***
"
Mau kamu apa Sarah? Kenapa kamu berbuat sejauh ini?" tanya Shana frustasi. Dia sudah tak tahan lagi dengan kebodohan yang dilakukan Sarah itu.
Sarah berdecih mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Shana, "Kamu tanya mau aku apa? tentu saja aku mau melihatmu sengsara sepertiku. Aku mau kamu merasakan apa yang aku rasakan Shana."
Shana mengepalkan kedua tangannya erat. Dia tak tahan lagi menghadapi wanita licik sepertinya.
"Kenapa Sarah? Kenapa kamu bertindak segila ini?" Tanya Shana lagi dengan wajah penuh amarah.
"Aku begini karenamu Shana. kamu menghancurkan hidupku. Kamu menghancurkan keluargaku. Kamu tahu Shan, setelah orangtuaku dipenjara, aku tak punya siapa-siapa lagi. aku sendirian menghadapi cercaan dari semua orang. Aku dihina, aku dimaki dan tak ada lagi yang menghormati keluargaku. Semuanya hancur berantakan karenamu." Sarah berujar dengan nada tingginya. Suaranya bergetar karena menahan tangisnya.
"Apa yang terjadi pada keluargamu adalah buah dari perbuatanmu sendiri Sarah. Kamu yang melakukan hal bodoh itu, tapi kamu bertindak seolah-olah tak melakukan apapun. Kamu dan keluargamu itu hanya mementingkan harga diri dan menghalalkan segalanya untuk itu. sekarang kalian menuai apa yang telah kalian tabur sendiri." Shana berujar dengan tegas dan tanpa keraguan sedikitpun. dia berkata sembari menatap tajam kearah Sarah.
"Tidak, itu salahmu. Ini semua salahmu!" teriaknya menggila. Perempuan itu benar-benar kehilangan akal sehatnya.
"Baiklah, jika kamu ingin melampiaskan amarahmu padaku, silahkan. Tapi lepaskan Seira. Biarkan dia pergi. Jangan libatkan dia dengan tindakan bodohmu ini." ujar Shana mencoba bernegosiasi dengan Sarah.
Lagi lagi Sarah menunjukkan smirk-nya. "Dia putriku. Aku yang melahirkannya. Jadi kamu tak bisa melarangku untuk membawanya kemanapun yang aku mau." Sarah berkata dengan wajah yang menakutkan.
"Putrimu? Sejak kapan kamu mengakui Seira sebagai putrimu. Bukannya kamu sendiri ang membuang Seira? Bukannya kamu sendiri yang menolak keberadaanya hah?" cecar Shana dengan lugas.
"Benarkah? Baiklah. Kalau begitu mulai sekarang aku mengakuinya. Dia adalah putriku dan aku akan membawanya pergi bersamaku. Meninggalkan dunia yang kejam ini. hahahaha." Tawa itu terdengar begitu menakutkan. Sarah berjalan mundur perlahan. Mereka seakan tahu apa yang ada di otak Sarah.
"Sarah! Aku mohon. Jangan libatkan Seira dalam masalah ini. dia tak salah apapun Sarah. Tolong lepaskan dia." Shana mulai memohon kepada Sarah dengan penuh ketulusan. Dia benar-benar takut jika Sarah berbuat gila.
"Sarah, serahkan Seira. Jika kamu bertindak seperti ini maka kami akan menjebloskan kamu ke penjara. Biarlah kamu menikmati kebersamaan keluargamu di balik jeruji besi itu." kini Daren membantu untuk bernegosiasi dengan perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Child ( Terbit ✅️)
RomantikMemiliki anak di umur dua puluh empat tahun mungkin menjadi hal wajar bahkan sudah banyak terjadi saat ini. Namun, bagaimana jika anak tersebut bukan anak kandungnya sendiri? Dia harus mengurus dan membesarkan anak yang bukan darah dagingnya sendiri...