6. Ketahuan

3.9K 230 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Nih, kamu harus pastikan suhunya suam-suam kuku ya. Sebelum kamu mandikan kamu harus cek suhunya dulu. Baru setelah pas kamu bisa memandikan bayinya. Pelan-pelan dan lembut seperti ini." Jelas Visha kepada Shana.

Pagi hari mereka diawali dengan pelajaran memandikan bayi. Tentu saja itu part tersulit dari segala kerempongan ibu-ibu ketika mengurus anak. Tapi Visha mengajari adik iparnya itu dengan telaten.

"gak perlu lama-lama ya, nanti takutnya kedinginan. Setelah itu kamu keringkan pakai handuk dan pakai kan minyak biar tubuhnya hangat. Dan terakhir pakaikan bajunya." Ujar Visha sembari merampungkan prosesi terakhir dengan memakaikan baju pada Seira.

Sekarang bayi mungil itu sudah wangi dan segar setelah mandi. Shana mencatat pelajaran itu ke dalam otaknya dan mencoba untuk meresapinya. Besok dia harus bisa melakukannya sendiri setelah diajari oleh Visha.

"Nah sekarang tugas kamu mandiin Kinan sama Kenan. Tuh mereka masih asik main."

Tunjuk Visha kepada kedua anak kembarnya yang usianya sudah satu tahun. tentu saja lebih mudah memandikan bayi satu tahun dibandingkan bayi yang baru lahir. otot mereka sudah lebih siap daribada newborn baby.

Shana pun mengangguk setuju. Ini bukan kali pertamanya ia memandikan keponakan kembarnya itu. sebelumnya ia pernah membantu Visha juga memandikan Kinan dan Kenan tapi hanya sekali dan merasa kapok karena dia jadi ikutan basah akibat mereka jahil dengan mencipratkan air kepadanya. Tapi sekarang dia sudah lebih siap untuk menghadapi hal itu kembali.

"Kenan, Kinan ayo mandi sama Te Shan."ajak Shana dengan nada gembiranya. Dia menghampiri kedua bayi menggemaskan itu dan menggendongnya sekaligus. Tak lupa dia membawa mainan agar mereka tak rewel saat mandi.

Ya, seperti dugaan Shana. Dia pasti akan ikut basah jika memandikan keponakan kembar yang menggemaskan itu. dia sudah tak kaget lagi. setelah selesai memakaian pakaian pada keduanya dia pun meninggalkan mereka untuk mandi.

Shana kembali mendapatkan pelajaran dari kakak iparnya. Bagaimana cara menenangkan bayi saat rewel, memberi tips agar bayi tidak mudah sakit, jadwal imunisasi dan masih banyak lagi. sepertinya sehari saja tak cukup jika belajar ilmu parenting.

Ketika sedang asyik mengobrol bel rumah terdengar. Shana pun berinisiatif untuk membukakan pintu. Shana berjalan santai ke depan tanpa ada rasa curiga sama sekali. dia berpikir itu hanya tukang paket atau tetangga.

"Surprise!" teriak seseorang ketika pintu itu dibuka.

Betapa terkejutnya Shana melihat siapa yang berdiri di hadapannya sekarang ini. seseorang yang sama sekali belum siap ia temui. Sama halnya dengan Shana lelaki itu juga terkejut.

"Loh kok kamu. Istriku mana?"tanya Shaka, abang dari Shana. Dia nampak kecewa karena gagal memberikan kejutan pada sang istri.

"Kak Visha di dalam. Abang kok udah pulang? kenapa gak ngabarin dulu?" tanya Shana beruntun.

Abangnya itu seperti tak mempedulikan ocehan Shana. Dia langsung masuk dan hendak menemui Istrii dan anak-anaknya. Memang jika ldr dengan keluarga kecilnya itu sulit. Setiap menit dan detiknya yang ia pikirkan hanyalah mereka. Shaka sudah merindukan mereka dan tak sabar ingin bertemu.

Tapi Shana menahan tangan abangnya itu. dia belum siap menjelaskan tentang Seira. Ini terlalu tiba-tiba dan dia belum menyiapkan mentalnya.

"abang mending makan dulu deh. aku buatin kopi ya." Bujuk Shana pada abangnya. Namun Shaka tak memperdulikannya. Dia tetap berjalan menuju kamar mereka.

"No, Shan. All I need is my wife and my twins." Ucapnya sembari terus melangkah cepat menuju mereka.

Shana hanya bisa pasrah saja di belakang abangnya. Dia harus siap dengan omelan abangnya nanti. Apapun yang terjadi Shana akan menerimanya dengan lapang dada.

"Sayang, I'm home." Teriak Shaka ketika sudah melihat istri dan anak-anaknya. Mereka berpelukan dan melepaskan kerinduan mereka. sepertinya abangnya itu belum menyadari jika ada yang aneh disana.

Visha menatap adik iparnya menenangkan. Dia juga terkejut dengan kedatangan suaminya yang tak terduga. Suaminya itu bilang akan pulang dua hari lagi karena ada tambahan kerja katanya tapi ternyata itu semua hanya kebohongan agar dia bisa memberi kejutan.

"Eum wait, sayang bukannya anak kita Cuma 2 kan ya? Terakhir kali seingatku ya kamu memang melahirkan dua anak kembar. Tapi kok ini ada bayi lagi? kamu lahiran lagi?" tanya Shaka dengan polosnya. Dia kebingungan melihat ada bayi yang tidur di ranjang mereka bersamaan dengan kedua anak kembarnya.

"Ini anak siapa sayang? Dua anak aja udah puyeng nih nambah atu lagi." ujar Shaka lagi.

Shana sudah panik sedangkan Visha berusaha untuk tetap tenang dan mencoba menjelaskan kepada suaminya itu. mereka pun akhirnya memutuskan untuk keluar terlebih dahulu untuk berbicara.

"Sayang, aku akan menjelaskan kepada kamu tapi tolong kamu jangan marah ya. Kamu harus tetap tenang. Oke? Janji ya?" Bujuk Visha terlebih dahulu dengan nada lembutnya. Dia berusaha sebaik mungkin membuat suasana hati suaminya itu baik. Shaka mengangguk pelan menyetujui ucapan istrinya. setelah itu barulah Visha menjelaskan semuanya.

"APA?! BAGAIMANA BISA?" Suara Shaka tampak meninggi dan wajahnya cukup menggambarkan kalau dia sedang marah. Shana hanya bisa menunduk dalam mendengar hal itu.

"Mas, tenang. Kan udah janji tadi gak pake marah." Ujar Visha mengingatkan.

"Gimana aku bisa tenang Sayang, ini udah masalah serius loh. Gimana bisa dia janji kek gitu. Apalagi ngurus bayi itu gak gampang. dia juga gak punya pengalaman ngurus bayi. Lagipula kenapa dia gak balikin aja ke keluarganya. Biar aja keluarganya tahu kelakuan anaknya itu." gerutu Shaka dengan kesalnya.

"Shana, abang minta kamu kembalikan anak itu kepada orangtuanya. selama orangtua bayi itu masih hidup kamu harus mengembalikannya apapun yang akan terjadi nantinya." Ujar Shaka tegas.

"gak bisa dong bang. Aku udah janji loh sama dia. kasihan dia nanti diusir oleh keluarganya." Shana mencoba membuka suaranya dengan nada gemetar.

"Abang gak mau tahu ya Shan. Kembalikan bayi itu atau aku akan laporkan pada Bapak Ibu." ancamnya membuat Shana menangis.

Perdebatan itu belum usai tapi Shaka memilih untuk pergi sedangkan Shana semakin bingung akan berbuat apa. abangnya jelas-jelas tak setuju dengan keputusannya merawat Seira tapi disisi lain dia juga tak bisa mengembalikan Seira begitu saja. dia merasa kasihan kalau nantinya Sarah diusir oleh keluarganya.

"Kamu tenang ya Shan, Aku akan bicara lagi sama Abangmu. Biarkan dia tenang dulu ya. Dia hanya sedang dikuasai emosi." Ujar Visha menenangkan. Shana mengangguk pelan sembari mengusap air matanya.

***

Heyoo... Terimakasih sudah membacaa

Jangan lupa vote dan komennya yaa

Have a great day !

See u to the next part ==>

Unexpected Child ( Terbit ✅️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang