***
S
eperti yang sudah ia rencanakan. Sore itu Shana bersiap untuk mengajak Seira ke rumah Bang Shaka. Dia ingin menitipkan putrinya disana agar ia bisa bebas mengobrol dengan Shawn. dia akan menceritakan semuanya pada lelaki itu karena di sudah percaya kepadanya.
Untung saja setelah bangun tidur Seira tidak mengungkit lagi masalah Daren. Dia langsung ceria lagi dan bermain sesukanya. Dia juga gembira ketika dia mengatakan ingin mengajaknya ke rumah si kembar. Mungkin mereka juga akan menginap disana, jadi Shana menyiapkan seragam Seira juga agar besok bisa langsung berangkat sekolah dari sana.
Ketika sedang mengemasi barangnya, terdengar suara bel berdentang. Shana bergegas ke depan dan membuka pintunya. Dia begitu terkejut ketika melihat siapa yang datang.
"Ada apa ya?" tanya Shana bingung. Dia bahkan sampai tak menawari mereka masuk karena saking terkejutnya dengan kehadiran mereka.
"Shan, maaf kalau aku mengganggumu. Aku kesini ingin mengantarkan mama, dia ingin meminta maaf padamu." Ujar seorang lelaki yang tak lain dan tak bukan adalah om dokter kesayangan Seira.
"Shana, tante minta maaf kemarin berkata seperti itu kepadamu, juga kepada Seira. Maaf karena telah mengatakan hal buruk kepada kalian." ujar bu Wisa dengan raut wajah menyesalnya.
Shana tak tahu lagi harus bagaimana. Dia tak tahu apa yang dilakukan Daren hingga Mamanya bisa langsung minta maaf kepadanya seperti itu. dia tak tahu apakah yang dikatakan oleh bu Wisa tulus atau tidak.
"Saya sudah memaafkan." Ujarnya singkat dan datar.
Jujur saja, bagi Shana memaafkan itu hal yang mudah, tapi tidak untuk melupakannya. Terlalu sakit untuk diingat tapi terlalu sakit juga untuk mengabaikannya begitu saja.
"Sebagai tanda permintamaafan tante, Besok kita makan siang bareng lagi ya. Tante ingin mengundangmu lagi makan siang di rumah." ujar bu Wisa dengan senyum simpul di wajahnya. Shana terlihat bingung dengan tawaran tersebut.
"Shan, please, mau ya? Papa juga udah kangen sama Seira. Let's fix it Shan." Daren mencoba membujuk Shana agar mau.
Di tengah rasa bingungnya, Seira tiba-tiba saja keluar. mungkin gadis kecil itu bingung mencari Maminya yang terlalu lama di luar. Gadis kecil itu langsung berlari gembira ketika melihat Daren.
"Om doktr! Yeay, om dokter main ke rumah Seira." Ujarnya senang.
Daren langsung mengambil kesempatan itu untuk menawarkan hal tadi pada Seira. Dia memberitahu Seira bahwa besok siang akan main ke rumahnya lagi dan bermain dengan ikan-ikan bersama Papanya.
"Mau! Boleh ya Mi Besok kita kesana?" Pinta Seira dengan wajah memohon.
"Baiklah." Jawabnya singkat.
Seperti biasa Shana tak bisa menolak permintaan putrinya. dia mengiyakan saja tawaran itu tapi tak tahu besok akan berangkat atau tidak. Shana tak mau berharap lebih lagi. cukup kemarin dia jadikan pelajaran.
"Yeay, terimakasih Shan." Ujar Daren dengan raut wajah bahagianya.
"kalau begitu kami pamit dulu." Ujar bu Wisa yang seakan sudah tak betah lagi disana. Shana bisa melihat senyumnya seperti dipaksakan. Shana hanya merespon dengan anggukan pelan.
"Seira, besok kita ketemu lagi ya. Om dokter pulang dulu." Pamit Daren pada Seira.
" Iya om dokter, Hati-hati yaa." Ujarnya dengan wajah ramahnya. Sangat berbeda dengan tadi ketika dia bersama Shawn.
"See you tommorow Shan, aku akan jemput kalian." ujarnya yang langsung ditolak oleh Shana.
"Tidak perlu. Aku akan berangkat sendiri kesana." Daren pun menyetujuinya saja. dia tak ingin membuat Shana semakin badmood nantinya.
Selepas mereka pergi, Shana langsung membereskan semuanya dan pergi ke rumah abangnya. Dia tak bisa fokus dan selalu terpikirkan dengan tawaran makan siang itu. dia masih tak percaya jika bu Wisa bisa berubah sedrastis itu. apalagi langsung meminta maaf padanya.
"Shan, kenapa sih ngelamun gitu?" Tanya kak Visha pada adik iparnya. Sejak dia datang tadi, Shana terlihat murung dan tatapannya kosong seperti memikirkan sesuatu.
"Tidak apa mbak. oh ya, nitip Seira ya mbak, mungkin aku nanti pulang malam." Ujar Shana.
Dia langsung menceritakan tentang Shawn, teman masa kecil yang baru ia temui. Tentu Visha juga merasa bahagia mendengarnya. mungkin saja teman masa kecil Shana itu datang di waktu yang tepat.
Akhirnya selepas isya, Shawn datang menjemput Shana di rumah Shaka. Dia bertemu dan berbincang dengan bang Shaka. Sudah lama juga mereka tak berjumpa dan langsung melepas kangennya.
"Izin ajak Shana keluar dulu ya bang." Ujar Shawn dengan sopannya.
"Iya, hati-hati. jangan malem-malem pulangnya ya." Nasihat Shaka pada Shawn sebelum mereka pergi.
"Siap! Kalo gitu besok subuh aja balikinnya." Canda Shawn membuat Shaka menjitak kepala Shawn keras, membuat lelaki itu meringis kesakitan.
"Canda doang bang." Ujarnya sembari terkikik geli.
"Udah ayok, keburu Seira liat nanti." Ajak Shana pada Shawn. mereka pun langsung berangkat ke Kafe yang memang sudah mereka rencanakan.
***
Thanks for reading guys :)
Don't forget to vote and comment yaa
Let's go to the next part ==>
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomanceMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...