muka memelasnya Shana berusaha meminta belas kasihan kepada Seira. Tapi ternyata kali ini tak mempan.
"No..No Mami. Seira gak mau makan." tolaknya yang entah sudah keberapa kalinya.
Tak lama datanglah seseorang yang tersenyum cerah kearah mereka. ya, dia adalah Daren. Saat ini dia tak memakai jas dokternya, dia hanya memakai kemeja biru muda serta celana berwarna putih bersih.
"Halo Seira, gimana keadaan kamu nak?" tanya Daren pada Seira yang sedang merajuk karena dipaksa makan sejak tadi. gadis itu diam saja tak menjawab.
"Dia gak mau makan tuh. dari tadi aku sudah bujuk untuk makan tapi dia menolak." Jelas Shana pada lelaki itu.
Daren mengangguk mengerti lalu keluar sebentar. Tak berselang lama dia kembali dengan wajah cerianya. Dia mengeluarkan tangannya yang sudah ia pasangi dengan hand doll. Boneka tangan yang biasa ia mainkan ketika menghibur pasien anak kecil yang sedang crancky.
"Halo Seira, namaku Tobby. Badanku kurus karena aku tak mau makan. perutku kecil, tangan dan kakiku semua kecil. aku tak bisa berlari secepat kelinci karena aku tidak punya tenaga. Sekarang aku hanya bisa berjalan lambat seperti kura-kura. Huhuhu." Daren memainkan boneka itu sembari menirukan suara tokoh di kartun. Seira begitu senang hingga tertawa melihatnya.
"Sekarang Seira harus makan, agar tidak kurus sepertiku. Kalau kam tidak makan kamu tidak bisa berlari cepat." Ujarnya lagi yang menirukan suara kartun sembari dia menggerak-gerakan boneka itu.
"Iya tobby. Aku akan yang banyak agar tidak kurus seperti kamu. Biar aku bisa lari cepat dan mengalahkan kelinci." Ujar Seira bersemangat.
"Suapin Mami, Seira mau makan." pinta Seira yang langsung dijawab anggukan oleh Shana. Perempuan itu langsung menyuapi putrinya dengan rasa lega di hatinya.
"Wah Seira anak pintar, Tobby suka dengan Seira. Sekarang kita berteman." Darendra terus melanjutkan pertunjukannya sampai Seira menghabiskan makanannya.
"Om dokter, abis ini tobby dikasih makan ya, biar cepat besar dan pintar seperti Seira." Ujar Seira dengan nada yang menggemaskan. Shana dan Daren pun tertawa kecil mendengar penuturan Seira.
"Siap bos. nanti pokoknya Tobby akan om kasih makan yang banyak ya." Seira mengangguk-anggukan kepalanya setuju.
Sesi makan akhirnya selesai juga. Seira berhasil menghabiskan makanannya. Dia juga langsung pintar minum obatnya. Selama minum obat Daren tak hentinya membuat pertunjukkan yang bisa mengalihkan perhatian Seira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomansMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...