***
Shana terbangun dari tidurnya karena suara notifikasi di ponselnya yang silih berganti masuk. Entah apa yang terjadi sehingga mereka mengiriminya begitu banyak pesan. Dia masih terlalu malas untuk bangun."Mami, di luar banyak orang." Ucapan Seira tersebut sontak membuat Shana langsung terbangun. Kepalanya terasa berdenyut karena dia bangun dengan rasa terkejut.
"Siapa Seira?" tanya Shana dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
"Tidak tahu mami. Tapi mereka membawa kamera." Jelas gadis kecil itu dengan polosnya.
Shana tak tahu apa yang sedang terjadi di luar sana. dia berjalan perlahan ke pintu masuk dan mengintipnya melalui jendela di samping pintu. Dia terkejut begitu melihat banyak wartawan berjajar di depan rumahnya.
Shana kembali ke kamarnya dan langsung mengecek ponselnya. Ternyata notifikasi pesan itu adalah dari teman-teman terdekatnya. Mereka mengiriminya sebuah artikel yang berisi berita tentang dirinya dan Shawn.
Mira sudah menelponnya berulangkali tapi sayangnya dia tak mendengar panggilan itu. begitupun dengan Shawn. dia juga menelponnya berkali-kali. Shana terkejut bukan main melihat artikel yang dibuat sangat dramatis seperti itu.
'Shawn Narendra, artis dan model pendatang baru yang sedang naik daun diduga sudah memiliki keluarga kecil yang bahagia.'
'Shawn Narendra terciduk sedang berkencan dengan janda anak satu.'
'Model terkenal Shawn Narendra bertamasya dengan keluarga kecil yang tak pernah di publikasinya.'
Kurang lebih begitulah judul-judul artikel yang muncul di berbagai media. Baik itu media sosial maupun media massa lainnya. dia tak menduga beritanya tersebar begitu cepat. Dan foto-foto itu pasti mereka dapatkan secara diam-diam ketika bepergian kemarin.
Shawn kembali menghubunginya. Shana langsung mengangkat panggilan telepon itu.
"Ha.."
Belum juga Shana sempat bicara, Lelaki itu sudah lebih dulu menyelanya, "Shana, maaf kamu harus terlibat masalah ini. aku harap kamu tetap dirumah untuk beberapa saat. Aku akan segera membereskan semuanya." Ujar Shawn dengan nada cemasnya.
"Shawn, aku baik-baik saja. kamu tenanglah. aku akan mengikuti perkataanmu. Aku tidak akan keluar rumah." Shana mencoba untuk menenangkan Shawn yang sedang panik disana.
Pasti dia merasa bersalah pada Shana, karena dia menimbulkan masalah ini bagi perempuan itu. apalagi Shana tak seharusnya terlibat masalah seperti ini.
"Shawn, listen to me. Jangan panik ya. Aku yakin kamu bisa menyelesaikan ini. kamu hanya perlu jujur. Toh kita juga tidak berbuat salah apapun. Berita itu hanyalah asumsi mereka saja, mereka sama sekali tak tahu kebenarannya. Aku tidak keberatan jika keluar dan menjelaskan pada mereka." Shana berusaha bersikap tenang. Dia tahu jika Shawn panik maka dia tak akan menemukan jalan keluarnya. Jadi cara terbaik adalah memintanya untuk tenang terlebih dahulu.
"Baiklah, aku hanya merasa tidak enak karena menimbulkan masalah untukmu." Jujurnya pada Shana.
"It's okey. Don't worry about me Shawn. jika kamu mengizinkan aku akan keluar dan berbicara dengan mereka." Shana berusaha untuk meminta izin Shawn dan berbicara dengan media massa itu.
"Kamu tidak keberatan?" tanya Shawn khawatir.
"Sama sekali tidak. Aku hanya perlu mengatakan kebenarannya. Dan jika mereka sudah terlalu mengganggu aku bisa memanggil satpam dan mengusir mereka." jelas Shana dengan beraninnya.
"Baiklah.Jika ada apa-apa langsung telepon aku ya?." Shana hanya berdehem sebagai jawaban.
Perempuan itupun ke kamar mandi terlebih dahulu untuk membereskan penampilannya. Tidak mungkin dia keluar hanya mengenakan piama dann juga wajah yang masih berantakan.
"Seira, kamu di dalam saja ya. Kamu bisa bermain barbie atau nonton nusa dan rara saja. tunggu sampai mami kembali ya?" Seira mengangguk patuh mendengar ucapan dari ibunya itu.
Shana sebenarnya juga tak yakin bisa menghadapi wartawan itu, tapi dia harus berani menegakkan kebenaran. Itu semua demi nama baiknya. Juga nama baik Seira.
Perempuan itu menghela napasnya panjang sebelum keluar dari sana. dia harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar bisa menghadapi mereka.
"Mbak Shana, bagaimana tanggapan anda tentang pemberitaan yang ada?"
"Apakah benar mbak Shana dan Shawn Narendra sudah menikah dan punya anak?"
"Apakah hubungan mbak Shana dan Shawn sudah berjalan lama?"
Pertanyaan itu datang silih berganti sampai membuat Shana pusing dibuatnya. Padahal Shana baru saja keluar dan belum mengatakan sepatah kata apapun.
"Bisa tenang dulu? Tanya satu persatu. Saya akan bicara jika kalian bersikap sopan." Ujar Shana tegas.
Mereka akhirnya menuruti perkataan Shana. mereka bertanya satu-persatu bergantian.
"Jadi, sebenarnya apa hubungan mbak Shana dengan Mas Shawn?" tanya salah satu wartawan yang disimak oleh wartawan lainnya.
"Baik, saya akan jelaskan disini. Saya dan Shawn itu adalah sahabat sedari kecil. kita hanya berhubungan sebatas sahabat tidak lebih. Kemarin kami hanya jalan-jalan biasa, nothing special about us. Dan anak itu adalah anak saya." Shana menjelaskan dengan lugas tanpa keraguan sedikitpun.
"Apakah mbak Shana sudah memiliki keluarga sendiri? itu anak kandung mbak Shana dengan pria lain?" Tanya wartawan lainnya.
Pertanyaanya sungguh melenceng dari konteks yang sedang mereka bicarakan. Kenapa tiba-tiba mereka membahas masalah anak padahal disini yang jadi sorotan seharusnya hubungan Shana dan juga Shawn.
"Masalah itu urusan pribadi saya. kalian hanya butuh informasi tentang saya dan Shawn. jadi jangan mempertanyakan hal yang privasi." Tolak Shana dengan tegasnya.
"Loh, gak papa mbak biar jelas sekalian. Jangan ditutup-tutupi. Atau jangan-jangan itu anak diluar nikah ya? Lagipula saya lihat suami mbak tidak ada di dalam." Salah satu wartawan mulai julid. Hal itu yang membuat Shana mulai kesal.
"Iya mbak, jelaskan saja mbak." yang lainnya mulai memprovokasi dan membuat Shana tak tahu harus bagaimana.
"Saya tidak mau. Itu hak saya, kalian tidak berhak menanyakan hal pribadi itu." tolak Shana lagi dengan nada sedikit tinggi.
"Jika mbak tidak menjelaskan, akan muncul berita lainnya yang lebih buruk dari ini. mungkin kami akan menemukan fakta dari pihak lain."
"dia pasti takut ketahuan. Dia tak mengakui kalau dia punya suami." Mereka kembali melontarkan kata-kata jahat itu kepada Shana.
Perempuan itu sudah mulai naik darah. Dia mengepalkan kedua tangannya kuat. dia berusaha untuk menahan emosinya.
"Saya suaminya." Ujar seorang lelaki yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Shana. tak hanya Para wartawan yang terkejut, tapi Shana pun tak kalah terkejutnya melihat kehadiran lelaki itu.
***
Terimakasih sudah membacaa :)
Jangan lupa vote dan komentranya biar aku semangat update cerita :)
See u to the next part ==>
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomantikMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...