16. Makan bareng📌

1.8K 190 73
                                    

Happy Reading><
.
.
.

Kruk kruk kruk

Bunyi keroncongan perut Aera saat dirinya belum makan pagi ini. Perempuan itu bangun terlalu siang sehingga lupa untuk memasak, tidak ada satupun makanan saji di meja. Jay baru saja keluar dari kamar mandi lalu membuka tudung saji yang tak ada isinya, nihil.

"Maaf belum ada sarapan, gue masak dulu." Ucap Aera.

"Jam segini belum masak, udahlah ayo makan di luar aja." Timpal Jay.

"Mau makan di luar? terus nanti Sunghoon gimana?"

"Dia udah pergi dari tadi pagi Ra, kali aja makan di luar."

"Lo sendiri aja deh, biar gue nanti makan hasil masakan gue aja."

"Gak ada penolakan, ikut gue!"

Aera menghembuskan napas pelan, ia hanya bisa pasrah dan menurut saja, jika tidak di turuti mungkin Jay akan marah nantinya dan melakukan hal yang tidak-tidak.

"Sekarang lo mandi dulu!" Jay mendorong Aera dari belakang keluar dapur.

Aera tengah membersihkan dirinya di kamar mandi, sedangkan Jay sudah bersiap dan menunggu di depan rumah. Lelaki itu bercermin pada spion motor untuk merapikan rambutnya. Sesekali ia melirik ke belakang menunggu Aera yang sedari tadi belum kelar.

Rambut hitam kecoklatan tersibak lantaran tiupan angin, dengan di hiasi bandana biru muda. Aera baru saja keluar dari pintu dengan mengenakan pakaian sederhana tapi terkesan indah.

"Ck lama banget, cape gue nunggu sampe lumutan." Gerutu Jay sembari memicingkan salah satu matanya.

"Kan gak ada yang nyuruh lo buat nunggu, lagian bisa ngelakuin hal lain kan tadi?"

"Bawel, cepetan naik!"

"Pakai motor?" Tanya Aera yang melihat Jay sudah menaiki motor sportnya itu.

"Jet pribadi, buta ya mata lo. Udah jelas-jelas gue naik motor ya pakai motor lah."

Jay menuruni motornya lalu memakaikan helm ke kepala Aera, ia membungkukkan tubuhnya memposisikan diri agar sejajar tingginya dengan Aera.

"Eh mau ngapain." Aera menahan napasnya saat wajahnya dengan wajah Jay mendekat. Deruhan napas berhembus di pipi Aera, tak bisa dipungkiri semburat merah di pipi nara muncul. Ia melihat dengan jelas wajah paripurna Jay dengan senyum tipisnya itu.

"Pipi lo merah, kenapa?" Tanya Jay.

BLUSHINGGGG

"G-gapapa, udah ayo keburu laper nih." Ucapnya, ia tersipu malu kala Jay menyadarinya.

Beberapa saat kemudian mereka tiba di tempat makanan pinggir jalan. Jay menghentikan motornya lalu melepas helm dan menengok ke belakang, lelaki itu tercengang dengan usulan Aera.

"Ra, gue ngajak lo makan ke restauran kok lo malah milih tempat ini si?"

"Gak perlu di restauran, di sini juga enak makanannya, murah lagi."

Jay menggelengkan kepalanya, ia merasa tak selera melihat masakan di pinggir jalan itu. Sebelumnya Jay sama sekali belum pernah mencoba makanan di pinggir jalan, terlebih orang tua dia adalah seorang direktur perusahaan.

"Udahlah ayok, coba aja dulu enak kok." Aera menarik tangan Jay lalu mengajaknya untuk duduk di sampingnya. Pria itu hanya bisa pasrah dan menurut saja. Mereka memesan dua porsi Gimbap, sejenis makanan yang terdiri dari nasi yang dibungkus dengan rumput laut.

REVENGE || Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang