32. Sorry📌

650 75 1
                                    

Happy Reading...
⚠️ Just Fiksi...

Kedua pelaku itu adalah Sunghoon dan Ni-ki, bagai dihipnotis, Sunghoon menuangkan banyak bensin ke tubuh Jake bahkan sampai mengenai wajah paripurnanya.

Tak ada kata ampun bagi Ni-ki bahkan sampai Jake terus memohon ia tetap tak menggubris, obsesinya terhadap Aera sudah melebihi batas. Sedangkan Sunghoon, ia tidak tega tapi baginya teman adalah sampah yang harus dimusnahkan. Terlebih dirinya sudah dipengaruhi hal buruk oleh Ni-ki.

"Satu,"

"dua,"

"ti—"

"JAKEEE!!" Teriak Jay saat mengetahui temannya akan dibakar, dengan gesit ia menembak satu kaki Ni-ki hingga dia terjatuh. Jay langsung merampas korek apinya walau ia harus mengorbankan jarinya hingga terluka karena korek yang sudah menyala.

"Akhhhh—" Ni-ki meringkis kesakitan, banyak darah keluar dari tumit kakinya.

"Jake—" Jay langsung membuka ikatan tali pada Jake, lelaki itu bergetar hebat trauma dengan apa yang terjadi.

BUGHHH

Punggung Jay terasa begitu linu saat sebatang besi menimpalnya dengan keras. Walau sakit di kaki menembus hingga ke seluruh tubuhnya tapi Ni-ki masih bisa membalaskan dendamnya ke Jay.

"Baji**ngan!!"

"Ki udah kita balik sekarang, sebelum mereka lapor polisi!" Sunghoon menarik dan memapah Ni-ki meninggalkan kedua sahabat lamanya, dan tanpa Sunghoon ketahui bahwa Jake mengenal jam tangan yang ia kenakan.

"J-jay l-lo gapapa?" bibir Jake masih gemetar untuk berbicara.

"TOLOL, ngapain malem-malem keluar hah? kalau sampai gue tadi gak dateng, lo udah di alam lain Jake!" Jay membuang korek itu jauh-jauh, melemparnya asal lalu meremas baju Jake dengan geram.

Kerah bajunya terangkat saat Jay mencengkeramnya dengan kuat. Bisa dilihat mata Jay mulai berkaca-kaca tapi buliran air matanya masih bisa ia tahan.

"lo kenapa bisa diginiin, siapa mereka??" Jake hanya menggeleng, mulutnya masih terlalu gagu untuk menjelaskan.

"Gue gak mau kehilangan sahabat lagi, udah cukup Heeseung dan Sunghoon yang berkhianat, gue gak bisa bayangin kalau seandainya tadi—" Jay tak bisa melanjutkan kata-katanya, ia membantu Jake untuk berdiri dan memastikan temannya itu baik-baik saja, padahal yang terluka dirinya, jarinya terbakar walau tidak parah tapi rasa nyeri dan perih begitu terasa.

~

Mereka sudah berada di rumah, sembari menunggu Jake membersihkan badan, Jay terlebih dahulu mengobati luka pada jarinya. Waktu juga telah menunjukkan pukul setengah dua dini hari dan tentunya Aera masih tertidur dengan nyenyak.

Jake mengusap usap rambut basahnya dengan handuk kecil yang kemudian ia kalungkan di leher. Melihat Jay terluka karena telah menolongnya membuat Jake merasa bersalah.

"Maaf, gara-gara gue lo jadi begini." Ucap Jake.

"Gak usah merasa bersalah, lain kali hati-hati makanya!" Jake tertunduk, dalam keadaan seperti ini temannya itu masih saja baik dan tidak meminta pertanggungjawaban.

"Lo ada utang, masalah atau apa? Kenapa mereka sampe mau bunuh lo?"

Jake menggeleng, "Gue gak ada masalah sama mereka, tapi—"

"Tapi apa?"

"gue kaya kenal mereka,"

Jay mengangkat satu alisnya ke atas, sedangkan Jake menatapnya dengan serius, "Sunghoon Ni-ki, gue yakin itu mereka."

REVENGE || Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang