***
Ekspektasi Shana untuk beristirahat di rumah ternyata tidak terealisasi. Faktanya dia sibuk membereskan rumahnya karena tiga hari ditinggal menginap di rumah sakit. apalagi Bi Murni juga sedang pulang kampung yang membuat Shana harus mengerjakan semuanya seorang diri.
Untung saja Seira sedang tidak rewel. Shana membiarkan Seira menonton film frozen kesukaannya. Film yang mungkin sudah dia tonton puluhan kali tapi dia tak pernah bosan melihatnya.
Perempuan itu menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tengah. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang. Ternyata dia sudah bekerja begitu lama. Perutnya keroncongan tetapi Shana terlalu malas untuk memasak. Dia pun memesan berinisiatif untuk memesan makanan saja daripada harus repot memasak.
Shana mencoba mengingat-ingat dimana ia meletakkan ponselnya. Terakhir kali dia meletakkan ponselnya di meja nakas kamar tidur. Tanpa lama dia pun beranjak dari posisi nyamannya dan bergegas menuju kamar.
Shana menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Seira sedang mengobrol dengan seseorang. Perempuan itu penasaran dengan siapa Seira berbicara karena dia di kamar sendirian menonton film. Shana perlahan membuka kamarnya dan mendapati Seira berbicara melalui ponselnya.
Shana mendekat kearah Seira yang tak menyadari kehadirannya. Gadis kecil itu tertawa kecil dengan orang yang ada di ponsel. Ketika melihat kearah ponselnya ternyata Seira tengah berbicara dengan Danendra. Betapa terkejutnya ia ketika melihat wajah tampan dokter itu terpampang disana.
Ibu dari Seira itu langsung merebut ponsel dari tangan putrinya. dia meminta maaf pada Darendra sebelum mematikan panggilan video itu. Seira pun marah karena Shana merebut ponselnya begitu saja.
"Mami kenapa sih? Kan Seira lagi ngobrol sama Om Dokter." Rajuk gadis kecil itu pada maminya.
"Seira, kamu kenapa bisa menelpon om dokter? Kalau dia lagi sibuk gimana? Jangan ganggu om dokter Seira." Shana tak sadar mengomeli Seira dengan nada yang agak tinggi hingga membuat wajah Seira takut.
"Maaf mami, Seira Cuma kangen sama om dokter." Ucap Seira dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Shana jadi menyesal karena telah memarahi Seira. Dia beristighfar dalam hati karena lepas kontrol.
"Sayang, maafin mami juga ya udah marah sama kamu. Mami gak bermaksud untuk memarahi Seira, tapi ada satu hal yang perlu Seira tahu ya, om dokter itu punya pekerjaan yang penting, jadi Seira gak bisa sembarangan menelponnya. Kalau Seira mau telpon om dokter, beritahu mami dulu okey?" nasihat Shana dengan suaranya yang melembut.
Setelah mengatakan itu Shana memberi pelukan hangat kepada Seira. Hatinya terasa sakit ketika melihat Seira seperti tadi. padahal Shana sudah berjanji kepada dirinya sendiri kalau dia tidak akan meninggikan suaranya kepada Seira semarah apapun dia.
"Mami mau pesan makanan, Seira mau makan fried chicken?" tanya Shana yang dijawab anggukan semangat oleh Seira.
Shana pun memesan makanan melalui sebuah aplikasi. Dia memesan ayam geprek untuknya dan fried chicken untuk Seira. Setelah selesai memesan dia mengecek pesan di aplikasi Whatsapp. Disana ada pesan dari Daren.
From : Om dokter
Jangan marahi Seira ya, aku sedang free jadi bisa mengobrol dengan Seira. Dia tak mengganggu sama sekali.
Shana menghela napasnya pelan. Daren telah membuat Seira nyaman dengannya. dia takut Seira akan terus menannyakan keberadaan Daren dan Shana paling tak bisa menolak permintaan putri kecilnya itu.
To : Om Dokter
Oke. Maaf untuk tadi.
Balas Shana sederhana. Dia meletakkan ponselnya kemudian kembali menatap Seira. Dia penasaran bagaimana Seira bisa menghubungi Daren padahal dia belum bisa membaca.
"Seira sayang, kok tadi Seira bisa menelpon om dokter? Bagaimana Seira menemukan nomornya?" Tanya Shana perlahan. Dia berbicara dengan lembut agar Seira tak merasa terintimidasi.
"Tadi Seira buka hp mami lalu Seira cari yang ada foto om dokternya. Ketemu deh." jelas Seira dengan senyum riang di wajahnya.
Benar juga, profile picture milik Daren terpampang jelas wajah tampannya. Seira akan dengan mudah menemukannya. Ternyata putrinya sudah besar sekarang. dia rasa dulu Seira masih bayi mungil yang bisanya minum susu dan menangis kini dia sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang pandai berdebat dengan Maminya.
***
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa vote dan komentarnya yaa
See u to to the next part ==>
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomanceMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...