33. Mimpi Buruk📌

627 91 4
                                    

Happy Reading...

Gue gak nyangka lo yang ngelakuin hal itu Jake, padahal gue sempet percaya—

Sebuah pesan yang masih Aera lihat, pesan yang tidak dibalas bahkan dibaca pun juga tidak. Sudah dua kali ia dibuat kecewa, mulai dari Heeseung yang tak menganggapnya sebagai istri dan sekarang Jake. Padahal sebenarnya Aera juga merasa nyaman dekat dengan Jake, tapi setelah mengetahui hal itu perasaannya menjadi berubah.

"Udah malem, masuk nanti sakit."

Aera masuk ke dalam dan langsung merebahkan diri di sofa, Ia melihat dari atas hingga bawah penampilan Jay.

"Mau kemana? kok pakai kemeja rapi?"

"Papa nyuruh gue buat ketemuan Ra, lo gapapa kan gue tinggal malam ini?"

"Gapapa udah terbiasa sendiri, urusan kerja, kah?"

"Iya, kayaknya papa mau ngomelin gue karna gak mau urus perusahaan."

"Ooh, bagus sih papa lo tegas." Aera mengacungkan jempolnya.

"Dih, kok bagus?"

"Ya abisnya lo kan udah dewasa, harusnya udah bisa urus perusahaan sendiri. Apalagi lo anak tunggal."

"Besok aja deh kalau udah nikah, males gue."

Aera hanya menggelengkan kepalanya heran, lalu ia membantu Jay memasangkan dasi karena lelaki itu kesusahan.

"Eh?"

"Nah udah, kenapa lo senyum-senyum?" Aera berhasil memergoki raut wajah Jay, sedangkan yang dipergoki menautkan senyum meledek, "Bentukan dasinya jelek, kayak yang bikin."

"Masih mending bisa masangin."

Jay tertawa melihat Aera memanyunkan bibirnya, membuat perempuan itu badmood adalah suatu kesenangannya.

"Pokoknya nanti kalau ada orang dateng tapi bukan gue, jangan dibukain pintu!!”

"SIAP BOSSS."

"Kunci semua pintu, inget pesan gue tadi!!"

"Iya siap, peduli amat bang," Aera menutup mulutnya karena malu.

"Gak usah kepedean sekarang banyak maling, gue gak mau barang berharga gue ilang."

"Barang berharga? gue ya?" Aera tersenyum menahan tawa, ternyata mengerjai Jay juga suatu kesenangan baginya.

Jay tersenyum smirk lalu mengangkat jempolnya dan membalikan nya ke bawah. 👎 "Gak sama skali!"

Mobil telah melaju dan pergi menjauh, Aera menutup pintu lalu menguncinya, ia duduk di sofa sembari menonton acara televisi.

Ia terus mengotak-atik remote, memindah siaran televisi terus menerus karena tidak ada acara yang asik menurutnya.

Lantas ia membuka handphone, dan mempunyai niat untuk menghubungi temannya, video call.

Ia mencari kontak Sunoo dan menelpon lelaki itu, dering nada ponsel bergetar, kurang lebih hampir satu menit tapi Sunoo tak kunjung mengangkatnya.

"Pasti dah molor nih anak." Desis Aera.

Kini ia mengetik nama Ni-ki tapi hanya ia lihat saja, entah kenapa hatinya menjadi takut untuk menelpon lelaki itu, apalagi kemarin ia sempat melihat Ni-ki bersama lelaki yang hampir melecehkan dirinya. Lantas Aera mengurungkan niat untuk menelpon Ni-ki, ia lebih memilih mematikan handphone dan berbaring di sofa sembari menunggu Jay pulang.

Dua jam berlalu, Aera yang tertidur terbangun kan karena panggilan telepon dari Jay, ada tujuh panggilan tak terjawab. Lantas ia langsung menelpon panggilan yang masih berdering itu.

REVENGE || Jay ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang