***
"
Mami, lihat gambar Seira. Bagus kan mami?" Ujar seorang gadis yang sekarang sudah menginjak usia lima tahun.
Tak terasa sudah lima tahun Shana merawat Seira. Bayi itu sekarang tumbuh menjadi gadis yang cantik nan menggemaskan. Kini hari-hari Shana diwarnai oleh Seira. Jika dia penat bekerja pasti Seira selalu bisa menjadi obat penghibur lelahnya.
"Wah, cantik banget sayang gambaran kamu. Mami kasih nilai seratus untuk Seira karena sudah pintar menggambar." Shana menunjukkan sepuluh jarinya kearah Seira. Gadis kecil itupun melonjak senang.
Sesibuk apapun Shana, dia tetap meluangkan waktunya untuk Seira. Saat ini dia sedang memantau laporan keuangan serta laporan penjualan dari toko kuenya. Kalau dulu dia hanya memiliki satu toko kue dengan satu karyawan, sekarang dia sudah memiliki dua cabang toko kue dan juga cofeeshop.
Dia sangat bersyukur karena banyak orang yang menyukai kue yang ia buat berdasarkan resep sendiri. dia selalu mengutamakan kualitas dan orisinalitas dalam membuat sebuah produk.
Sepertinya kehadiran Seira merupakan rezeki untuknya. Selama ada Seira dia tak merasa terbebani sama sekali. dia menganggap Seira adalah anugerah terindah dari Tuhan untuknya.
"Mami, karena Seira pintar, boleh tidak Seira minta hadiah?" Tanya Seira dengan puppy eyesnya. Hal itu membuat Shana tak mampu menolak permintaan putri kecilnya itu.
"Tentu saja sayang, Seira mau apa memangnya?" Tanya Shana yang membuat mata Seira berbinar. Sepertinya putrinya itu sudah menyiapkan sebuah rencana.
"Seira ingin bermain salju Mami. Seira lihat di televisi ada salju putih dan cantik. Seira ingin kesana." Jelas Seira kepada Maminya. Sepertinya Shana tahu Seira menonton apa hingga membuatnya suka bermain salju. Dia pasti kemarin menonton film frozen.
"Oke. Besok Mami akan ajak kamu kesana ya sayang. Terus kita ajak kakak Kin dan Ken. Mereka pasti juga suka." Mendengar jawaban Shana, gadis kecil itupun bersorak kegirangan.
"Yeayy..Thanks Mami. I love you so much." Ujar Seira lalu memberikan kecupan bertubi di wajah Shana. Perempuan itupun tersenyum senang melihat putrinya tertawa bahagia seperti itu.
"Iya sayang, yaudah sana kamu tidur ya sama Nini. Mami mau lanjut kerja dulu." Seira mengangguk mengerti mendengar perintah ibunya. Gadis itu berlari menghampiri bi Murni yang sedang melipat baju Seira.
Ya, bi Murni masih bekerja dengan Shana sampai sekarang. adanya bi Murni sangat membantu Seira. Beliau sudah dianggap nenek sendiri oleh Seira. Tapi Shana sering kasihan karena bi Murni sering sakit-sakitan sekarang. mungkin karena sudah lima tahunan dia bekerja dan menjadi tulang punggung bagi keluarganya.
Shana juga lebih sering mengurus Seira sendiri sekarang. dia tak ingin membiarkan Bi Murni bekerja terlalu berat. tetapi memang bi Murni saja yang kekeuh ingin membantu Shana. Dia bilang kalau tak ingin makan gaji buta. Jadi ketika tidak menjaga Seira, bi Murni lebih memilih mengurus pekerjaan rumah.
"Halo Kak Visha, besok Seira mengajak main salju. Aku rencana ingin mengajak ke mall yang ada tempat main saljunya. Gimana kalau kita playdate kesana? Kakak lagi sibuk gak?" tanya Shana melalui panggilan telepon. Dia langsung menelepon kakaknya karena takut kelupaan besok. Dia tak ingin mengecewakan Seira.
"Wah boleh banget Shan. Oke, besok siangan aja ya. Soalnya kan anak-anak masih sekolah kalo pagi." Jelas Visha yang mendapat persetujuan oleh Shana. Akhirnya tanpa lama rencana itupun langsung deal.
Shana kembali fokus pada pekerjaannya. Dia berniat untuk merampungkan pekerjaannya sekaligus agar besok dia bisa puas seharian bermain dengan Seira tanpa memikirkan pekerjaan.
***
THANKS FOR READING GAISS :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomansMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...