02. Amarah📌

1.9K 189 17
                                    

Lima bulan kemudian...

Plakk Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Aera.

"Bukannya gue udah bilang buat jangan kasih tau mama soal balapan semalem, kenapa malah lo kasih tau sih." Ucap Heeseung dengan nada tingginya.

"Maaf, abisnya mama maksa."

"Ya kan lo bisa kasih tau alasan yang lain Aeraaa." Kesal Heeseung.

"Mama gak percaya Hee, gue gerogi dan bingung harus jawab apa." Jawab Aera.

"Gak guna banget sih jadi istri, kalau aja lo gak hamil udah gue ceraiin dari dulu." Ujar Heeseung ia terus memaki-maki sang istri dan langsung pergi tanpa rasa bersalahnya.

Tanpa Aera sadari, ia meneteskan air matanya secara perlahan. Apakah dia harus seperti ini setiap hari? Apakah dia kuat? Aera memegang perutnya yang sudah semakin besar, usia kandungannya kini berusia lima bulan.

"Maafin papa ya sayang, papa gak jahat kok sama bunda, ini memang bunda yang salah." ucap Aera sambil membelai perutnya dengan isakan tangis.

°°°

Di markas kini sudah ada Heeseung, Jungwon dan anak buah lainnya. Heeseung mengambil gelas yang kemudian ia isi dengan bir lalu ia minum. Bukan hanya satu atau dua gelas saja yang diminum, tetapi sekarang sudah hampir sebelas gelas. Jungwon yang melihat itu lantas memberhentikan tindakan Heeseung.

"Hyung stop, lo udah minum banyak banget." Jungwon mengambil gelas dari tangan Heeseung dan melemparnya jauh ke belakang.

"Terserah gue lah, sini balikin." Ucap Heeseung tak sadarkan diri atau mabuk karena efek minuman tadi.

"Gak."

"Tau ah bangsat, gue mau pulang." ucap Heeseung

"Tapi Hyung masih mabuk, gue temenin ya." ucap Jungwon

"Gak, gak usah gue bisa sendiri."

"Tapi hyung-"

"Gue bilang gak usah ya gak usah, minggir lo!!" Setelah Heeseung mengatakan itu tandanya ia serius dan tak boleh ada yang menentang, Jungwon kemudian terdiam tak berkutik.

Heeseung melajukan motornya dengan kecepatan sedang, di tengah perjalanan tiba-tiba ada tiga pemuda yang tengah mengikutinya dari belakang. Pemuda itu terus mengikuti kemana arah perginya Heeseung, ia yang menyadari hal itu langsung menaikkan laju motornya. Heeseung melewati gang kecil yang jarang dilewati oleh orang-orang, namun kesialan kini menimpa dirinya. Ia terjatuh dari motor karena menghindari seekor kucing yang tengah melintas.

BRUKKK

"Akhh sial."

Pemuda itu kini berada dihadapannya menatap dengan pandangan sengit, mereka berjalan mendekati Heeseung yang tengah terpapar kesakitan.

"Lee Heeseung, mau kabur kemana lagi lo." Ucap pemuda berahang tajam.

"Bro, lakukan." Pemuda itu menyuruh kedua temannya untuk memegangi kedua tangan Heeseung, dan ia langsung memukul serta menghajar Heeseung habis-habisan. Satu pukulan kini mendarat di wajah tampan Heeseung, tak hanya satu namun beberapa kali pemuda itu lakukan dengan amarah besarnya.

"Udah Jay, gue takut dia mati nanti." Ucap pemuda berparas Aussie yang kerap di sapa Jake, salah satu teman yang sedang memegangi Heeseung.

"Itu tujuan gue, gue mau habisin dia sekarang juga." Jay semakin menaikkan pukulannya, amarahnya benar-benar tak terkendali

"Ini pembalasan gue Lee Heeseung, gak bakal gue biarin lo hidup bahagia di atas penderitaan gue selama ini." Tegas Jay.

"Sebelum lo mati, gue kasih lo satu permintaan untuk terakhir kalinya." Bisik Jay, ia kemudian melepaskan Heeseung yang kini sudah terkapar lemah tak berdaya.

REVENGE || Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang